PERSEKUTUAN DOA SUNDAY
GOD’S WARNING
(Ibrani
12:18-29)
TUJUAN:
Supaya
pelayan Tuhan mengerti tanggung jawab ibadah dan dapat menjaga ibadah yang
berkenan di hadapan-Nya
ANALISA AYAT
& Sebab
kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh
dan api
yang menyala-nyala, kepada kekelaman,
kegelapan
dan angin badai,
& kepada
bunyi
sangkakala dan bunyi suara
yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara
kepada mereka,
NET: For you have not come to something that can
be touched, to a burning fire and darkness and gloom and a whirlwind and the
blast of a trumpet and a voice uttering words such that those who heard begged
to hear no more
BIS: Saudara-saudara
tidak datang menghadapi sesuatu seperti yang dihadapi oleh bangsa Israel
dahulu. Mereka menghadapi sesuatu yang bisa diraba, yaitu Gunung Sinai dengan
apinya yang bernyala-nyala mereka menghadapi kegelapan, kekelaman dan angin
ribut; mereka menghadapi bunyi trompet, dan bunyi suara yang hebat. Ketika
orang-orang Israel mendengar suara itu, mereka meminta dengan sangat supaya
suara itu tidak berbicara lagi kepada mereka.
Referensi silang: Kel. 19:16-22, 20:18-21, Ul. Ul.4:11-12,
5:22-27
Studi
kata:
Gunung yang dapat disentuh: Gunung Sinai, tempat Tuhan menampakkan
diri pada bangsa Israel
Api
yang menyala-nyala, kekelaman, kegelapan, angin badai, dan bunyi sangkakala:
Tanda-tanda
kedatangan Tuhan di gunung Sinai (Kel.19:16-20; 20:18; Ul.4:11-12; Ul.5:22-23)
Bunyi
suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi
berbicara kepada mereka:
Yang
dimaksud dengan bunyi suara itu adalah Allah
yang berbicara.
ü Mengapa
bangsa Israel memohon supaya Allah jangan berbicara kepada mereka?
Jawab:
Karena mereka takut mati ketika Allah berbicara dengan mereka (Kel.20:18-19;
Ul.5:25).
ü Mengapa
mereka berpikir mereka akan mati jika Tuhan berbicara dengan mereka?
Jawab:
Sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: “Bahkan jika binatang pun yang
menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu,” (Ibr.12:20)
Referensi
silang: Kel. 19:12-13
Latar belakang:
Pada
bulan ke-3 setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir --> mereka tiba di
gunung Sinai --> Orang Israel berkemah di depan gunung Sinai --> Musa
naik menghadap Allah dan TUHAN berseru dari gunung itu --> Kel.19:4-6 -->
Musa menyampaikan firman Tuhan kepada para tua-tua bangsa Israel --> Respon
bangsa Israel : Kel.19:8a --> Musa atang kepada Tuhan --> Tuhan berfirman
(Kel.19:9a) --> Musa menyampaikan jawaban bangsa Israel --> Tuhan
berfirman (Kel.19:10-13) --> Bangsa Israel harus menguduskan diri selama hari
pertama dan kedua, dan harus mencuci pakaiannya, karena pada hari ke-3 Tuhan
datang di depan mata seluruh bangsa di gunung Sinai --> Kemudian Musa
diminta untuk membuat tanda di sekeliling gunung itu sebagai batas yang tak
boleh dilewati bangsa itu. Bangsa Israel dilarang mendaki gunung itu, bahkan
mendekatinya. Barangsiapa melewati batasnya akan dihukum mati (dengan cara
dilempari batu atau dipanah sampai mati). Ini berlaku bagi manusia maupun hewan
--> mereka boleh mendaki jika terdengar bunyi sangkakala yang panjang -->
Musa turun dari gunung dan menyampaikan firman Tuhan lagi ke bangsa Israel
--> mereka menguduskan diri, mencuci pakaian dan tidak bersetubuh dengan
perempuan --> Hari ke-3 pada waktu pagi terjadi guruh dan petir, awan tebal
di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras --> bangsa Israel
gemetar ketakutan --> dst....
ü Mengapa
Tuhan menggunakan cara yang begitu mengerikan saat menampakkan diri di gunung
Sinai?
Jawab:
Untuk mencobai bangsa Isreal dan dengan maksud supaya bangsa Israel takut
kepada Tuhan (mentaati Tuhan) supaya jangan berdosa lagi
Perenungan:
Kita tidak datang kepada sesuatu yang lahiriah/dapat
disentuh (seperti gunung Sinai-zaman Musa), melainkan kita datang kepada
sesuatu yang tidak dapat disentuh/tidak kelihatan dengan kaca mata
lahiriah.
Sesuatu yang kita punya dan yang tidak dapat disentuh
adalah jiwa dan roh. Jiwa memang bisa diganggu tetapi tidak dapat disentuh!
Sedangkan roh adalah tempat kita bersekutu dengan Tuhan yang adalah Roh
(membangun persekutuan rohani yaitu dengan masuk ke dalam waktu kekekalan
dimana Tuhan tinggal disitu!). Tuhan itu tidak jauh dari hidup kita, hanya
saja yang memisahkan kita dengan Tuhan adalah segala dosa kita. Tuhan itu
ada di dalam hati (roh), tetapi Dia akan masuk jika dosa keluar/dilepaskan.
Selama dosa ini belum keluar, Tuhan tidak akan masuk.
Mengapa demikian? Karena “terang” tidak dapat bersatu dengan “gelap”; kudus
tidak dapat bersatu dengan sesuatu yang tidak kudus.
Jadi,
lepaskan dosa dulu dan pasti Tuhan akan bersemayam dalam diri!
|
- Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat ‘gemetar."
1. Pemandangan apa yang dilihat oleh Musa?
Jawab:
Bangsa Israel berbuat dosa kepada Tuhan, mereka berlaku busuk dengan membuat
suatu anak lembu tuangan dan menyembahnya (Ul.9:16)
ü 2. Apa
yang membuat Musa sangat takut dan sangat gemetar?
Jawab:
Musa melihat realitas sorgawi 100% sedangkan bangsa Israel tidak melihat semuanya. Musa sangat menyadari dan
merasakan betapa mengerikan Tuhan itu (Dialah api yang menghanguskan), apalagi
saat bangsa Israel membuat berhala yang membuatnya sampai memecahkan dua loh
batu. Murka dan kepanasan amarah yang
ditimpakan Tuhan kepada bangsa Israel dimana Tuhan mau memunahkan mereka dari
dunia ini, menjadi alasan Musa sangat takut dan gemetar.
- & (Ayat 22-24) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Studi kata:
ü Bukit
Sion --> Tempat kediaman Allah, atau untuk umat Allah, yakni umat dimana
Allah berdiam
Ref.Silang:
Maz.132:13-14 Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya,
di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
Ciri-ciri
Bukit Sion (tidak dapat disentuh):
ü Kota
Allah yang hidup
ü Yerusalem
sorgawi dengan beribu-ribu malaikat
ü Suatu
kumpulan yang meriah – kumpulan anak-anak sulung, yang nama-namanya terdaftar
di dalam surga
ü Datang
dengan menghadap Allah, Hakim seluruh umat manusia
ü Menghadap
roh-roh orang benar, yang sudah dijadikan sempurna
ü Menghadap
Tuhan Yesus, pengantara perjanjian baru --> darah yang menyucikan dan lebih
kuat daripada darah Habel (darah yang berteriak-teriak kepada Allah (kej.4:10)
Perenungan:
Ayat
22 mengatakan: “...kamu sudah datang ke Bukit Sion...”.
Pertanyaan
pertama, kapan kita datang, saudaraku?
Ingatlah
bahwa pintu Kerajaan Sorga sudah terbuka lebar bagi mereka yang percaya
kepada Tuhan, karena Kristus sudah membelah tabir Bait Suci menjadi 2. Jadi
pintu Kerajaan Sorga (pintu pertobatan dan pengampunan) sudah terbuka dan
tugas kita hanyalah masuk melewati pintu itu. Ketika kita sudah percaya
kepada Kristus dan melewati pintu tersebut, itu berarti kita sudah datang
ke dalam Kerajaan Sorga!
Pertanyaan
kedua, bagian apanya dari kita yang datang?
Jiwa
dan roh kita yang datang. Jangan datang dengan tubuh, tetapi hati dan
pikiran kita berada “di luar”. Dengan kata lain, kita hanya datang dengan
“ibadah yang dilafalkan”, yaitu mulut-mendekat; bibir-memuliakan; padahal
hatinya menjauh dari Tuhan (Yes. 29:13). Benar-benar hanya sebuah HAFALAN
dan didasarkan karena perintah manusia!
|
- (Ayat 25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?
Ref.silang:
Kel. 20:22 (Dia yang berbicara dari
sorga = Allah yang berbicara dari langit kepada bangsa Israel) --> Dahulu,
sekarang, dan selamanya Allah yang berfirman adalah SAMA
Studi
kata:
· 1.
Tidak luput -->
Semuanya terang (terlihat) di mata Tuhan karena kita ini adalah anak-anak
terang, yang semakin dibersihkan semakin bercahaya.
· 2. Berpaling berarti
pernah melihat, kemudian berpaling. Upah berpaling tersebut adalah tidak luput
(habis/tidak tersisa) --> MAUT.
Perenungan:
Ayat 25 berkata: Jagalah supaya
kamu jangan menolak Dia, yang berfirman...
Siapa yang dijaga? Yaitu diri
sendiri supaya jangan menolak firman (menolak yang diberikan Tuhan berupa
pengertian akan firman Tuhan). Meskipun
cara Tuhan saat mendidik bangsa Israel dan kehidupan dalam PB sangatlah
berbeda, dimana Tuhan berfirman dalam belas kasihan lewat perantara Tuhan
Yesus --> namun hukuman bagi mereka yang menolak atau tidak
mendengar-Nya tetap SAMA.
Dalam PB, Janganlah kita menolak
suara Kristus yang berbicara melalui Injil. Jika malapetaka dahulu menimpa
mereka yang menolak suara Allah di Sinai, betapa lebih besar lagi
malapetaka yang akan menimpa mereka yang menolak atau tidak bersedia
mendengar utusan Allah, Putra-Nya sendiri (Ibr1:2-4). Jadi berjaga-jagalah!
Tuhan sungguh-sungguh serius! Kalau sudah kenal Tuhan dan memberi diri
untuk pelayanan, jangan khianati Tuhan atau coba-coba berpaling! Teruslah
memandang kepada Tuhan meskipun sakit ataupun pahit.
Contoh kasus menolak firman, yaitu
pada saat Tuhan berbicara dengan saudara, namun saudara hanya menyimpan
kabar baik itu untuk diri sendiri dan tidak membagikannya ke saudara yang
lain sehingga kebenaran tidak berbicara.
|
- (Ayat 26-28) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Ref.Silang:
Hagai 2:7 Sebab
beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan
menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;
Perenungan:
Kita yang hidup sekarang
harus sadar bahwa lebih tidak mungkin lagi untuk menyimpang dan hidup
bablas. Tanggung jawab kita lebih berat lagi. Mengapa? Jika dahulu ketika
bangsa Israel tidak taat, firman Tuhan hanya menggoncangkan bumi (gunung
Sinai dan sekitarnya) --> Kel.19:18. Apalagi kita? Tidak hanya bumi
tetapi langit, laut dan darat (seluruh alam semesta) --> merujuk pada
hari penghakiman (2Pet.3:7).
Segala
sesuatu yang lahiriah dimusnahkan sehingga yang tertinggal TETAP adalah
kerajaan yang tidak tergoncangkan. Kerajaan ini akan dianugerahkan oleh
Allah, bukan ciptaan manusia --> Kerajaan Sorga (Bukit Sion), dan justru
kerajaan itulah yang ditawarkan kepada kita untuk diwarisi, asal kita selalu
mengucap syukur atas apa yang dialami dan "beribadah kepada Allah
menurut cara yang berkenan kepadaNya, dengan hormat dan takut." Ibadah
yang berkenan di sini adalah ibadah dalam Roh dan kebenaran. Semakin lama,
semakin dekat dengan Tuhan sampai menjadi satu dengan Tuhan.
-
Takut akan Tuhan berarti
seolah-olah kita berhadapan muka dengan Tuhan, sehingga mau melakukan
apapun kita merasa takut!
-
Hormat: Menghargai keberadaan
Tuhan dalam rohani. Dalam Ibr. 10:19-22, memiliki rasa hormat berarti
berani masuk dalam ruang maha kudus untuk membongkar dosa!
|
- (Ayat 29) Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan
Ref.silang:
Ul.4:24 Sebab TUHAN, Allahmu,
adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.
Studi
kata: Api merupakan bentuk penghakiman yang terakhir (Wahyu 20:10)
KESIMPULAN
Jadi sebagai pelayan Tuhan, kita harus
tahu betul siapa yang kita layani, yaitu Tuhan. Dia tidak hanya pengasih,
tetapi juga Allah yang cemburu, api yang menghanguskan! Ingat, tanggung
jawab ibadah kita! jagala ibadah yang berkenan kepada-Nya! Karena itu
berat.
|