PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Minggu, 28 September 2014

LADANG TUHAN,LADANG YANG SUDAH MENGUNING



                                                                                                            PD SUNDAY
PETUGAS : MAXI TIMO DAN APRILIA KUSUMANINTYAS
MINGGU, 24 AGUSTUS 2014

Ladang Tuhan, ladang yang sudah menguning
Yohanes 4:1-42


“Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” (Yoh.4:35)
Pada saat Yesus dan murid-muridnya melintasi daerah Samaria, mungkin mereka melihat ladang-ladang disekitar daerah itu. Kemudian murid-murid Yesus mengatakan bahwa empat bulan lagi akan tiba musim untuk menuai, mereka mengatakan itu karena yang dimaksud adalah menuai atau panen secara jasmani. Tetapi apa yang Yesus maksudkan berbeda dengan yang murud-murid maksudkan, maksud Yesus adalah menuai atau panen secara rohani. “..Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.”  Secara jasmani, musim atau waktu untuk menuai masih harus menunggu empat bulan lagi. Secara rohani, Yesus berkata bahwa ladang sudah menguning dan matang , sudah siap untuk dituai atau dipanen saat itu juga. Pekerjaan penuai adalah pekerjaan penginjilan. Menuai menurut KBBI adalah pekerjaan memetik hasil; menjalankan panen; memanen. Yang diamksud menuai disini adalah pekerjaan mengabarkan Injil.
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah…” Kata melihat adalah kata yang secara umum mengungkapkan ihwal mengetahui sesuatu melalui indera mata. Jadi, kata itu tidak hanya menyatakan ihwal membuka mata serta menunjukkannya ke objek tertentu, tetapi juga ihwal mengetahui objek itu. Kata memandang menyatakan perbuatan memperhatikan objek dalam waktu yang agak Iama dan dengan arah yang tetap. Perbuatan itu melibatkan emosi pelakunya. “Lihatlah sekelilingmu” tidak hanya perbuatan melihat yang dilakukan secara sambil lalu dan santai untuk memperoleh gambaran umum tentang keadaan sekeliling yang diamati (tuaian), tapi juga “pandanglah”…dimana seseorang harus membuka mata lebar-lebar, dibutuhkan komitmen dari seorang penuai untuk memberi diri, menyediakan waktu, tenaga, pikiran lebih serta sikap fokus untuk dapat mengetahui atau mempelajari tuaian di sekelilingnya.


Siapakah “ladang-ladang” itu?
Yang dimaksud dengan “ladang-ladang” adalah orang-orang yang ada di sekeliling atau disekitar Yesus yang Yesus temui selama perjalanan dan berpotensi untuk dilayani (diinjili). Jadi “ladang-ladang”  yang dimaksud dalam perumpamaan ini adalah perempuan Samaria yang datang menimba air di sumur Yakub. Tujuan awal perempuan Samaria itu datang adalah untuk menimba air, bukan untuk menemui Yesus, tetapi disitu Yesus menggunakan kesempatan yang ada untuk menginjili perempuan Samaria itu dan perempuan itu percaya. Jadi yang dimaksud dengan “ladang-ladang” adalah orang-orang yang kita temui yang berada di sekeliling atau sekitar kita, dimana kita memiliki kesempatan untuk melayani (menginjili) mereka.
Apa yang dimaksud dengan  ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai” ?
Yoh.4:30..”Maka merekapun pergi keluar kota lalu datang kepada Yesus.” Orang-orang yang mendengar kesaksian perempuan Samaria setelah bertemu dengan Yesus, kemudian merekapun berbondong-bondong pergi menuju kota Sikhar tempat Yesus berada untuk bertemu dengan-Nya dan mereka sudah siap untuk menerima Injil. Jadi yang dimaksud dengan “ladang yang sudah menguning” yaitu mereka yang bukan secara kebetulan datang atau sengaja datang untuk minta dilayani atau diinjili, mereka yang sudah siap untuk menerima Injil.
Yoh.4:39..”Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu,..”   Dalam ayat ini orang-orang yang datang untuk menemui Yesus sudah dilayani dan mereka telah menjadi percaya, inilah yang dimaksud dengan “matang untuk dituai”.
Pekerjaan menabur dan menuai
Yoh.4:28,..Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang disitu: “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?”.
Untuk melayani Tuhan sebagai seorang penabur dan penuai, bagaimana latar belakang kita tidaklah penting, asalkan kita punya komitmen. Lihat latar belakang perempuan Samaria itu, dia orang berdosa, sudah memiliki 5 suami bahkan yang terakhir bersamanya bukan suaminya, dia juga berasal dari Samaria, suku yang dianggap hina. Tapi apa yang dilakukan perempuan Samaria itu? Setelah menjadi percaya, dia pergi ke kota memberitakan kabar tentang Yesus dan membawa orang-orang datang kepada Yesus, bahkan dia sampai melupakan tujuan awal dia datang untuk mengambil air di sumur Yakub. Perempuan Samaria itu juga telah menjalankan perannya sebagai seorang penabur.
 (Ayat 31) Pada saat itu murid-murid mengajak Yesus untuk makan, namun Yesus menolak dengan mengatakan bahwa Ia telah memiliki makanan yang tidak mereka kenal (ayat 32), dan makanan itu adalah melakukan kehendak Allah. Yesus menjadikan pekerjaan-Nya sebagai makanan dan minuman bagi-Nya. Yoh.4:34,..Kata Yesus kepada mereka:”Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaiakan pekerjaan-Nya.” Yesus menegaskan bahwa bagi Dia yang paling utama adalah mengerjakan kehendak Allah Bapa yang mengutus Dia dan melakukan pekerjaan-Nya yaitu menabur dan menuai jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah. Bahkan hal itu dilakukan-Nya pada saat murid-murid-Nya sedang pergi mencari makan, namun Yesus lebih memilih untuk melakukan pekerjaan-Nya yaitu menyelamatkan jiwa-jiwa (menginjili perempuan Samaria).
Yoh.4:36,..”Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.”
Seorang penuai mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, maksudnya bahwa semata-mata tujuan hidupnya tidak hanya untuk memuaskan nafsu secara jasmani (makan), tapi mengerjakan kehendak Allah Bapa menjadi prioritas utama. Ketika murid-murid rela untuk menunda rasa lapar mereka dan memilih untuk melayani orang-orang Samaria yang datang, mereka telah mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal dan saat itu juga mereka telah menerima upahnya karena mereka turut bekerja di ladang. Ada sukacita yang lebih besar saat penuai memprioritaskan kehendak sang pemilik ladang (Allah Bapa sebagai pemilik ladang tuaian), melebihi sukacita duniawi. Pada umumnya pekerjaan sebagai penabur dan penuai adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang berbeda (Yesus dan perempuan Samaria sebagai penabur, murid-murid sebagai penuai), namun mereka dapat menikmati sukacita itu bersama-sama saat musim menuai tiba. Murid-murid sebagai penuai bekerja sama dengan Yesus dan perempuan Samaria sebagai penabur untuk menghasilkan tuaian yaitu orang-orang Samaria yang menjadi percaya. Jadi seorang penabur adalah mereka dipakai Tuhan sebagai alat untuk memulai suatu pelayanan bagi Kerajaan Allah, membuka jalan supaya orang-orang datang kepada Tuhan. Selanjutnya penuai-lah yang akan menyempurnakan pekerjaan dari seorang penabur.
Yoh.4:37-38,.. “Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.”
Arti kata penuai adalah orang yang menuai, alat untuk menuai.  Dalam perumpamaan ini, yang menjadi penuai adalah murid-murid Yesus. Mereka tinggal menuai, memetik hasil tuaian dari apa yang tidak mereka tabur  yaitu orang-orang Samaria yang datang menemui Yesus setelah mendengar kesaksian perempuan Samaria. Perempuan Samaria-lah yang menjadi penabur, karena ia yang memberitakan kabar tentang Yesus dan membawa orang-orang untuk datang kepada Yesus. Yesus-pun telah terlebih dulu melakukan pekerjaan menabur. Saat murid-murid sedang pergi mencari makan, Ia melakukan pekerjaan itu (menabur) terhadap perempuan Samaria, dan hasilnya adalah orang-orang Samaria datang mencari-Nya, itulah ladang yang sudah menguning dan siap untuk dituai. Jadi yang dimaksud penuai ialah orang-orang yang dipilih Allah yang dipakai sebagai alat-Nya untuk memberitakan Injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Menabur secara rohani adalah pekerjaan untuk memberitakan tentang Kerajaan Allah kepada orang-orang yang belum percaya, membawa mereka untuk datang kepada Tuhan.
Musim menabur adalah kesempatan untuk mengabarkan injil, waktu yang sangat penting, tidak boleh disia-siakan dan tidak bisa ditunda-tunda lagi pelaksanaannya. Apa yang terjadi jika penuai menunda-nunda waktu menuai?? Jika ladang gandum yang sudah menguning tidak segera dituai maka gandum tersebut akan berjatuhan dengan sendirinya dan terserak lalu hilang, pada akhirnya burung-burung akan memungutnya. Demikian juga pada saat orang-orang sudah menyiapkan hati untuk mendengar Injil namun tidak segera ditolong, maka mereka akan terhilang dan pada akhirnya menjadi mangsa iblis.
Interprestasi dalam pelayanan di PMK Katharos:
Kita sebagai pelayan-pelayan Tuhan di PMK Katharos (Badan Pengurus, Tim Kerja, Alumni), diberi tugas tidak hanya sebagai penabur, tapi juga sebagai penuai karena kita adalah orang-orang yang telah dipilih Tuhan untuk melayani di PMK Katharos untuk mengabarkan Injil Kristus. Ladang-ladang itu ialah setiap mahasiswa yang kita temui di sekitar kita, baik di kampus ataupun dikos. Sedangkan ladang-ladang yang sudah menguning ialah anggota-anggota PMK Katharos, mereka yang telah siap menerima pengajaran Frman Tuhan dalam setiap ibadah di PMK Katharos.
Salah satu contoh kasus dalam kehidupan di PMK Katharos, banyak mahasiswa yang dulunya aktif mengikuti kegiatan PMK Katharos saat mereka menjadi mahasiswa baru, namun belakangan ini mereka mulai hilang dan tidak pernah lagi mengikuti kegiatan di PMK Katharos. Mungkin letak permasalahan ada pada penuai atau bisa juga pada tuaian. Kita sebagai penuai harus peka terhadap permasalahan yang sedang terjadi pada tuaian. Mungkin mereka punya masalah dimana masalah itu membuat mereka tidak mau lagi datang di kegiatan PMK Katharos (sakit hati, kecewa, perselisihan dengan saudara di Katharos), disini seorang penuai harus peka dan harus bertindak cepat untuk membantu mereka menyelesaikan masalah ini. Apabila kita pelayan Tuhan sebagai penuai menunda-nunda waktu atau malas bekerja, maka masalah itu akan terus berlanjut dan tidak terselesaikaan. Pada saat inilah iblis akan memakai kesempatan itu, yang pada akhirnya akan berbuah menjadi akar kepahitan.

Kesimpulan:
Untuk menjadi seorang penabur, tidaklah penting bagaimana background kita, siapa saja bisa menjadi penabur asalkan dia mau memberikan dirinya untuk memberitakan kabar keselamatan. Sedangkan untuk menjadi seorang penuai, dibutuhkan sebuah komitmen untuk “melihat dan memandang” ladang-ladang disekelilingnya, yaitu jiwa-jiwa yang siap untuk dituai dan dia tidak memusingkan dirinya dengan soal kehidupan duniawi. Masa untuk menuai (memberitakan Injil) tidak bisa ditunda-tunda lagi, kita harus menggunakan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, jangan buang-buang waktu, karena sedikit saja waktu yang terbuang akan diapakai oleh iblis. Persiapkan dirimu dan tuaialah ladang-ladang yang telah menguning!

God Bless U

" Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai."

YOHANES 4: 35
Referensi:
Alkitab
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/490