PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Rabu, 15 Juli 2015

God's Warning

PERSEKUTUAN DOA SUNDAY


GOD’S WARNING
(Ibrani 12:18-29)




  
  
  

TUJUAN:
Supaya pelayan Tuhan mengerti tanggung jawab ibadah dan dapat menjaga ibadah yang berkenan di hadapan-Nya

ANALISA AYAT
& Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai,
& kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka,
NET:   For you have not come to something that can be touched, to a burning fire and darkness and gloom and a whirlwind and the blast of a trumpet and a voice uttering words such that those who heard begged to hear no more
BIS:     Saudara-saudara tidak datang menghadapi sesuatu seperti yang dihadapi oleh bangsa Israel dahulu. Mereka menghadapi sesuatu yang bisa diraba, yaitu Gunung Sinai dengan apinya yang bernyala-nyala mereka menghadapi kegelapan, kekelaman dan angin ribut; mereka menghadapi bunyi trompet, dan bunyi suara yang hebat. Ketika orang-orang Israel mendengar suara itu, mereka meminta dengan sangat supaya suara itu tidak berbicara lagi kepada mereka.
Referensi silang: Kel. 19:16-22, 20:18-21, Ul. Ul.4:11-12, 5:22-27
Studi kata:
Gunung yang dapat disentuh:       Gunung Sinai, tempat Tuhan menampakkan diri pada bangsa Israel
Api yang menyala-nyala, kekelaman, kegelapan, angin badai, dan bunyi sangkakala:
Tanda-tanda kedatangan Tuhan di gunung Sinai (Kel.19:16-20; 20:18; Ul.4:11-12; Ul.5:22-23)
Bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka:
Yang dimaksud dengan bunyi suara itu adalah Allah yang berbicara.
ü  Mengapa bangsa Israel memohon supaya Allah jangan berbicara kepada mereka?
Jawab: Karena mereka takut mati ketika Allah berbicara dengan mereka (Kel.20:18-19; Ul.5:25).
ü  Mengapa mereka berpikir mereka akan mati jika Tuhan berbicara dengan mereka?
Jawab: Sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: “Bahkan jika binatang pun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu,” (Ibr.12:20)
Referensi silang: Kel. 19:12-13
Latar belakang:
Pada bulan ke-3 setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir --> mereka tiba di gunung Sinai --> Orang Israel berkemah di depan gunung Sinai --> Musa naik menghadap Allah dan TUHAN berseru dari gunung itu --> Kel.19:4-6 --> Musa menyampaikan firman Tuhan kepada para tua-tua bangsa Israel --> Respon bangsa Israel : Kel.19:8a --> Musa atang kepada Tuhan --> Tuhan berfirman (Kel.19:9a) --> Musa menyampaikan jawaban bangsa Israel --> Tuhan berfirman (Kel.19:10-13) --> Bangsa Israel harus menguduskan diri selama hari pertama dan kedua, dan harus mencuci pakaiannya, karena pada hari ke-3 Tuhan datang di depan mata seluruh bangsa di gunung Sinai --> Kemudian Musa diminta untuk membuat tanda di sekeliling gunung itu sebagai batas yang tak boleh dilewati bangsa itu. Bangsa Israel dilarang mendaki gunung itu, bahkan mendekatinya. Barangsiapa melewati batasnya akan dihukum mati (dengan cara dilempari batu atau dipanah sampai mati). Ini berlaku bagi manusia maupun hewan --> mereka boleh mendaki jika terdengar bunyi sangkakala yang panjang --> Musa turun dari gunung dan menyampaikan firman Tuhan lagi ke bangsa Israel --> mereka menguduskan diri, mencuci pakaian dan tidak bersetubuh dengan perempuan --> Hari ke-3 pada waktu pagi terjadi guruh dan petir, awan tebal di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras --> bangsa Israel gemetar ketakutan --> dst....


ü  Mengapa Tuhan menggunakan cara yang begitu mengerikan saat menampakkan diri di gunung Sinai?
Jawab: Untuk mencobai bangsa Isreal dan dengan maksud supaya bangsa Israel takut kepada Tuhan (mentaati Tuhan) supaya jangan berdosa lagi


Perenungan:
Kita tidak datang kepada sesuatu yang lahiriah/dapat disentuh (seperti gunung Sinai-zaman Musa), melainkan kita datang kepada sesuatu yang tidak dapat disentuh/tidak kelihatan dengan kaca mata lahiriah.
Sesuatu yang kita punya dan yang tidak dapat disentuh adalah jiwa dan roh. Jiwa memang bisa diganggu tetapi tidak dapat disentuh! Sedangkan roh adalah tempat kita bersekutu dengan Tuhan yang adalah Roh (membangun persekutuan rohani yaitu dengan masuk ke dalam waktu kekekalan dimana Tuhan tinggal disitu!). Tuhan itu tidak jauh dari hidup kita, hanya saja yang memisahkan kita dengan Tuhan adalah segala dosa kita. Tuhan itu ada di dalam hati (roh), tetapi Dia akan masuk jika dosa keluar/dilepaskan. Selama dosa ini belum keluar, Tuhan tidak akan masuk. Mengapa demikian? Karena “terang” tidak dapat bersatu dengan “gelap”; kudus tidak dapat bersatu dengan sesuatu yang tidak kudus.
Jadi, lepaskan dosa dulu dan pasti Tuhan akan bersemayam dalam diri!
 
  •  Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat ‘gemetar."
Referensi silang: Ul.9:16, 19

1. Pemandangan apa yang dilihat oleh Musa?
Jawab: Bangsa Israel berbuat dosa kepada Tuhan, mereka berlaku busuk dengan membuat suatu anak lembu tuangan dan menyembahnya (Ul.9:16)
ü        2. Apa yang membuat Musa sangat takut dan sangat gemetar?
Jawab: Musa melihat realitas sorgawi 100% sedangkan bangsa Israel tidak melihat semuanya. Musa sangat menyadari dan merasakan betapa mengerikan Tuhan itu (Dialah api yang menghanguskan), apalagi saat bangsa Israel membuat berhala yang membuatnya sampai memecahkan dua loh batu. Murka dan kepanasan amarah yang ditimpakan Tuhan kepada bangsa Israel dimana Tuhan mau memunahkan mereka dari dunia ini, menjadi alasan Musa sangat takut dan gemetar.

  • & (Ayat 22-24) Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.
Studi kata:
ü        Bukit Sion --> Tempat kediaman Allah, atau untuk umat Allah, yakni umat dimana Allah berdiam
Ref.Silang: Maz.132:13-14 Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
Ciri-ciri Bukit Sion (tidak dapat disentuh):
ü  Kota Allah yang hidup
ü  Yerusalem sorgawi dengan beribu-ribu malaikat
ü  Suatu kumpulan yang meriah – kumpulan anak-anak sulung, yang nama-namanya terdaftar di dalam surga
ü  Datang dengan menghadap Allah, Hakim seluruh umat manusia
ü  Menghadap roh-roh orang benar, yang sudah dijadikan sempurna
ü  Menghadap Tuhan Yesus, pengantara perjanjian baru --> darah yang menyucikan dan lebih kuat daripada darah Habel (darah yang berteriak-teriak kepada Allah (kej.4:10)

Perenungan:
Ayat 22 mengatakan: “...kamu sudah datang ke Bukit Sion...”.
Pertanyaan pertama, kapan kita datang, saudaraku?
Ingatlah bahwa pintu Kerajaan Sorga sudah terbuka lebar bagi mereka yang percaya kepada Tuhan, karena Kristus sudah membelah tabir Bait Suci menjadi 2. Jadi pintu Kerajaan Sorga (pintu pertobatan dan pengampunan) sudah terbuka dan tugas kita hanyalah masuk melewati pintu itu. Ketika kita sudah percaya kepada Kristus dan melewati pintu tersebut, itu berarti kita sudah datang ke dalam Kerajaan Sorga!
Pertanyaan kedua, bagian apanya dari kita yang datang?
Jiwa dan roh kita yang datang. Jangan datang dengan tubuh, tetapi hati dan pikiran kita berada “di luar”. Dengan kata lain, kita hanya datang dengan “ibadah yang dilafalkan”, yaitu mulut-mendekat; bibir-memuliakan; padahal hatinya menjauh dari Tuhan (Yes. 29:13). Benar-benar hanya sebuah HAFALAN dan didasarkan karena perintah manusia! 
 
  • (Ayat 25) Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?
Ref.silang:    Kel. 20:22 (Dia yang berbicara dari sorga = Allah yang berbicara dari langit kepada bangsa Israel) --> Dahulu, sekarang, dan selamanya Allah yang berfirman adalah SAMA
Studi kata:
·    1.  Tidak luput --> Semuanya terang (terlihat) di mata Tuhan karena kita ini adalah anak-anak terang, yang  semakin dibersihkan semakin bercahaya.
·     2. Berpaling berarti pernah melihat, kemudian berpaling. Upah berpaling tersebut adalah tidak luput (habis/tidak tersisa) -->  MAUT.

Perenungan:
Ayat 25 berkata: Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman...
Siapa yang dijaga? Yaitu diri sendiri supaya jangan menolak firman (menolak yang diberikan Tuhan berupa pengertian akan firman Tuhan).  Meskipun cara Tuhan saat mendidik bangsa Israel dan kehidupan dalam PB sangatlah berbeda, dimana Tuhan berfirman dalam belas kasihan lewat perantara Tuhan Yesus --> namun hukuman bagi mereka yang menolak atau tidak mendengar-Nya tetap SAMA.
Dalam PB, Janganlah kita menolak suara Kristus yang berbicara melalui Injil. Jika malapetaka dahulu menimpa mereka yang menolak suara Allah di Sinai, betapa lebih besar lagi malapetaka yang akan menimpa mereka yang menolak atau tidak bersedia mendengar utusan Allah, Putra-Nya sendiri (Ibr1:2-4). Jadi berjaga-jagalah! Tuhan sungguh-sungguh serius! Kalau sudah kenal Tuhan dan memberi diri untuk pelayanan, jangan khianati Tuhan atau coba-coba berpaling! Teruslah memandang kepada Tuhan meskipun sakit ataupun pahit.
Contoh kasus menolak firman, yaitu pada saat Tuhan berbicara dengan saudara, namun saudara hanya menyimpan kabar baik itu untuk diri sendiri dan tidak membagikannya ke saudara yang lain sehingga kebenaran tidak berbicara.

 
  • (Ayat 26-28) Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
Ref.Silang:
Hagai 2:7 Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;

Perenungan:
 Kita yang hidup sekarang harus sadar bahwa lebih tidak mungkin lagi untuk menyimpang dan hidup bablas. Tanggung jawab kita lebih berat lagi. Mengapa? Jika dahulu ketika bangsa Israel tidak taat, firman Tuhan hanya menggoncangkan bumi (gunung Sinai dan sekitarnya) --> Kel.19:18. Apalagi kita? Tidak hanya bumi tetapi langit, laut dan darat (seluruh alam semesta) --> merujuk pada hari penghakiman (2Pet.3:7).
Segala sesuatu yang lahiriah dimusnahkan sehingga yang tertinggal TETAP adalah kerajaan yang tidak tergoncangkan. Kerajaan ini akan dianugerahkan oleh Allah, bukan ciptaan manusia --> Kerajaan Sorga (Bukit Sion), dan justru kerajaan itulah yang ditawarkan kepada kita untuk diwarisi, asal kita selalu mengucap syukur atas apa yang dialami dan "beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepadaNya, dengan hormat dan takut." Ibadah yang berkenan di sini adalah ibadah dalam Roh dan kebenaran. Semakin lama, semakin dekat dengan Tuhan sampai menjadi satu dengan Tuhan.
-          Takut akan Tuhan berarti seolah-olah kita berhadapan muka dengan Tuhan, sehingga mau melakukan apapun kita merasa takut!
-          Hormat: Menghargai keberadaan Tuhan dalam rohani. Dalam Ibr. 10:19-22, memiliki rasa hormat berarti berani masuk dalam ruang maha kudus untuk membongkar dosa!
 
  •  (Ayat 29) Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan
Ref.silang: Ul.4:24 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.
Studi kata: Api merupakan bentuk penghakiman yang terakhir (Wahyu 20:10)

KESIMPULAN 
 
Jadi sebagai pelayan Tuhan, kita harus tahu betul siapa yang kita layani, yaitu Tuhan. Dia tidak hanya pengasih, tetapi juga Allah yang cemburu, api yang menghanguskan! Ingat, tanggung jawab ibadah kita! jagala ibadah yang berkenan kepada-Nya! Karena itu berat.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar