PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Sabtu, 22 Oktober 2011

kerendahan hati - humility


Kerendahan hati adalah sifat dari seseorang yang tidak sombong atau angkuh, mau menghargai atau menganggap orang lain dan mau mengakui kesalahannya kepada orang lain terutama Allah.
Di dalam Filipi 2 terdapat dua kata, yaitu rendah hati dan rendah diri. Kedua kata ini mempunyai pengertian yang sama. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, rendah diri lebih identik dengan rasa minder atau merasa diri selalu kurang. Sedangkan rendah hati dianggap sebagai suatu sifat atau tindakan yang benar dan terpuji. Namun di dalam Alkitab, kita bisa melihat bahwa rendah hati dan rendah diri dianggap sebagai tindakan yang sama-sama benar dan terpuji. Hal ini dapat di lihat dari apa yang di ajarkan dan di lakukan oleh Tuhan Yesus sendiri (3 & 8).
Salah satu tokoh Alkitab yang juga memiliki sifat rendah hati, adalah Daud. Daud adalah seorang gembala domba yang diurapi Tuhan menjadi raja menggantikan Saul, karena kemurnian hatinya(1 Sam 16:7). Tuhan lebih melihat hatinya daripada hal-hal lahiriah atau duniawi. Di dalam Perjanjian Baru, Kristus sendiri berkata kepada orang Farisi dan hamba-hamba uang, Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah(Luk. 16:15).
Kemurnian hati Daud inilah yang membuat ia bisa menuliskan Mazmur 139, yang meminta Allah sendiri mengenal dirinya, menyelidiki dan mengenal hatinya serta meminta Tuhan melihat apakah jalannya selama ini serong serta tuntunan untuk memimpinnya kepada jalan-Nya yang kekal(Maz 139:24). Kemurnian hati Daud mengakibatkan ia menjadi seorang yang rendah hati.
Seorang pelayan Tuhan yang tidak memiliki kerendahan hati akan menjadi pelayan Tuhan yang arogan dan merasa diri paling benar sehingga sulit ditegur. Kerendahan hati bukan hanya perlu dimiliki seorang pelayan Tuhan, tetapi juga semua orang Kristen yang mengaku percaya kepada Kristus. Kerendahan hati berasal dari Allah dan orang yang rendah hati adalah orang yang memusatkan  kepercayaan atau iman dan kehidupannya hanya pada Allah.
Seorang yang memusatkan iman dan kehidupannya hanya pada Allah, berarti orang yang sadar bahwa dirinya adalah manusia berdosa yang memerlukan Allah dan menempatkan Allah sebagai otoritas utama dalam hidupnya. Tentu saja, orang ini bukanlah orang yang keras kepala  dengan pandangannya sendiri. Sebaliknya ia akan berkata dan bersikap seperti apa yang Daud lakukan, yaitu meminta Tuhan melihat apakah jalan hidupnya serong dan memimpin ke jalan-Nya yang kekal.
 Kerendahan hati dalam iman Kristen meliputi dua hal, yaitu: rela ditegur jika salah dan mau belajar memahami orang lain. Kedua hal ini bersumber dan berpusat pada Allah dan firman-Nya, sehingga kemuliaan hanya bagi nama Allah selama-lamanya.
Alkitab sangat menjunjung sikap rendah hati dan selalu diperingatkan berulang-ulang, karena manusia mudah menjadi sombong ketika dia memperoleh kesuksesan. Kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal 15:33), namun tinggi hati mendahului kehancuran (Amsal 18:12). Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan (Amsal 22:4). Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang (Maz 22:27), dimahkotai dengan keselamatan (Maz 149:4), dan menerima pujian (Amsal 29:23). Sebab itu umat Tuhan dianjurkan agar mencari kerendahan hati sehingga dilindungi dari kemurkaan Tuhan (Zefanya 2:3) dan mengenakan kerendahan hati ( Kol 3:12). Hendaklah kamu selalu rendah hati (Efesus 4:2, Filipi 2:3).
Allah memanggil kita bersikap rendah hati sebagaimana diteladankan oleh Yesus. Allah tidak menuntut banyak dari kita. Dia hanya menuntut tiga hal yaitu, bersikap adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati (Mikha 6:8). Jika hal itu tidak kita lakukan, maka bukan hanya orang-orang di sekitar yang akan meninggalkan kita, tetapi Allah sendiri juga akan meninggalkan kita.      

Kesimpulan:   
Ada 4 hal yang bisa kita lihat di dalam Alkitab tentang rendah hati, yaitu:
Orang yang rendah hati memiliki kerelaan atau keberanian untuk mengakui kesalahan                          (1 Yoh. 1:9, 1 Kor. 10:24,  Efesus 4:2)
Orang yang rendah hati mau diajar dan belajar (Maz. 25:9)
Orang yang rendah hati, tidak sombong (Yak. 4:6b)
Orang yang rendah hati, tidak mendahulukan kepentingannya sendiri (Filipi 2:3-4)  
.
Air tak bisa mengalir jika berada di tempat yang sama. Air hanya bisa mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah.                                                                                                       Berkat yang akan di berikan Tuhan kepada kita tidak dapat mengalir jika kita berada “di tempat yang sama” dengan Tuhan.                                                                                                           Tetap percaya, setia dan rendah hati maka Tuhan akan menyertai, melindungi, memberkati & mencukupkan kebutuhan kita.”
Kita adalah anak-anak Tuhan yang sama-sama belajar, kita perlu saling mengingatkan karena kita adalah satu.

diambil dari Persekutuan Doa Pmk Katharos Minggu 28 November 2010
oleh : Prima Dewi Noni Salut
Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 09 Oktober 2011

Mengambil Satu Langkah Iman - Taking One Step of Faith

Hakim-Hakim: 6:25-32
Gideon didatangi seorang malaikat Tuhan. Tuhan meminta Gideon untuk maju memimpin bangsa Israel mengalahkan tentara bangsa Midian dan Amalek, jumlahnya bagaikan pasir di tepi pantai. Namun sebelum Gideon melakukan hal tersebut masih ada satu hambatan yang merintangi Tuhan untuk membantu bangsa Israel, yaitu patung dan mezbah penyembahan berhala, Baal, milik orangtua Gideon yang ada di halaman rumah mereka.
Tuhan tidak mau membantu kalau dalam rumah tangga, keluarga kita, masih ada penyembahan berhala. Patung berhala Baal sangat tidak disukai oleh Tuhan. Dalam salah satu hukum Torat disebutkan bahwa jangan ada padamu ilah-ilah lain di hadapanKu.
Tuhan tidak menyukai ada ilah-ilah lain di hadapan hadiratNya. Bila kita menginginkan Tuhan membantu menyelesaikan persoalan yang kita hadapi, maka pertama-tama adalah membuang semua ketergantungan kita pada hal-hal lain kecuali kepada Tuhan saja.
Kepada Gideon Tuhan meminta dia mengambil dua ekor lembu jantan milik ayahnya, satu akan dipakai untuk persembahan dan satu lembu jantan yang lain dipakai untuk meruntuhkan mesbah penyembahan kepada Baal milik ayahnya dan orang Israel, serta menebang tiang berhala dari kayu di samping mesbah.
Sesudah meruntuhkan mezbah dan tiang berhala, Gideon harus mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban menggunakan lembu jantan yang kedua serta menggunakan kayu tiang berhala yang ditebang itu.
Perintah Tuhan ini bukan suatu perintah yang mudah, karena Gideon harus berhadapan dengan ayahnya serta orang Israel. Namun meskipun sangat takut, Gideon mengajak 10 orang temannya dan melakukan perintah Tuhan itu pada malam hari ketika semua orang telah tidur.
Ketika orang-orang kota itu bangun pagi-pagi, tampaklah telah dirobohkan mezbah Baal itu, telah ditebang tiang berhala yang di dekatnya dan telah dikorbankan lembu jantan yang kedua di atas mezbah yang didirikan itu.
Orang Israel menjadi sangat marah dan mereka mencari tahu siapa yang telah berbuat hal tersebut. Mereka mengetahui bahwa Gideon yang telah melakukannya. Mereka datang menghadap ayah Gideon agar ia menyerahkan anaknya agar dihukum mati. berkatalah orang-orang kota itu kepada Yoas, ayah Gideon: "Bawalah anakmu itu ke luar; dia harus mati, karena ia telah merobohkan mezbah Baal dan karena ia telah menebang tiang berhala yang di dekatnya."
Apa yang terjadi, apakah Gideon diserahkan oleh ayahnya?
Justru disinilah mujizat itu terjadi. Ketika kita berani mengambil satu langkah iman kearah penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan, maka Tuhan campur tangan dan mengubah jalan hidup kita. Gideon tidak diserahkan oleh ayahnya untuk dibunuh meskipun ia telah melecehkan dewa yang disembah oleh ayahnya dan orang Israel.
Yoas berdiri di depan orang-orang Israel yang menuntut agar Gideon dihukum mati dan berkata: "Kamu mau berjuang membela Baal? Atau kamu mau menolong dia? Siapa yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Jika Baal itu allah, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang."
Perbuatan Gideon menghancurkan patung Baal telah membawa pertobatan dalam keluarga Gideon. Yoas, ayah Gideon bertobat dan berbalik menyembah Tuhan.
Di dalam setiap masalah hidup kita selalu ada jalan yang dirancangkan Tuhan untuk selain membantu menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi, juga meluruskan hidup kita, keluarga kita, atau orang-orang di sekitar kita. Hanya dibutuhkan satu langkah iman pertama dari kita untuk mengikuti perintah Tuhan, bahkan meskipun langkah iman kita itu dilakukan dengan perasaan penuh ketakutan, tetapi Tuhan mengubah langkah itu menjadi langkah yang besar yang berdampak pada banyak orang. Ketika kita membuat satu langkah kecil kepadaNya, Tuhan mengubah itu menjadi satu langkah besar bagi semua orang.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 02 Oktober 2011

Menyangkal Diri - denying Self


Menyangkal diri pada prinsipnya bukan hanya menyangkut masalah tindakan-tindakan lahiriah yang dianggap tidak bermoral seperti membunuh, berzinah, mencuri dan lain sebagainya, tetapi juga kesediaan untuk mengubah tujuan dan motif hidup.

Sesungguhnya Tuhan tidak pernah memaksa kita. Kita boleh memilih, apakah mau mengiring Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh sampai sepenanggungan dengan Dia, atau hanya mau nikmat di zona kenyamanan kehidupan ini. Dalam hal ini kita mengerti mengapa Paulus menyatakan bahwa ia lebih suka menderita bagi Tuhan ( Filipi 3 : 10 )
Ini hanya bisa dipercakapkan dengan orang-orang yang rela tidak memiliki dirinya sendiri, tetapi sepenuhnya dimiliki Tuhan. Orang-orang yang melakukan segala sesuatunya hanya untuk Tuhan. Orang-orang yang rela kehilangan nyawanya karena Tuhan. Memang kehidupan seperti ini bisa sangat menyakitkan, tetapi kalau kita berani melangkah dan membiasakan diri masuk ke dalamnya, maka kehidupan seperti ini akan menjadi suatu keindahan dan kenikmatan, sampai akhirnya kita tidak dapat memiliki hidup model lain. Kita hanya memiliki model hidup seperti dimiliki oleh sosok Guru dari Nazaret. Setiap kita mendapat kesempatan yang sama untuk mengarungi hidup ini dengan petualangan yang luar biasa bersama dengan Tuhan. Firman-Nya atas seseorang akan membuat ia tidak merasa nyaman lagi hidup di bumi ini.

Ia melihat ketragisan hidup ini, namun tetap bisa menikmati semua berkat yang Tuhan sediakan. Selanjutnya ia makin menghayati apa artinya bahwa dunia ini bukan rumahnya. Dunia ini hanya tempat persinggahan sementara. Inilah yang harus terus-menerus diajarkan kepada jemaat Tuhan, bahwa Tuhan memilih kita untuk meninggalkan dunia ini sama seperti Abraham diperintahkan untuk meninggalkan Ur-Kasdim. Apakah pola hidup ini membuat seorang anak Tuhan nampak tidak wajar? Tuhan tidak mengajarkan kita hidup secara tidak wajar di mata manusia. Kita tetap hidup wajar, dalam pengertian tidak kehilangan “kemanusiaan” kita.

Menjalani hidup seperti manusia lain dalam bekerja mencari nafkah, makan dan minum, menikah, menikmati alam, mengembangkan dan menikmati kreasi seni, menikmati hobi-hobi yang menyukakan hati, berolah raga, berekreasi dan lain sebagainya. Menyangkal diri pada prinsipnya bukan hanya menyangkut masalah tindakan-tindakan lahiriah yang dianggap tidak bermoral seperti membunuh, berzinah, mencuri dan lain sebagainya, tetapi juga kesediaan untuk mengubah tujuan dan motif hidup. Jadi yang paling dipersoalkan bukanlah “buah” semata-mata, tetapi akarnya. Kita mengerti mengapa Paulus berkata bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang I Timotius 6:10 tradisi yang diturunkan nenek moyang kita. Inilah yang ditunjukkan Tuhan Yesus mengenai orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri tetapi tidak kaya di hadapan Tuhan. Filosofi hidupnya adalah, “Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” I Korintus 15:32. Bukankah ini filosofi dunia hari ini? Ungkapan “tidak kaya di hadapan Tuhan” hendaknya menyerukan kita agar kita kaya di dalam Tuhan. Untuk kaya di dalam Tuhan, kita harus mengumpulkan harta di sorga, dengan mulai memiliki motivasi dan tujuan hidup yang benar mulai dari sekarang. Hal ini bukan sekedar membantu pelayanan gereja, terlibat dalam aktivitas gereja dan berbagai kegiatan rohani lain yang kita golongkan melayani Tuhan, tetapi menyangkut seluruh irama hidup setiap hari.

Tuhan Yesus Memberkati.