PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Sabtu, 14 Maret 2015

QTWG

Quality Time With God
(Efesus 5:5-17)


EFESUS
5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
YAKOBUS
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
MATIUS
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"



I.       KUALITAS (QUALITY)
Kualitas (Quality) atau Mutu adalah tingkat baik atau buruknya. Misalnya, suatu produk yang dipesan (sepeda motor) apakah bermutu baik atau tidak? Jika kita berbicara tentang kualitas hubungan, berarti yang harus kita perhatikan adalah baik atau buruknya hubungan tersebut.
Jika saudara mempunyai sahabat atau teman dekat atau calon Pasangan Hidup atau suami atau isteri atau sebagai orang tua atau sebagai anak-anak atau sebagai rekan kerja, yang diperhatikan dari hubungan tersebut adalah baik atau buruknya, bukan? Berarti saudara dan saya sementara memperhatikan kualitas dari hubungan atau relasi tersebut. Tentu saja, hubungan antara pribadi berbeda-beda, disesuaikan dengan tujuannya. Misalnya, hubungan anak dengan orang tua, berbeda dengan suami dengan isteri, demikian juga hubungan calon Pasangan Hidup (PH) berbeda dengan sesama rekan kerja. Mengapa berbeda? Karena disesuaikan dengan tujuannya. Hubungan antara anak dan orang tua mempunyai tujuan yang berbeda dengan suami dan isteri, demikian juga tujuan hubungan calon PH berbeda dengan hubungan sesama rekan kerja.
Perhatian utama dari suatu hubungan adalah baik atau buruknya yaitu kualitas hubungan tersebut. Jika baik ada konsekuensinya dan jika buruk ada solusi atau konsekuensinya.
II.       APAKAH HUBUNGAN SAUDARA DENGAN ALLAH BERKUALITAS?
Pertanyaan ini tidak boleh dijawab tanpa mengerti kedalaman maksudnya. Apa yang harus dimengerti? Kita harus mengerti dengan baik sebagai apakah kita dihadapan Allah dan sebagai apakah Allah didalam kehidupan kita. Tanpa pengertian yang benar, kita bisa terjebak dalam jawaban yang keliru. Dan lebih celakanya, jawaban kita yang keliru, kita anggap benar. Jadi, jawaban harus dibuat berdasarkan pengertian yang benar tentang status kita dan status Allah serta apa maksud atau tujuan hubungan ini.
Jika kita berbicara tentang kualitas hubungan dengan Allah, itu berarti kita sementara memperhatikan kualitas kerohanian atau spiritualitas kita. Jadi, kita harus benar-benar teliti sehingga kita tidak mencampuradukkan kualitas rohani dan  kuantitas atau rutinitas kegiatan keagamaan. Sebab ini dua hal sangat berbeda. Kualitas rohani tidak dapat diukur dengan kuantitas atau rutinitas kegiatan keagamaan. Kualitas rohani jauh lebih tinggi nilainya dari pada kuantitas atau rutinitas kegiatan keagamaan. Saudara dan saya tidak bisa menilai kualitas rohani kita berdasarkan banyaknya pelayanan yang telah kita kerjakan. Kita tidak bisa berkata semakin banyak kita melayani semakin kita mempunyai kualitas rohani yang baik. Mengapa? Karena kualitas rohani saudara jauh lebih tinggi nilainya dari pada kuantitas pelayanan saudara, tidak bisa diambil nilai equivalensinya.
Perhatikan baik makna perkataan Tuhan Yesus ini. Mat. 7:21 “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” dan Mat. 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!".
Kita dapat perhatikan, kuantitas atau jumlah pelayanan yang dikerjakan orang-orang ini, tidak mempengaruhi kualitasnya untuk dapat masuk dalam Kerajaan Sorga. Jika kita perhatikan mereka melakukan pelayanan yang tidak sedikit. Mereka bernubuat demi nama Tuhan, mengusir setan demi nama Tuhan dan bahkan mereka mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan. Semuanya mereka kerjakan demi nama Tuhan, tapi satu perkataan Tuhan yang membungkam mereka semua : “Aku tidak pernah mengenal kamu!”. Bagaimana mungkin Tuhan tidak mengenal mereka? Apa yang sebenarnya terjadi? Perkataan Tuhan berikutnya menyimpulkan segala kehidupan mereka dihadapan-Nya, “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan”. Ternyata Tuhan menyimpulkan bahwa bagi-Nya mereka adalah penjahat yaitu pembuat kejahatan.
Sebenarnya apa yang Tuhan perhatikan sampai Dia membuat kesimpulan bahwa mereka adalah orang-orang jahat? Sesungguhnya yang Tuhan perhatikan adalah buahnya. Bagi Tuhan bernubuat, mengusir setan atau mengadakan mujizat-mujizat tidak dapat dibandingkan dengan buah-buah kebaikan yang dihasilkan dari pohon yang baik. Saudara, ini berbicara mengenai kualitas rohani (spiritual qulity), bukan banyaknya pelayanan yang dikerjakan. Jumlah pelayanan yang dikerjakan tidak bisa dibandingkan dengan kualitas rohani seseorang. Tapi kualitas rohani seorang beriman dapat dikenal dari buah-buah yang dihasilkannya. Dengan kata lain kita dapat menyimpulkan : “untuk dapat masuk Kerajaan Sorga harus mempunyai kualitas buah yang baik”, jika tidak Tuhan tetap akan berkata hal yang sama kepada kita : “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan”.
Jumlah ibadah atau persekutuan pribadi tidak bisa dijadikan patokan untuk mengukur kualitas rohani saudara. Saudara tidak bisa berkata saya mempunyai saat teduh 365 kali dalam 1 tahun dan beratus-ratus jam doa, karena itu saya mempunyai kualitas rohani yang baik. Namun, saudara bisa mempercayai bahwa dengan mendisiplinkan atau mengatur diri saudara dengan ketat dalam tahun hidup tersebut maka saudara dapat mengharapkan kualitas rohani yang jauh lebih baik dari tahun-tahun hidup sebelumnya.
III.       Membangun hubungan yang berkualias dengan allah
1)      Digerakkan oleh Visi
Fil. 1:21 karena bagiku hidup adalah kristus dan mati adalah keuntungan. 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
Mari kita perhatikan baik hal ini. Visi kehidupan Paulus adalah Kristus, tidak ada yang lebih tinggi dari pada hal itu dalam kehidupannya. Apa misinya? Jelas, Paulus berjuang di dunia ini untuk mengenal Kristus dan kuasa yang membangkit-Nya. Berikutnya, Paulus menghendaki untuk lebih lagi di dalam persekutuan dengan Kristus dalam penderitaan-Nya supaya dia benar-benar menjadi serupa dengan Kristus di dalam kematian-Nya.
Pertanyaan pentingnya adalah apa alasan saudara membangun hubungan dengan Allah dalam Kristus? Apakah saudara dan saya bersekutu atau beribadah dengan tujuan atau motivasi yang benar dan jelas? Firman Tuhan berbunyi : Yak. 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Kalau saudara berdoa, kalau saudara bersekutu dengan Tuhan dengan motivasi yang salah atau tujuan yang tidak benar dan jelas, maka saudara tidak akan mendapatkan apa-apa. Lebih baik saudara berhenti dari persekutuan saudara & pilihlah tidur atau bermain atau nonton atau hal lainnya, karena semuanya sama saja yaitu kesia-siaan.
Rasul Paulus bersekutu karena dia mempunyai visi atau tujuan yang benar dan jelas. Karena itu dia mengajarkan pengajaran yang agung dan mulia kepada Timotius, anaknya yang sangat dikasihinya : 1Tim. 4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. 4:8 Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. 4:9 Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya. Dia juga mengajarkannya kepada jemaat di Korintus : 1 Kor. 5:58, Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Sekarang refleksikan diri kita dengan pertanyaan ini : mengapa saudara beribadah atau bersekutu atau berdoa? Jika saudara tidak mempunyai tujuan ibadah atau persekutuan atau doa yang jelas dan benar, yaitu tujuan yang sungguh-sungguh menguncangkan seluruh diri saudara, baik itu roh, jiwa dan tubuh yang saudara punyai, maka ganti tujuan itu, cari tujuan atau visi yang jelas supaya saudara waktu memperhatikan persekutuan benar-benar roh, jiwa dan tubuh saudara bergairah terhadap ibadah tersebut.
Mengapa ibadah dan persekutuan saudara dan saya mempunyai kualitas yang rendah? Karena saudara dan saya mempunyai visi ibadah yang tidak membangkitkan gairah spiritual yang besar. Jika saudara punya visi yang besar, maka saudara akan dibakar oleh semangat dan gairah yang besar untuk mencapainya juga. Jika saudara mempunya visi yang kecil dan lemah, maka saudara akan dibakar dengan api semangat dan gairah yang kecil juga. Visi yang besar membuat kita mempunyai kualitas yang besar, tapi visi yang kecil membuat kualitas kita juga kecil.
Milikilah visi yang besar untuk membangun ibadah yang berkualitas. Jika visi saudara besar dan mampu membakar semangat maka saudara akan bersekutu dengan pikiran dan perasaan yang penuh gairah, roh saudara akan terus menyala-nyala untuk dengan Allah. Ketika Roh Kudus memimpin saudara mendalami rahasia-rahasia ibadah yang begitu besar, saudara tidak akan kehabisan semangat karena roh saudara masih kuat. Masih kuat berjalan, masih kuat untuk merenungkan, masih kuat mendalami, masih kuat membaca Alkitab. Sebab itu Paulus mengajar anak Timotius : latihan lagi, latihan lagi dan terus latihan beribadah. Semakin dilatih rohnya semakin kuat merenungkan, semakin dilatih rohnya semakin kuat menggali, semakin dilatih roh semakin kuat menampung kebenaran-kebenaran Allah. Saudara perhatikan bagaimana Kristus membangun persekutuan-Nya. Walaupun tengah malam, Ia tidak mengantuk untuk berdoa, walau pun harus pagi-pagi mengajar di Bait Allah, Ia tetap dapat melakukannya. Tapi, murid-murid-Nya tidak bisa melakukannya waktu itu. Sekali lagi, milikilah visi dan misi yang besar untuk membangun ibadah atau persekutuan yang berkualitas.
2)      Ketulusan dan Kekudusan
Tanpa kekudusan, kualitas ibadah menjadi perkara yang “sangat mustahil”, tanpa ketulusan, kekudusan pun akan menjadi “sangat mustahil”, dan jika tanpa ketulusan saudara masuk dalam ibadahmu maka perkara kualitas menjadi “lebih mustahil lagi”. Jadi, Ketulusan adalah modal awal sebuah ibadah, tapi kekudusan akan mengakhiri ibadah saudara menjadi sempurna.
Mat. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Tuhan tidak akan peduli dengan ibadah saudara dan saya, jika kita tidak pernah mau datang kepada-Nya dengan hati yang tulus. Hati yang tulus akan membongkar semua kepribadian kita yang berdosa di hadapan Tuhan tanpa malu-malu. Dengan hati yang tulus juga kita akan mengharapkan  pengampunan dan penyucian diri kita dihadapan Tuhan. 1Yoh. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka ia adalah setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Hal apa yang membuat saudara dan saya dapat mengakui diri bahwa kita adalah orang berdosa? Jawabannya “hanya ketulusan hati”. Dan hal apa yang membuat saudara diperkenan untuk membangun ibadah dan pesekutuan yang intim dengan Tuhan? Jawabannya “hanya pembenaran dan kekudusan diri kita oleh Tuhan”.
Perhatikanlah dengan baik nas ini : Ibr. 9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Mengapa saudara dan saya tidak dapat membangun ibadah dan persekutuan yang berkualitas? Karena hati nurani kita belum disucikan dari ‘segala macam perbuatan sia-sia’ yang masih kita sembunyikan dengan “terang di hadapan Allah”. Tanpa hati nurani yang suci dan kudus, kita tiak dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Ini hukum dalam Kerajaan Allah.
Perhatikan dengan baik, bagaimana tatanan ibadah dalam kitab-kitab Perjanjian Lama (Keluaran dan Imamat. Jika tanpa kekudusan seseorang datang menghadap Allah untuk beribadah maka ia harus dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa Israel sebab ia melanggar kekudusan Allah yang ada ditengah-tengah bangsa yang dikasihi-Nya.
Jadi, jika saudara dan saya hendak memasuki ibadah, perhatikanlah hati kita. Sekuat apa kita dapat membangun ketulusan dan kemurnian hati dihadapan Tuhan, maka sekuat itulah hadirat dan urapan Tuhan dinyatakan atau diimpartasikan kepada kita. Semakin saudara tulus dan murni, semakin kemuliaan Tuhan dekat dengan saudara.
3)      Metode dan Teknik Yang Benar dan yang telah dikuduskan
Kisah kematian Nadab dan Abihu, anak-anak Imam Harun harus menjadi pelajaran penting bagi kita tentang bagaimana kita membangun metode atau cara yang baik dalam ibadah dan persekutuan dengan Allah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum bersekutu atau beribadah :
a)      Tempat & waktu ibadah
b)      Perlengkapan ibadah seperti Alkitab, buku catatan, beberapa referensi tambahan jika diperlukan seperti ensiklopedia Alkitab, Kamus Alkitab, dll
c)       Mulailah dengan berdoa atau dapat juga dengan puji-pujian
d)      Membaca dan mengingat bagian firman Tuhan untuk direnungkan
e)      Merenungkan firman Tuhan dengan metode-metode tertentu seperti 5 W 1 H, atau panduan-panduan lainnya
f)       Mencatat pelajaran dan aplikasi apa yang mau dikerjakan
g)      Mendoakan apa yang akan diaplikasikan


 IV.       TIGA MACAM WAKTU TUHAN
http://artikel.sabda.org/tiga_macam_waktu_Tuhan
Penulis : Gideon Kristian

Dalam membicarakan waktu Tuhan, kita bertemu dengan tiga istilah dalam Alkitab (bah. Aslinya)
1.    Waktu Kronos
Yang dimaksud Kronos adalah waktu yang biasa, yang selalu ada. Kronos menunjukan jangka waktu tertentu, entah itu waktu yang singkat (sekejap mata, Luk 4:5, ‘Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia’) Atau waktu yang lama (Luk 8:27Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekubura’; 20:9Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang banyak: "Seorang membuka kebun anggur; kemudian ia menyewakannya kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain untuk waktu yang agak lama’). Dengan demikian kita mengerti bahwa kata Yunani kronos dipakai berhubungan dengan jam, bulan, dan tahun. Waktu kronos adalah siklus waktu yang biasa.
2.    Waktu Aion:
Kata Aion dipakai untuk menunjukan entah waktu yang lama sekali, atau waktu yang tanpa batas. Oleh sebab itu waktu aion dipakai tentang waktu ini yang mulai dengan penciptaan dan berakhir dengan kedatangan Kristus yang kedua kali; atau juga tentang waktu kekekalan, yaitu waktu tanpa batas. (Matius 12:32, ‘Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak’ dunia ini dan dunia yang akan datang. Yang diterjemahkan dengan kata dunia adalah aion (lih. Ef 1:21, ‘jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang’).
3.    Waktu Kairos :
Kata kairos berbicara tentang periode tertentu. Kalau waktu itu sudah lewat, tidak akan kembali lagi (Roma 5:6, ‘Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah’) Oleh sebab itu waktu kairos berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu waktu tertentu.
Galatia 6:10, ‘Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman’. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman - artinya, kalau kesempatan tidak digunakan, maka waktu (kairos) akan hilang.
Kalau kita tidak cermat kita akan kehilangan kesempatan. Sebab itu kita harus memperhatikan waktu pintu terbuka dan waktu pintu tertutup. Alkitab berkata, Apabila Ia (Yesus ) membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka. (Wahyu 3:7, ‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka’)
Ada waktunya Tuhan membuka pintu masuk bagi kita dalam sebuah kesempatan. Bila mana kita tidak masuk, pintu akan tertutup. *Pintu itu bisa sebuah kesempatan-kesempatan baik yang kita miliki. Yang mungkin Cuma sekali saja. Jadi perhatikan KAIROS yang Tuhan berikan. Jadilah peka, bijaksana, berani mengambil keputusan namun tidak terburu-buru. Atau saudara akan menyesalinya!
V.       Menggunakan Waktu-Waktu Yang Diberikan Allah
Waktu merupakan anugerah Tuhan yang begitu luar biasa sekali bagi setiap umat manusia, terutama umat Allah, yang telah belajar mengenal Allah dan kebenaran-kebenaran dalam Kerajaan-Nya. Saudara dan hidup dalam waktu yang terbatas sekali dalam dunia ini. Firman Tuhan berkata : Maz. 90:10 Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Oleh karena itu dalam waktu bisa saja menjadi lebih atau kurang dari 70 sampai 80 tahun tersebut kita patut untuk memanfaatkannya dengan baik. Sebab itu dalam Maz. 90:12 telah difirmankan “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”. Jadi, Jika saudara  dan saya menghitung-hitung jumlah waktu-waktu hidup kita, maka kita akan menjadi bijak dalam menggunakan waktu hidup kita ini. Mari kita menghitungnya.
Jika kita berasumsi waktu hidup kita 70 tahun maka total waktu kita mempunyai 25.550 hari, 613.200 jam dan 36.792.000 menit.
Anggaplah sekarang saudara berumur 20 tahun, berarti ± 28 % hidup saudara telah habis, dan saudara masih mempunyai ± batteray kehidupan saudara tinggal 72%. Anggaplah jika batteray saudara sisa 15 % maka kehidupan saudara sudah tidak terlalu efektif lagi, berarti saudara masih mempunyai ± 57 % batteray untuk melakukan sesuatu dengan kualitas tinggi. Jadi, ± saudara masih punya separuh bagian hidup yang totalnya 57 % untuk berkinerja tinggi di dalam dunia ini.
Mari kita menghitung waktu berkinerja tinggi ini. 57 % dari 613.200 jam adalah 349.524 jam, jadi ± saudara punya 14.564 hari untuk berkinerja tinggi. Waktu terpenting bagi saudara untuk menjadi efektif setiap hari adalah waktu untuk beristirahat atau tidur, yang ± 8 jam/hari. Jadi, dalam 14.564 hari saudara yang saudara punyai, saudara membutuhkan waktu istirahat 116.512 jam, sehingga waktu sisa untuk saudara berkinerja tinggi adalah 349.524 jam – 116.512 jam = 233.012 jam. Hitungan waktu ini adalah hitungan kotor atau waktu bruto bukan waktu netto. Saudara dapat bayangkan, jika kita tidak menjadi bijak mengatur waktu-waktu hidup kita, maka betapa celakanya kita ini.
233.012 jam kita bisa berkualitas jika tidak ada halangan lain. Tapi firman Tuhan berkata : 1Yoh. 5:19 “…seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”. Sebab itu dibagian firman yang lain dijelaskan bahwa : Ef. 5:16 “…pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat”. 14.564 hari yang saudara punyai adalah jahat, karena itu harus kita menjadi bijak dengan segera supaya hari-hari tersebut dapat kita pakai dengan baik. Hari yang jahat karena dibawah kuasa si jahat, kita pakai, kita rubah menjadi hari yang baik. Bagaimana kita pergunakan 233.012 jam sisa yang kita punyai? Apa yang harus kita lakukan dalam waktu-waktu sisa tersebut? Jadilah seperti orang arif bukan seperti orang bodoh yang hidup dengan kebebalannya, Ef. 5:17, “…usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”.
Apa artinya? Dari 233.012 jam sisa yang saudara punyai HARUS dibagi sebagian waktu untuk mengusahakan pengertian akan kehendak Tuhan dan sebagian waktu lagi digunakan untuk mengerjakan kehendak Tuhan. Saudara dan saya harus membagi waktu-waktu itu dengan dengan bijaksana dan penuh pertimbangan. Saudara harus mengerti apa yang Tuhan kehendaki, baru saudara melakukan apa yang dikehendaki-Nya itu.
Sekarang, apakah saudara sudah mengerti kehendak Tuhan atas 233.012 jam sisa dalam kehidupan saudara? Jika belum, maka “usahakanlah” pengertian tersebut. Usahakanlah lagi dan mengerti kemudian kerjakan lagi. Usahakan lagi, kerjakan lagi. Begitu seterusnya. Saat ini, sudah seberapa kuat saudara berusaha?
Kita harus mengerti dengan baik waktu-waktu yang Tuhan punyai. Kita harus mengerti kronosnya Tuhan, aionnya Tuhan dan kairosnya Tuhan.
Kiranya makalah ini semakin membuat kita bijak dalam menggunakan waktu-waktu kita setiap hari supaya kehidupan kita lebih berkualitas lagi. Baik dalam membangun hubungan dengan Tuhan, maupun dalam mengerti dan mengerjakan kehendak-Nya didalam sisa hidup kita.

~ Tuhan Yesus Memberkati ~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar