PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Minggu, 25 Desember 2011

Selamat Natal 2011 - Merry Christmas 2011

Yesaya 9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
  

Kelahiran Yesus Kristus sejatinya merupakan berita sentral dari seluruh Alkitab dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, dan kelahiran Yesus telah menjadi perayaan massa terbesar di dunia setiap bulan Desember. Kata “Christmas” sendiri berasal dari kata “Christ” (Kristus, dalam bahasa Yunani berarti “yang diurapi”) dan kata “mass”, yang berarti perayaan (celebration), secara sederhana “Christmas” dapat diartikan perayaan tentang Kristus dan kelahiran-Nya (perayaan natal). tidak dapat disangkal bahwa Alkitab sendiri sesungguhnya menyingkapkan nilai-nilai keagungan yang maha ajaib dan penuh anugerah bagi kehidupan manusia melalui peristiwa kelahiran Kristus (natal). 

Menerima dan memiliki Yesus Kristus merupakan pengalaman menerima kekayaan dan kemuliaan yang tak ternilai dan tak terbayarkan oleh hal apa pun, bahkan sesungguhnya tidak ada manusia yang berhak dan layak menerima Kristus di dalam dirinya kecuali hanya menerimanya sebagai anugerah Allah semata (Efesus 2:8-9; 1Petrus 1:18-19; Mazmur 49:8-10). Keselamatan tidak pernah merupakan produk dari usaha dan tindakan serta kemauan atau pilihan manusia, sepenuhnya peristiwa natal dalam diri setiap orang Kristen merupakan pemberian gratis dari Allah. Kepada siapa anugerah itu diberikan dan karena apa seseorang menerima anugerah itu diberikan semuanya dilakukan oleh Allah dalam kasih dan kerelaan serta dalam kedaulatan dan rencana-Nya yang sempurna. Sehingga tidak ada satu orang pun dapat membanggakan diri dan merasa “spesial” ketika ia menjadi seorang Kristen dan memiliki hidup kekal di dalam dirinya (1Yohanes 1:11-13). Dampak dari menerima kelahiran Kristus di dalam diri seorang Kristen adalah bahwa dalam kehidupan orang tersebut memancarkan kembali pribadi Kristus (kasih dan kekudusan-Nya) dalam tingkah laku dan perbuatannya sehari-hari. Perayaan natal terbaik adalah sebuah demonstrasi kehidupan yang penuh dengan terang Kristus dalam kehidupan sehari-hari yang memuliakan Allah (1 Petrus 2:9). Seperti tertulis dalam Matius 5:16: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Mengapa berita kedatangan Kristus begitu penting dan begitu berdampak besar bagi kehidupan manusia? Karena berita natal adalah berita pembebasan kepada manusia yang sedang dijajah dan terbelenggu oleh dosa dan dampak kekal yang diakibatkannya, yaitu kematian kekal (Roma 6:23). Natal bukan hanya membebaskan manusia dari dampak kematian kekal, namun ketika manusia hidup di dunia tanpa kedatangan Kristus, maka hidup manusia akan tetap berada dalam kesia-siaan belaka, tragedi terbesar dan penderitaan terbesar hidup manusia tidak akan pernah terselesaikan. Sesungguhnya semua manusia sedang berjalan dalam kegelapan, dan tanpa disadari oleh semua manusia bahwa ia sedang berjalan menuju jurang kebinasaan (Yesaya 8:22, 9:1). Api neraka yang menyala-nyala sedang menganga terbuka lebar untuk menyambut kejatuhan dan kematian serta hukuman kekal manusia berdosa (2Petrus 2:4; Wahyu 21:8). Namun Alkitab berkata: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).

Kasih Allah yang besar adalah nti berita natal, rencana dan tindakan penyelamatan hidup manusia dari kesia-siaan dan kematian kekal, penebusan dan penyelamatan yang bukan hanya sekedar demostrasi kekuatan dan kekuasaan Allah untuk dapat menyelamatan manusia. Namun lebih didasari oleh kasih yang sempurna yang penuh dengan pengorbanan di kayu salib. Allah sendiri yang menetapkan harga penebusan dan penyelamatan itu, manusia tidak dapat membayarnya, sehingga Allah yang harus membayar dari dosa manusia dengan kematian Kristus di kayu salib (Imamat 17:11; Ibrani 9:22). Merayakan natal di bulan apa dan tanggal berapa pun tidak akan pernah melanggar prinsip kebenaran Alkitab, kapan pun itu dirayakan dengan maksud merayakan kasih dan kebaikan Allah di dalam pribadi sang Juruselamat Dunia, Yesus Kristus akan tetap sah dan bermakna. Perayaan natal di bulan Desember bisa menjadi satu momen perayaan masal di seluruh dunia, tetapi perayaan natal yang sesungguhnya adalah merayakan kelahiran Kristus penebus dosa di dalam tiap-tiap individu yang percaya. dan dengan penuh sukacita dan gegap gempita sebagaimana para gembala bersukacita ketika mendengar kabar kedatangan sang Mesias Juruselamat ke dalam dunia (Lukas 2:20). 


Semangat merayakan natal sesungguhnya adalah menghidupi dan menghadirkan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari dengan selalu menjaga kekudusan hidup, rajin menghasilkan perbuatan-perbuatan baik bagi orang lain dan yang memuliakan Bapa di sorga. Perayaan natal yang sejati bukan dengan pesta-pesta meriah dan bukan untuk pemuasan emosi melalui ibadah-ibadah yang meriah. Semangat natal adalah semangat untuk merendahkan diri dihadapan Allah, merendahkan hati dihadapan manusia, semangat untuk mengasihi dengan tulus, semangat untuk mengampuni orang yang bersalah. Semangat natal adalah semangat untuk selalu bersyukur dan memuji Tuhan, semangat untuk mengasihi Allah dan sesama, semangat untuk memuliakan Allah yang maha tinggi melalui setiap detail kehidupan kita.

Gloria in excelsis Deo!
“Selamat Natal 2011

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 18 Desember 2011

Tak pernah tinggalkan ku - Never leave me

“Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.” Yesaya 49:15
Ester 6:1-3
(1) Pada malam itu juga raja tidak dapat tidur. Maka bertitahlah baginda membawa kitab pencatatan sejarah, lalu dibacakan di hadapan raja.
(2) Dan di situ didapati suatu catatan tentang Mordekhai, yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga pintu, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros.
 (3) Maka bertanyalah raja: “Kehormatan dan kebesaran apakah yang dianugerahkan kepada Mordekhai oleh sebab perkara itu?” Jawab para biduanda raja yang bertugas pada baginda: “Kepadanya tidak dianugerahkan suatu apa pun.


Banyak orang yang mempunyai pendapat bahwa Allah sering melupakan mereka dan Allah tidak peduli dengan keberadaan mereka. Kesengsaraan yang mereka alami dan penderitaan yang mereka jalani dijadikan bukti dari ketidakpedulian Allah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Mereka berseru tapi tidak mendengar. Orang-orang tersebut tidak mengenal Allah yang sebenarnya. Mereka hanya melihat dari sudut pandang mereka sendiri, mereka tidak menyadari bahwa banyak hal yang harus mereka lakukan, salah satunya adalah introspeksi diri.
Pada dasarnya Allah selalu peduli dan Dia senantiasa tergerak oleh belas kasihan.  II Petrus 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Semua yang Dia lakukan adalah untuk kebaikan kita semua!
Allah tidak pernah menjadi sibuk atau lalai terhadap salah seorang anak-Nya, bahkan tertidur sekalipun. Daud mengalami banyak hal dengan Allah, salah satu yang dikatakannya mengenai Allah ada dalam Mazmur 121:3-4, Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Mata Allah selalu memandang kepada anak anakNya.”
*courtesy of PelitaHidup.com
kita bisa pelajari apa yang Allah katakan dalam ayat  di atas : Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Jawabannya adalah ya! Bahkan di zaman sekarang ada ibu yang tega menjual anaknya sendiri! Perhatikan kelanjutan dari perkataan Allah : Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Bukankan ini suatu jaminan bagi hidup kita?
Seorang ibu yang sedang menyusui memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap bayinya, bahkan ketika bayi tersebut berada dalam ruangan lain sesibuk apapun seorang ibu sangat peka ketika anaknya menangis dan membutuhkannya, ia tidak akan pernah mengabaikan kebutuhan anaknya. Jika seorang ibu bertindak seperti itu, apalagi Allah, Tuhan kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Perumpamaan ini Allah pilih untuk menggambarkan bagaimana Dia memelihara umatNya, karena Dia lebih peka terhadap kebutuhan anak-anak-Nya daripada ibu yang paling penuh kasih di dunia ini. Dia mengantisipasi setiap anakNya yang berteriak minta tolong.  Yesaya 65:24, Maka sebelum mereka memanggil, Aku sudah menjawabnya; ketika mereka sedang berbicara, Aku sudah mendengarkannya. Hal Ini adalah salah satu janji yang paling menyenangkan bagi kita: Tuhan tidak akan pernah melupakan kita.
Saat Mordekhai menggagalkan rancangan pembunuhan untuk raja, yang akan di lakukan oleh Bigtan dan Teres, sida sida yang sakit hati terhadap raja. Apa yang Mordekai lakukan terlupakan seakan-akan tidak dihiraukan, dan tidak mendapatkan hadiah apapun. Peristiwa itu hanya ditulis dalam kitab sejarah saja.
*courtesy of PelitaHidup.com
Namun sekali lagi, Allah adalah Allah yang tahu apa yang terbaik buat anak anakNya, saat kritis menghantui Mordekhai yang akan di gantung di tiang gantungan yang di buat oleh Haman, Allah membuat raja Ahasyweros tidak dapat tidur dan meminta orang membacakan kitab sejarah. Bukan suatu kebetulan, tetapi Allah yang merancang semua itu sempurna, Allah yang membuat raja mendengar satu nama yaitu Mordekhai yang menggagalkan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Jangan biarkan keadaan sulit yang Anda hadapi meyakinkan Anda bahwa Allah telah melupakan Anda. Jangan pernah beranggapan bahwa Allah lebih peduli dengan kebutuhan orang lain yang lebih penting dari Anda.
Ingatlah jika saat ini Anda merasa bahwa Allah belum menjawab doa pergumulan Anda dan membiarkan Anda menderita, itu adalah suatu kesalahan dalam pemikiran Anda! Jangan biarkan pemikiran itu berlama-lama ada dalam hidup kita.
*courtesy of PelitaHidup.com
Ketahuilah bahwa Allah melihat Anda dengan penuh kasih, jauh melebihi dari kepedulian seorang ibu yang menyusui. Hal ini akan meyakinkan Anda untuk mengetahui bahwa Bapa sangat mengasihi Anda.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 11 Desember 2011

Tuhan tak pernah terlambat – God never late

Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.  Roma 8:28

Ketika situasi tidak seperti yang kita harapkan, atau sedang menghadapi tantangan, sangat sering kita melupakan bahwa segala hal bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi semua orang yang mengasihi Tuhan.
Kadang ketika menghadapi keseharian yang membosankan, kita terjebak untuk berpikir bahwa hari besok akan sama saja seperti hari ini.
Namun ada kabar baik untuk Anda, “Tuhan memberikan sesuatu yang baru setiap hari bagi Anda!”
Jika Anda melihat kembali janji-janji Tuhan yang tertulis dalam Alkitab, Anda pasti akan kagum kepada-Nya. Ketika kita melihat kembali ke belakang, kita akan tahu bahwa Tuhan bekerja menurut waktu-Nya, bukan waktu kita. kita akan menyadari bahwa kita sedang hidup dalam perkenanannya. Hal ini adalah sesuatu yang luar biasa. Bahkan dalam masa yang paling menjenuhkan dalam hidup kita, Tuhan ada disana bersama kita, dan Dia sedang bekerja untuk memberikan hari depan yang penuh harapan.

Tuhan masih terus bekerja, bahkan ketika kita tidak bisa membayangkan apakah Dia masih bersama kita atau tidak. Mungkin kita merasa sendirian, ditinggalkan, gagal dan tak berpengharapan. Tapi Tuhan selalu bersama kita. Dia selalu memiliki pengharapan atas hidup kita. Dia berkata kepada Anda, “AKU menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani." (Hakim-hakim 6:12).

Tuhan adalah Allah yang tidak dibatasi apapun. Bahkan ketika kita hanya mengharapkan sedikit, Dia bisa melakukan hal-hal yang besar. Dia bisa bekerja dalam hidup Anda, sekalipun kita hanya memiliki iman yang hanya sebesar biji sesawi saja. Sedikit pengharapan dalam hidup kita, itu sudah cukup untuk Tuhan bekerja dan melakukan pekerjaan yang dasyat melalui hidup Anda.

Kini arahkan mata Anda kepada-Nya, lihatlah Tuhan sebagai pribadi yang besar dan tak terbatas itu. Pribadi tersebut adalah pribadi yang mengasihi Anda dan mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan hidup Anda.
Jika Tuhan rela meninggalkan sorga dan menjadi sama dengan manusia serta menanggung semua penderitaan manusia, tidakkah Dia akan menolong Anda pada waktunya? Percayalah, bahwa Tuhan mengasihi Anda. Kasihnya tidak akan berkurang, apapun yang terjadi. Ketika Anda lelah dan kehilangan pengharapan, peganglah tangan Tuhan dengan erat.

Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 04 Desember 2011

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya - He make everything beautiful in its time

Pengkotbah 3:11 "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir."
Tuhan ingin agar kita tetap sadar dan tidak mencoba merasionalisasikan rencana Tuhan hanya secara sepihak lewat kacamata kita. Tidak tepat apabila kita "memerintah" Tuhan untuk memberikan segala yang kita inginkan, yang menurut kita terbaik bagi kita. Padahal Tuhan jelas Maha Tahu, dan Dia berjanji untuk memberikan segala yang terbaik kepada kita anak-anakNya. Artinya, Tuhan pasti jauh lebih tahu mana yang terbaik buat kita masing-masing. Apa yang menurut kita terbaik, belum tentu terbaik. Tapi Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita. Itu pasti.

kita bisa baca apa yang dikatakan Yesus dalam Injil Matius di atas. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7-8). Jika kita hanya membaca ayat ini saja, maka kita akan mendapatkan pemahaman yang keliru mengenai janji Tuhan. Ya, benar bahwa Yesus mengatakan bahwa kita akan menerima apa yang kita minta. Tapi jika kita lanjutkan kepada ayat-ayat berikutnya, kita akan melihat pengertian yang lebih jelas mengenai hal pengabulan doa. "Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti,atau memberi ular, jika ia meminta ikan?" (ayat 9-10). Mungkinkah kita memberikan sesuatu yang membahayakan dan mematikan kepada anak-anak kita sendiri? Mungkinkah kita mau mencelakakan mereka? Sebagai orang tua yang baik, kita tidak mungkin memenuhi semua permintaan mereka. sebuah contoh. Jika mereka minta permen terus menerus, apa yang anda lakukan sebagai orang tua yang baik? Anda berikan setiap mereka minta, atau anda harus tahu kapan harus menolak? Tentu anda harus tahu kapan anda harus memberi, dan kapan anda harus menolak. Itu namanya orang tua yang baik. Menuruti mereka sepenuhnya sama artinya dengan menjerumuskan atau merugikan masa depan mereka! Anak-anak akan terus meminta permen karena mereka suka dengan rasanya yang manis, atau warna-warni menarik. Menurut mereka itu yang terbaik bagi mereka, padahal tidak demikian. Sebagai orang tua, tentu kita akan jauh lebih tahu apa yang terbaik bagi mereka. Jika orang tua saja tahu, apalagi Tuhan, Sang Pencipta yang sangat mengasihi kita. Dan itulah yang dikatakan Yesus dalam ayat selanjutnya. "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (ayat 11).

ada berapa banyak manusia yang tidak menyadari bahwa manusia adalah ciptaan, bukan pencipta, dan yang namanya ciptaan seharusnya bergantung kepada penciptanya yaitu Tuhan karena hanya Tuhanlah yang mempunyai rencana yang sempurna atas ciptaan-Nya.
Kabar baiknya adalah Tuhan tidak pernah membuat rancangan yang buruk di dalam hidup kita.
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Yeremia 29 : 11
Tuhan tidak pernah merencanakan kita untuk gagal melainkan berhasil.
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Yosua 1: 8

 
Agar kita bisa memperoleh tuntunan Tuhan sehingga keputusan kita benar dan waktunya tepat sehingga keberhasilan yang kita raih, ada dua hal yang harus kita perhatikan:
1. Miliki hati nurani yang murni.
Kisah para rasul 24 : 15, Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
 Paulus, yang memberi teladan bagaimana menjaga hati nurani yang murni, berkata, “Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia” (Kis. 24:16). Melalui pengakuan dosa dan pertobatan, ia menjaga hidupnya di hadapan Allah. Apakah dosa mengganggu Anda? Ikutilah teladan Paulus. Berjuanglah untuk memiliki hati nurani yang murni.
2. Miliki sikap rendah hati di hadapan Tuhan.
Amsal 3 : 34, “.. tetapi orang yang rendah hati dikasihani-Nya.”
Orang yang rendah hati adalah orang yang menyadari bahwa dia adalah ciptaan bukan pencipta, oleh karena itu ia akan selalu berharap dan mengandalkan Tuhan sang pencipta.
Di dalam kehidupan sehari-harinya ia banyak bertanya kepada Tuhan dan baru memutuskan segala sesuatu setelah mendapat jawaban atau tuntunan Tuhan.
Mazmur 25 : 9, Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.
Jalan dari Tuhan pasti membawa kita masuk ke dalam hidup dan hidup di dalam segala kelimpahan.

Yakinlah, Tuhan selalu mengasihimu, Dia merancangkan sesuatu bagimu―bukan rancangan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera―agar kita beroleh hari depan yang penuh harapan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 27 November 2011

Penyertaan Tuhan - inclusion of God


Apakah arti dari penyertaan? Penyertaan artinya ”ikut; turut”, jadi penyertaan Tuhan artinya Tuhan ada bersama-sama dengan kita sekarang ini.

Dalam bahasa Ibrani kata “penyertaan Tuhan” paling sering kita dengarkan dengan menggunakan kata “Immanuel”, Imanuel atau Emanuel adalah sebuah nama yang berasal dari bahasa Ibrani עִמָּנוּאֵל "TUHAN BERSAMA KITA". Nama ini terdiri dari dua kata Ibrani: אל (El, artinya Allah) dan עמנו (Immanu, artinya dengan kita). Nama ini muncul 3 kali dalam Alkitab yaitu dalam Yesaya 7:14 dan 8:8, lalu juga muncul dalam Matius 1:23.
Allah berjaji untuk senantiasa menyertai kehidupan kita sampai kapanpun.

Kita dapat belajar mengenai penyertaan Tuhan melalui pengalaman umat Israel, salah satunya melalui pengalaman di Masa dan Elim yang tertulis dalam Kitab Keluaran 15:22-27. Melalui pengalaman mereka tersebut, kita dapat belajar beberapa hal mengenai penyertaan Tuhan.

+ Penyertaan Tuhan  bukan berarti  hidup terbebas dari masalah (Keluaran 15:22-24).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, bangsa Israel menghadapi peristiwa yang kontras. Baru saja mereka dilepaskan dari penjajahan Mesir, bahkan melewati laut Teberau yang terbelah. Tetapi sekarang mereka menghadapi persoalan  ketersediaan air. Selama tiga hari mereka berjalan di padang gurun Syur dengan tidak mendapatkan air dan setelah mereka sampai di Mara mereka mendapatkan air pahit. Dapatlah dibayangkan apa artinya air bagi mereka yang hidup di padang gurun.

Dalam keadaan tertentu, air akan lebih berharga dibandingkan emas.

Demikian juga dengan anak-anak Tuhan pada masa kini. Meskipun kita tetap setia mengikut Dia, melayani Dia, serta melakukan segala titah-Nya, kita tetap tidak terlepas dari masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan kita sehari hari, ada yang sepele, ada yang serius; ada yang ringan ada yang berat; ada yang bersangkutan dengan kesehatan atau dengan uang; masalah dalam keluarga dan masalah di tempat kerja; dengan teman atau tetangga, bahkan di dalam pelayanan Tuhanpun kita tidak luput masalah.

Tidak mengherankan jikalau ada orang yang menjadi mundur bahkan meninggalkan Tuhan karena sebelumnya "terlalu giat" melayani Tuhan dan setelah muncul masalah menjadi kecewa.

+  Penyertaan Tuhan  berarti Tuhan hadir dalam hidup kita (Keluaran 15:25-26).
Pada waktu orang Israel bersungut-sungut karena air yang sangat dibutuhkannya, ternyata tidak dapat diminum. Musa berseru-seru kepada Tuhan dan Ia menyatakan penyertaan-Nya, kehadiran-Nya dengan menjadikan air pahit itu menjadi manis. Ini adalah mujizat. Kemudian Tuhan memberikan ketetapan-ketetapan dan peraturan kepada mereka untuk menyatakan penyertaan-Nya itu.

Tuhan hadir dalam hidup kita untuk mengajar, mendidik, menghibur, memberi kita kekuatan dan menolong kita melalui firman-Nya pada saat kita bersaat teduh, mendengarkan khotbah, berdoa dan sebagainya. Sesungguhnya firman Tuhan itu sumber kekuatan kita.

Banyak orang dunia yang menjadi terganggu jiwanya dan bahkan sampai berani menghabisi nyawanya sendiri karena tidak kuat menahan tekanan hidup di zaman yang sedang berkembang ini, di zaman kejahatan yang semakin merajalela, sampai anak kecilpun berani melakukan pembunuhan  karena tidak tahu kemana harus mencari perlindungan. Akhirnya, jiwa mereka terguncang dan tidak sedikit yang memilih mengakhirinya saja.

Tetapi seharusnya orang-orang Kristen mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dalam menjalani kehidupan ini. Ada kuasa yang menyertai, melindungi, dan menghiburnya. Sehingga mereka tetap dapat bersukacita walaupun menghadapi sakit penyakit yang fatal, meskipun mereka diperlakukan dengan tidak adil, meskipun masa depan mereka di mata dunia hanyalah bayang-bayang gelap dan meskipun kejahatan mengelilinginya.

Namun, penyertaan Tuhan juga adakalanya tidak dapat dirasakan oleh sebagian anak-anak Tuhan. Itu disebabkan karena tidak mau mendengarkan firman-Nya, menutup hati terhadap ajaran-Nya, tidak mau menurut didikan-Nya. Berapa banyak anak Tuhan yang menderita dalam rumah tangganya karena  ia telah mengabaikan nasehat firman Tuhan  untuk tidak menikah dengan orang yang tidak seiman?  Berapa banyak anak Tuhan yang tidak dapat merasakan damai sejahtera dalam hidupnya karena ia lebih mengutamakan harta daripada Tuhan? Dan, masih banyak contoh lain dalam realita dunia ini.

+  Penyertaan Tuhan berarti Allah telah menyediakan jalan keluar  (Keluaran 15:27)
Dari Mara Tuhan memimpin umat Israel ke Elim, tempat yang berlimpah dengan air dan pohon korma. Di Elim ini mereka dapat beristirahat dengan tenang.

Memang hidup ini tidak terpisahkan  dari kesesakan-kesesakan, tetapi Tuhan yang menyertai kita telah menyediakan jalan ke luar. Yang harus kita lakukan adalah berserah sepenuhnya kepada-Nya,  mengingat janji-Nya bahwa Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita (I Kor 10:13) dan segala hajaran-Nya untuk kebaikan kita juga  (Ibrani 12:10).

Marilah kita membawa seluruh kesusahan kita kepada-Nya, karena Ia, sumber berkat akan memberikan kelepasan.

Dari perjalan hidup umat Israel tersebut dapatlah disimpulkan bahwa penyertaan Tuhan bukan berarti umat-Nya selalu bebas dari persoalan tetapi penyertaan Tuhan berarti Dia selalu hadir dalam hidup umat-Nya dan siap sedia memberikan jalan keluar dalam setiap persoalan kita.

Berserahlah kepada-Nya, menengadahlah dan lihat tangan berlubang paku akan melawat kita. 

Ibrani 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."


Lalu apakah yang Tuhan lakukan ketika Dia menyertai hidup kita?
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari tentang janji penyertaan Tuhan dalam kehidupan orang percaya:
1.      IA SELALU ADA BERSAMA KITA (AYAT.5)
Penyertaan Tuhan memberikan arti bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita, Ia tidak akan membiarkan kita dan tidak akan meninggalkan kita.
Dalam ayat 5 ada kalimat yang menyatakan “…Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ini adalah janji penyertaan Tuhan bagi orang percaya.  Dan kita mengakui bersama bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang benar, yang menyatakan fakta tentang diri Allah.  Allah selalu menepati janji penyertaan-Nya dan secara jelas itu dapat kita lihat dengan sejarah penyertaan-Nya ketika Ia membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.  Dalam gambaran ini kita melihat penyertaan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan, siang dan malam ia menyertai mereka berjalan menuju ke tanah Kanaan. Suatu penyertaan yang luar biasa Allah lakukan terhadap umatnya. Ia tidak membiarkan mereka dan Ia pun tidak meninggalkan mereka sendiri, Ia Allah yang setia kepada janji-Nya. 
Sekarang pun janji Tuhan itu tetap nyata sampai saat ini dan sampai seterusnya. Walau secara mata kita tidak melihat tiang awan dan api Tuhan seperti apa yang dilihat oleh bangsa Israel, tetapi Ia tetap menyertai kita karena penyertaan Tuhan tidak tergantung dari apa yang kita lihat atau rasakan.  Sebab Ia adalah Allah dan Ia tetap menyertai orang percaya, sekalipun kita tidak merasakannya dan tidak melihatnya, karena Dia adalah Immanuel,DIa ada bersama dengan kita. Ketika Tuhan menyelamatkan kita dan membawa kita keluar dari kehidupan lama, Ia menyertai kita dengan memimpin hidup kita menuju kepada kehidupan yang kekal.

Kadang ketika kita mengalami masalah (Tidak mendapatkan pekerjaan/Keluarga/Keuangan/kuliah,dll) kita cenderung akan bertanya dimanakah penyertaan Tuhan? Apakah Tuhan meninggalkan aku, ketika menghadapi masalah? Tidak demikian. Sebenarnya Tuhan tetap ada bersama dengan kita dalam keadaan apapun, tetapi kita yang tidak mengetahui dan mengenal dengan benar arti dari penyertaan Tuhan. Hal ini dapat disamakan dengan bangsa Israel yang selalu bersungut-sungut saat menghadapi masalah ketika melakukan perjalanan dari Mesir menuju Kanaan. Padahal Allah ada menyertai mereka dan merekapun melihat penyertaan Tuhan itu dengan nyata. Namun mereka seakan-akan menganggap Tuhan tidak menyertai mereka.
Sebagai orang percaya kita harus mengetahui bahwa dalam keadaan apapun Tuhan selalu menyertai kita.
2.      IA SELALU ADA UNTUK MENOLONG KITA (AYAT.6)
Penyertaan Tuhan memberikan arti bahwa Tuhan selalu ada untuk menolong kita, Ia adalah penolong yang sejati dan kita tidak perlu takut menghadapi kehidupan ini.
Dalam ayat 6 Firman Tuhan berkata “…Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut…” Ini merupakan wujud dari penyertaan Tuhan, yaitu pertolongan.  Tuhan bukan hanya tidak membiarkan dan tidak meninggalkan, tetapi Dia juga bertindak sebagai penolong dalam hidup kita.

Kebanyakan orang yang tidak mengerti tentang keberadaan Tuhan sebagai penolong dalam hidup mereka, sehingga dapat kita lihat banyaknya orang yang sudah tidak mengerti apa pentingnya Doa, bahkan tidak lagi berdoa kepada Tuhan. Tidak sedikit pula, orang percaya yang mencari pertolongan ditempat lain.
Kita sudah tidak asing lagi dengan kisah dua belas pengintai (Bilangan 13). Kisah ini terjadi pada saat bangsa Israel ada di padang gurun Paran (Bilangan 12:16), sebuah daerah yang sangat dekat dengan tanah perjanjian yang Tuhan sudah janjikan. Alkitab menuliskan bahwa Yosua dan Kaleb akhirnya berhasil memasuki tanah Kanaan. Tetapi kesepuluh pengintai lainnya tidak mewarisi janji-janji Allah karena mereka digentarkan oleh penduduk yang ada di Kanaan. Salah satunya adalah bangsa Enak, yaitu bangsa yang berperawakan besar, lebih daripada manusia pada umumnya. Kita telah sering mendengar mengenai keberhasilan Kaleb dan Yosua. Tetapi, saat ini kita akan memetik pelajaran dari kesepuluh pengintai yang lain. Rasa takut merupakan sebuah tanda bahwa kita tidak mengenal arti dari penyertaan Tuhan dalam hidup kita.
Bilangan 14:9 dituliskan ,”…, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.…” Yosua dan Kaleb tidak takut, tetapi sepuluh pengintai lainnya merasa takut. Dan inilah yang membuat mereka gagal pada akhirnya. Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang menyertai mereka. Apakah keberanian itu? Kata “berani” mengandung pengertian: kgemampuan untuk bertindak mengatasi rasa takut. Artinya, orang yang berani bukanlah orang yang tidak dapat digentarkan atau tidak memiliki rasa takut. Tetapi orang yang berani adalah orang yang tahu mengatasi kegentaran atau ketakutan itu. Setiap orang memiliki rasa takut. Tetapi jika kita mempercayai Tuhan yang menyertai, kita diberi kemampuan untuk mengalahkan rasa takut itu. Itulah yang terjadi kepada Kaleb dan Yosua. Kaleb dan Yosua mengalahkan ketakutan dengan kesadaran bahwa Tuhan menyertai mereka. Beranikah kita mengambil keputusan yang tepat saat kita menghadapi persoalan yang sulit? Beranikah kita mengatakan bahwa Tuhan adalah penolongku dan aku tidak akan takut menghadapi masalahku.  Kita memang mungkin digentarkan atau dibuat takut. Tetapi jika kita yakin bahwa Tuhan menyertai kita, maka kita akan dapat menyingkirkan rasa takut tersebut.

Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita dan Dia selalu punya waktu untuk menyertai serta Dia tidak akan pernah membiarkan Kita sendiri menjalani kehidupan ini.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 23 November 2011

Sukacita Melayani Tuhan - Joy Serving God


Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
(Filipi 4:4-7)


Ayat di atas ditulis rasul Paulus untuk jemaat di Filipi saat dia sedang berada di balik penjara di tengah tekanan, ketidaknyamanan dan keterbatasan. Berada di balik penjara tidak membuat Paulus larut dalam kekecewaan, menyesali panggilannya. Dia berkata; aku tau apa itu menderita dalam melayani Tuhan dan aku mengalami semuanya (2 Korintus 11:23-28) namun semua itu tidak akan dapat memisahkan aku dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8:35-39). Aku mau tetap melayaniNya sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21).

Adalah lebih mudah bagi Paulus untuk bersungut-sungut dan mempertanyakan penyertaan Tuhan, namun dalam semuanya itu Paulus tetap berkata; “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”. Saudaraku, masalah dan beban hidup tidak seharusnya membuat kita mundur dari pelayanan kepada Tuhan, pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, semua yang Tuhan ijinkan terjadi tidak mungkin melebihi kekuatan manusia (1 Korintus 10:13). Beban hidup justru memberi bobot/nilai pada iman kita, dalam menghadapi beban hiduplah iman kita dibentuk semakin padat dan berbobot, yaitu saat kita memilih untuk percaya, beriman dan tidak menjadi kecewa dengan Tuhan dalam menantikan jawaban dan pertolonganNya.

Kita yang telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, kita yang hidup di bawa kuasa salib tidak bisa lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi tetapi melayani Tuhan dan semua yang dikasihiNya. Itulah alasannya mengapa Paulus tetap dapat bersukacita meskipun dalam melayani Tuhan dia menghadapi berbagai masalah dan penganiayaan. Dia tau dia sedang melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Saudaraku, melayani Tuhan tidak hanya mengacu pada pelayanan mimbar atau kegiatan-kegiatan kerohanian kita di gereja. Kehidupan kita adalah pelayanan kita, itulah ibadah iman kita kepada Tuhan, melakukan segala detail kehidupan kita sebagai sebuah ibadah. Bahkan hal-hal sederhana dan tugas-tugas kecil yang tidak diperhatikan oleh manusia, tetap diperhatikan Allah dan memiliki implikasi kekal, itulah pelayanan kita kepada Yesus Kristus.

Supaya kita menemukan sukacita dalam pelayanan kita kepada Tuhan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu;
1. Melayani dengan motivasi yang benar
Saat kita mengikut Tuhan, berbakti dan mentaati perintah Tuhan pastikan kita melakukan semua itu dengan motivasi dan sikap hati yang benar. Bukan berfokus hanya pada berkatNya yang melimpah atau pemeliharaan dan janji keselamatanNya, namun layanilah Tuhan karena Ia memang layak menerima pengabdian kita. Sebenarnya kita tidak memerlukan alasan lagi mengapa harus melayani Tuhan, pengorbananNya untuk keselamatan kita dan kasihNya yang tak terbatas setiap saat sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi kita. Dalam 2 Korintus 5:15 Paulus berkata: “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Itulah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita, hidup kita bukanlah untuk diri kita lagi melainkan untuk mengerjakan keselamatan kita dan berbuah (pertobatan, pelayanan dan berbuah jiwa) bagi kemuliaan Allah. Pelayanan kita menjadi bukti kasih kita kepada Tuhan, kasih yang murni tanpa tujuan-tujuan terselubung yang mementingkan diri sendiri.
Setiap pelayanan yang dimulai dan didasari oleh motivasi yang salah, tidak akan bisa bertahan lama dan justru menjadi kejijikan di mata Tuhan. Kita bisa saja terlihat sangat rohani dan luar biasa dalam pelayanan, tetapi bukan apa yang kelihatan yang dilihat oleh Allah melainkan apa yang ada dalam hati kita. Saat kita melayani dengan dasar kasih yang murni kepada Tuhan, kita tidak akan mudah kecewa dengan keadaan ataupun perlakuan orang lain. Kita tidak akan mudah kecewa jika kita tidak mendapat penghargaan (dari manusia) yang mungkin seharusnya kita dapatkan, atau mengundurkan diri saat keadan terlihat begitu sulit dan seolah-olah kita tidak melihat penyertaan Tuhan. Kita tidak akan mudah kecewa karena kita berfokus pada perkenanan Tuhan, kita melayani Tuhan karena kita mengasihiNya dan ingin mempersembahkan yang terbaik bagiNya bukan untuk memperoleh pujian, penghargaan ataupun imbalan.

2. Melayani sesuai dengan panggilan

 Kita akan bersukacita melayani jika kita melayani sesuai dengan panggilan
Tuhan, sesuai dengan kasih karunia dan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Tidak perlu memaksakan diri untuk apa yang bukan bagian kita atau apa yang tidak bisa kita lakukan. Lakukan yang terbaik sesuai kapasitas kita sebagai pelayanan dan persembahan bagi Tuhan. Tuhan tidak pernah meminta kita melakukan apa yang tidak bisa kerjakan atau menyuruh kita mengerjakan sesuatu tanpa memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan. Setiap karunia, kelebihan dan talenta yang kita miliki adalah perlengkapan yang Tuhan percayakan untuk digunakan dalam mendukung pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Kita harus mulai mengenali kelebihan dan kemampuan yang Tuhan taruh dalam diri kita, mengembangkan dan mengunakannya untuk melayani Tuhan.  Baik dalam pelayan gereja seperti pemuji-penyembah, pelayanan kasih, doa ataupun pelayanan sekuler yang memberkati ladangTuhan yaitu dunia usaha/bisnis, sosial, pemerintahan atau apapun panggilan Tuhan dalam hidup kita. Layanilah Tuhan dengan karunia yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.

3. Perlu adanya keseimbangan dalam melayani

    Dalam Mark
us 6:31-32, setelah mengadakan mujizat untuk memberi makan lima ribu orang, Yesus  berkata kepada murid-muridNya: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Dalam melayani Tuhan perlu adanya keseimbangan antara roh, jiwa dan tubuh kita. Tubuh dan jiwa kita juga memerlukan waktu untuk beristirahat dari semua kesibukan dan kegiatan pelayanan kita. Menjaga kesehatan bait Allah yaitu tubuh kita serta memulihkan tenaga dan pikiran untuk bisa lebih aktif dan produktif dalam kegiatan dan pelayanan kita. Selain aktif dalam melayani kita juga harus tetap menjaga kualitas hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebab itulah sumber kasih dan kemampuan kita dalam melayani Tuhan. Kita tidak mungkin dapat membagi kasih kepada orang lain lewat pelayanan kita jika kita tidak terus menjaga hubungan kita dengan sumber kasih yaitu Tuhan. Membangun hubungan dan mencari kehendak Tuhan juga merupakan pelayanan kita kepada Tuhan.

 Persembahkanlah yang terbaik dalam pelayanan kerohanianmu dan jadilah excellent dalam setiap tanggung-jawab yang dipercayakan kepada kita, dalam studi, pekerjaan. Saksikan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Kristus, kita melayani tetapi kita juga bisa berprestasi dalam studi, kita bisa sukses dalam pekerjaan
.

 persembahkanlah hidupmu kepada Tuhan dalam setiap detail kehidupan lakukanlah semuanya sebagai ibadah, sebagai pelayanan kita kepada Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam melayani Tuhan karena kita mengerti kita sedang mengerjakan apa yang dikehendakiNya, memaksimalkan potensi yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dengan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup. Dengan demikian kita menjadi lebih produktif, tidak akan menjadi lelah dalam pelayanan dan kecewa dengan orang lain ataupun keadaan.

Tuhan Yesus Memberkati.