Hakim-Hakim: 6:25-32
Gideon didatangi seorang malaikat Tuhan. Tuhan meminta Gideon untuk maju memimpin bangsa Israel mengalahkan tentara bangsa Midian dan Amalek, jumlahnya bagaikan pasir di tepi pantai. Namun sebelum Gideon melakukan hal tersebut masih ada satu hambatan yang merintangi Tuhan untuk membantu bangsa Israel, yaitu patung dan mezbah penyembahan berhala, Baal, milik orangtua Gideon yang ada di halaman rumah mereka.
Tuhan tidak mau membantu kalau dalam rumah tangga, keluarga kita, masih ada penyembahan berhala. Patung berhala Baal sangat tidak disukai oleh Tuhan. Dalam salah satu hukum Torat disebutkan bahwa jangan ada padamu ilah-ilah lain di hadapanKu.
Tuhan tidak menyukai ada ilah-ilah lain di hadapan hadiratNya. Bila kita menginginkan Tuhan membantu menyelesaikan persoalan yang kita hadapi, maka pertama-tama adalah membuang semua ketergantungan kita pada hal-hal lain kecuali kepada Tuhan saja.
Kepada Gideon Tuhan meminta dia mengambil dua ekor lembu jantan milik ayahnya, satu akan dipakai untuk persembahan dan satu lembu jantan yang lain dipakai untuk meruntuhkan mesbah penyembahan kepada Baal milik ayahnya dan orang Israel, serta menebang tiang berhala dari kayu di samping mesbah.
Sesudah meruntuhkan mezbah dan tiang berhala, Gideon harus mendirikan mezbah bagi Tuhan dan mempersembahkan korban menggunakan lembu jantan yang kedua serta menggunakan kayu tiang berhala yang ditebang itu.
Perintah Tuhan ini bukan suatu perintah yang mudah, karena Gideon harus berhadapan dengan ayahnya serta orang Israel. Namun meskipun sangat takut, Gideon mengajak 10 orang temannya dan melakukan perintah Tuhan itu pada malam hari ketika semua orang telah tidur.
Ketika orang-orang kota itu bangun pagi-pagi, tampaklah telah dirobohkan mezbah Baal itu, telah ditebang tiang berhala yang di dekatnya dan telah dikorbankan lembu jantan yang kedua di atas mezbah yang didirikan itu.
Orang Israel menjadi sangat marah dan mereka mencari tahu siapa yang telah berbuat hal tersebut. Mereka mengetahui bahwa Gideon yang telah melakukannya. Mereka datang menghadap ayah Gideon agar ia menyerahkan anaknya agar dihukum mati. berkatalah orang-orang kota itu kepada Yoas, ayah Gideon: "Bawalah anakmu itu ke luar; dia harus mati, karena ia telah merobohkan mezbah Baal dan karena ia telah menebang tiang berhala yang di dekatnya."
Apa yang terjadi, apakah Gideon diserahkan oleh ayahnya?
Justru disinilah mujizat itu terjadi. Ketika kita berani mengambil satu langkah iman kearah penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan, maka Tuhan campur tangan dan mengubah jalan hidup kita. Gideon tidak diserahkan oleh ayahnya untuk dibunuh meskipun ia telah melecehkan dewa yang disembah oleh ayahnya dan orang Israel.
Yoas berdiri di depan orang-orang Israel yang menuntut agar Gideon dihukum mati dan berkata: "Kamu mau berjuang membela Baal? Atau kamu mau menolong dia? Siapa yang berjuang membela Baal akan dihukum mati sebelum pagi. Jika Baal itu allah, biarlah ia berjuang membela dirinya sendiri, setelah mezbahnya dirobohkan orang."
Perbuatan Gideon menghancurkan patung Baal telah membawa pertobatan dalam keluarga Gideon. Yoas, ayah Gideon bertobat dan berbalik menyembah Tuhan.
Perbuatan Gideon menghancurkan patung Baal telah membawa pertobatan dalam keluarga Gideon. Yoas, ayah Gideon bertobat dan berbalik menyembah Tuhan.
Di dalam setiap masalah hidup kita selalu ada jalan yang dirancangkan Tuhan untuk selain membantu menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi, juga meluruskan hidup kita, keluarga kita, atau orang-orang di sekitar kita. Hanya dibutuhkan satu langkah iman pertama dari kita untuk mengikuti perintah Tuhan, bahkan meskipun langkah iman kita itu dilakukan dengan perasaan penuh ketakutan, tetapi Tuhan mengubah langkah itu menjadi langkah yang besar yang berdampak pada banyak orang. Ketika kita membuat satu langkah kecil kepadaNya, Tuhan mengubah itu menjadi satu langkah besar bagi semua orang.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar