Apa yang kamu pikirkan jika melihat seorang cewek cantik atau cowok yang tampan, ia memiliki segalanya yang mustahil kita miliki ? Terkadang kita pasti merasa cemburu, ataupun kagum melihatnya. Hati kita bisa saja berbisik, "Koq, baik bener-lah Tuhan kepadanya !?"
Buat apa kita marah dan cemburu dengan keberhasilan dan kehebatan orang lain ? Bukankah Tuhan sudah menyediakan sukses kita sendiri. Hanya saja kita yang tak pernah berusaha meraihnya.
Rencana Tuhan itu indah dan rancanganNya-lah yang terbaik bagi kita !! Memang sih, Langit tak akan selalu biru. Tapi selagi langit masih biru, buatlah yang terbaik bagi Tuhan. Biarlah ucapan dan tindakan kita menjadi berkat bagi orang lain. Kita tak perlu mengutuki ataupun meremehkan seseorang, seharusnya kita memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan, karena Cipta & Karya Tuhan itu indah, Ia menjadikan seorang yang tampan dengan kekurangannya, seorang yang cantik dengan kelemahannya, seorang yang bodoh dengan kejenakaannya, dsb. Tuhan itu adil koq.... Ada yang lebih, ada juga yang kurang.
Segala sesuatu itu tidak terlihat sebagaimana adanya. Jika kita melihat seorang yang dengan kebodohannya, belum tentu hidupnya akan melarat. Bisa saja Tuhan akan memakai dia buat kemuliaan Allah. Ingat, Justru dalam kelemahanmu, kuasa Tuhan menjadi sempurna. Tuhan memberi kita derita, bukan karena dosa kita, tapi justru kita sedang ditempahnya untuk menjadi yang terbaik. Seperti Bejana, dari tanah liat yang kotor, setelah mengalami begitu banyaknya proses, tanah yang kotor itu pun menjadi Bejana yang indah.
Lautan yang tenang, tidak akan menciptakan pelaut yang tangguh, begitu juga dengan manusia. Beranilah ambil resiko, cobalah terus. Jika kamu mengalami kegagalan, jadikanlah itu sebagai pimpinan Tuhan yang mengarahkanmu kepada kebaikan. Ingat, seorang pecundang akan berkata : "Memang bisa, tapi tidak mudah !!" Tapi seorang pemenang akan berkata : "Memang tidak mudah, tapi BISA !!". Jadi, Pakailah dirimu buat kemuliaan Tuhan.
Roma 5 : 3-4 berkata : "Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan".
"....tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah. (Ibrani 7 : 19b).
Tuhan Yesus Memberkati.
Minggu, 26 Juni 2011
Minggu, 19 Juni 2011
Tidak jauh dari Tuhan
Yohanes 12:26
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Mazmur 67; Markus 11; Bilangan 17-18
Salah satu ciri khas seorang pelayan adalah selalu berada di dekat tuannya atau di dekat orang yang dilayani. Jadi, pelayan tidak bisa semau dan seenaknya sendiri menentukan di mana ia berada. Jika ia bertindak semaunya sendiri, dapat dipastikan umur pelayanannya tidak akan tahan lama.
Sebagai Tuan, Yesus juga mengharapkan yang sama. Ia ingin setiap pelayan-Nya selalu dekat dengan-Nya. Untuk apa? Supaya mereka tahu isi hati-Nya, keinginan-Nya, dan peka terhadap hal-hal yang harus dikerjakan untuk-Nya. Apa jadinya jika pelayan tidak berada di tempat tuannya berada?
1. Kemungkinan besar ia akan salah bertindak. Kelihatannya ia masih melayani, tetapi pekerjaannya belum tentu berkenan di hati tuannya. Bisa jadi kita pun demikian, pekerjaan kita hanya menyenangkan diri kita sendiri, bukan menyenangkan hati Tuhan.
2. Tidak membawa hasil. Contohnya Yunus. Sebagai pelayan Allah, Yunus tidak bertindak sesuai dengan alamat yang telah ditetapkan Tuhan. Akibatnya bukan berkat yang ia dapatkan melainkan bencana. Kita pun bisa mengalaminya jika tidak bergerak sesuai kehendak Tuhan. Mengikuti kehendak Tuhan memang tidak selalu menyenangkan karena tidak sesuai dengan keinginan kita, tetapi seorang pelayan sejati akan tetap menuruti keinginan Tuannya.
Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Tuhan memberkati
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.
Mazmur 67; Markus 11; Bilangan 17-18
Salah satu ciri khas seorang pelayan adalah selalu berada di dekat tuannya atau di dekat orang yang dilayani. Jadi, pelayan tidak bisa semau dan seenaknya sendiri menentukan di mana ia berada. Jika ia bertindak semaunya sendiri, dapat dipastikan umur pelayanannya tidak akan tahan lama.
Sebagai Tuan, Yesus juga mengharapkan yang sama. Ia ingin setiap pelayan-Nya selalu dekat dengan-Nya. Untuk apa? Supaya mereka tahu isi hati-Nya, keinginan-Nya, dan peka terhadap hal-hal yang harus dikerjakan untuk-Nya. Apa jadinya jika pelayan tidak berada di tempat tuannya berada?
1. Kemungkinan besar ia akan salah bertindak. Kelihatannya ia masih melayani, tetapi pekerjaannya belum tentu berkenan di hati tuannya. Bisa jadi kita pun demikian, pekerjaan kita hanya menyenangkan diri kita sendiri, bukan menyenangkan hati Tuhan.
2. Tidak membawa hasil. Contohnya Yunus. Sebagai pelayan Allah, Yunus tidak bertindak sesuai dengan alamat yang telah ditetapkan Tuhan. Akibatnya bukan berkat yang ia dapatkan melainkan bencana. Kita pun bisa mengalaminya jika tidak bergerak sesuai kehendak Tuhan. Mengikuti kehendak Tuhan memang tidak selalu menyenangkan karena tidak sesuai dengan keinginan kita, tetapi seorang pelayan sejati akan tetap menuruti keinginan Tuannya.
Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
Tuhan memberkati
Minggu, 12 Juni 2011
Doa Tak Bersyarat
Renungan tentang doa
Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Sorga. Anugerah keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.Ketika ancaman dapur api sudah di depan mata, dengan lantang mereka berkata,”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu." (Dan. 3:17-18) Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan Sorga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di Sorga menitik di pipi-Nya.
Beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata “Tuhan itu baik” meski kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar ,”Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of God.” (Dan.3:25) Orang yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!
Tuhan memberkati
Minggu, 05 Juni 2011
Muliakan Tuhan Dengan apa yang kamu Miliki
Yohanes 9:1-3
9:1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" 9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
Banyak dari kita tak dapat menerima kondisi, talenta, bakat, postur tubuh, wajah, pekerjaan, atau apa saja yang kita miliki. Kadang kita membanding-banding kondisi kita dengan kondisi orang lain dan merasa kita adalah orang yang paling tak beruntung di dunia ini dibandingkan dengan orang lain. Bila ada teman kita memiliki wajah yang cantik, prestasi akademik yang lebih baik, karier yang lebih baik, kita berusaha ingin seperti dia, dan kemudian ketika kita tak dapat mencapainya, kita mulai merasa iri hati atau bahkan menyalahkan orang lain, orangtua kita, atau bahkan Tuhan, mengapa orang lain diberikan hal yang baik dan kita tidak.
Tuhan menciptakan setiap orang dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada arti, ada tujuan dalam diri setiap orang di dunia ini ketika ia dilahirkan. Setiap orang diberikan sesuatu yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Semuanya itu adalah demi untuk kemuliaan namaNya.
Daud mengatakan dalam Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tuhanlah yang merencanakan kehadiran setiap orang di dunia ini, ia tidak merancang kita sambil lalu, ia tidak merancang kita asal-asalan, namun Tuhan menenun kita, Ia merencanakan dengan seksama kehadiran setiap orang di dunia ini dan hal itu adalah suatu perbuatan yang ajaib, suatu kejadian yang dasyat. Bayangkan Tuhan merancang anda dengan hati-hati, menanamkan di dalam diri kita masing-masing suatu benih, suati bakat, suatu talenta agar kelak melalui benih, talenta atau apa saja itu yang ditaruh Tuhan dalam diri kita, akan menjadikan hidup kita berbeda dari orang lain, unik, dan memuliakan karya ciptaanNya. Tuhan adalah perancang yang hebat, seniman yang yang ajaib, arsitek yang mulia bagi ciptaan-ciptaannya. Semua yang diciptakanNya baik dan agung.
Dalam setiap ciptaanNya, seseorang mungkin diberikan 10 talenta, ada yang diberikan 5 talenta dan ada yang mungkin hanya satu talenta. Bagi Tuhan tak ada beda memberikan 1 atau 2 atau 10 talenta, yang penting apakah dengan talenta itu kita menggunakannya untuk memuliakan Dia dalam hidup kita atau kita pergi menggali lubang dan menguburkannya di dalam tanah menunggu sampai Tuhan datang kembali.
Setiap orang yang diberikan talenta memiliki tanggung jawab untuk melipatgandakan hasilnya. Tanggung jawab itu melekat pada diri orang itu dan kepadanya akan diminta pertanggungjawabannya pada suatu saat kelak ketika Yesus datang kembali.
Dalam bacaan di atas, Yesus sedang lewat dan Ia melihat seorang yang dilahirkan cacat yaitu kedua matanya buta. Apa yang terjadi kemudian adalah datang pertanyaan dari murid-muridNya menyangkut siapakah yang berbuat dosa sehingga menyebabkan orang ini dilahirkan buta, orang itu sendiri atau orangtuanya. Pertanyaan seperti ini memiliki prasangka awal untuk berupaya menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam dari suatu masalah dan tidak berusaha menyelesaikan masalah.
Hal seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan kita, ketika kita berada dalam suatu situasi tertentu, kita tidak melihat pada masalah tetapi berusaha mencari siapa yang bisa kita salahkan.
Mengatakan kalau seseorang itu dilahirkan cacat berarti ada dosa dalam diri seseorang atau keluarganya sama saja dengan mengatakan bahwa Tuhan telah menghukum orang sebelum ia lahir.
Kita melihat apa jawab Yesus kepada pertanyaan seperti ini. Yesus berkata:” Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. ” Jawaban Yesus ini memberikan perspektif jelas bahwa ada rencana Allah dalam diri setiap manusia. Ada titipan tugas dari Allah bagi setiap orang menyangkut kehadirannya di dunia ini. Melalui diri setiap orang, entah dia sehat atau cacat, apakah dia memiliki wajah cantik/ganteng atau jelek, apakah dia kuat atau lemah, ada pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam diri mereka.
Di dalam setiap situasi yang kita hadapi selalu ada rencana Allah, pekerjaan-pekerjaan Allah yang mau dinyatakan atau diungkapkan melalui hidup kita. Karena itu carilah apa maksud Tuhan dalam setiap situasi kita, dan bukan mencari cara untuk menyalahkan orang lain. Tetap memuliakan Tuhan, apapun situasi yang kita hadapi.
Adakalanya sesuatu yang kita anggap kelemahan kita, justru direncanakan oleh Tuhan untuk menjadi suatu keunikan bagi kita, dan mendatangkan berkat bagi banyak orang. Hanya ketika kita mau mengsyukuri apa yang kita miliki, maka kita dapat melihat apa kehendak Tuhan bagi kita.
Menyadari akan hal ini, maka sebagai orang percaya kita perlu mengsyukuri apa yang kita miliki, apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang buruk bagi anak-anakNya. Ia adalah Bapa yang penuh kasih. Ia memberikan berkat berlimpah-limpah dalam kehidupan orang-orang yang dikasihinya.
Banyak dari kita tak dapat menerima kondisi, talenta, bakat, postur tubuh, wajah, pekerjaan, atau apa saja yang kita miliki. Kadang kita membanding-banding kondisi kita dengan kondisi orang lain dan merasa kita adalah orang yang paling tak beruntung di dunia ini dibandingkan dengan orang lain. Bila ada teman kita memiliki wajah yang cantik, prestasi akademik yang lebih baik, karier yang lebih baik, kita berusaha ingin seperti dia, dan kemudian ketika kita tak dapat mencapainya, kita mulai merasa iri hati atau bahkan menyalahkan orang lain, orangtua kita, atau bahkan Tuhan, mengapa orang lain diberikan hal yang baik dan kita tidak.
Tuhan menciptakan setiap orang dengan maksud dan tujuan tertentu. Ada arti, ada tujuan dalam diri setiap orang di dunia ini ketika ia dilahirkan. Setiap orang diberikan sesuatu yang berbeda sesuai dengan tujuan masing-masing. Semuanya itu adalah demi untuk kemuliaan namaNya.
Daud mengatakan dalam Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tuhanlah yang merencanakan kehadiran setiap orang di dunia ini, ia tidak merancang kita sambil lalu, ia tidak merancang kita asal-asalan, namun Tuhan menenun kita, Ia merencanakan dengan seksama kehadiran setiap orang di dunia ini dan hal itu adalah suatu perbuatan yang ajaib, suatu kejadian yang dasyat. Bayangkan Tuhan merancang anda dengan hati-hati, menanamkan di dalam diri kita masing-masing suatu benih, suati bakat, suatu talenta agar kelak melalui benih, talenta atau apa saja itu yang ditaruh Tuhan dalam diri kita, akan menjadikan hidup kita berbeda dari orang lain, unik, dan memuliakan karya ciptaanNya. Tuhan adalah perancang yang hebat, seniman yang yang ajaib, arsitek yang mulia bagi ciptaan-ciptaannya. Semua yang diciptakanNya baik dan agung.
Dalam setiap ciptaanNya, seseorang mungkin diberikan 10 talenta, ada yang diberikan 5 talenta dan ada yang mungkin hanya satu talenta. Bagi Tuhan tak ada beda memberikan 1 atau 2 atau 10 talenta, yang penting apakah dengan talenta itu kita menggunakannya untuk memuliakan Dia dalam hidup kita atau kita pergi menggali lubang dan menguburkannya di dalam tanah menunggu sampai Tuhan datang kembali.
Setiap orang yang diberikan talenta memiliki tanggung jawab untuk melipatgandakan hasilnya. Tanggung jawab itu melekat pada diri orang itu dan kepadanya akan diminta pertanggungjawabannya pada suatu saat kelak ketika Yesus datang kembali.
Dalam bacaan di atas, Yesus sedang lewat dan Ia melihat seorang yang dilahirkan cacat yaitu kedua matanya buta. Apa yang terjadi kemudian adalah datang pertanyaan dari murid-muridNya menyangkut siapakah yang berbuat dosa sehingga menyebabkan orang ini dilahirkan buta, orang itu sendiri atau orangtuanya. Pertanyaan seperti ini memiliki prasangka awal untuk berupaya menyalahkan orang lain, mencari kambing hitam dari suatu masalah dan tidak berusaha menyelesaikan masalah.
Hal seperti ini banyak terjadi dalam kehidupan kita, ketika kita berada dalam suatu situasi tertentu, kita tidak melihat pada masalah tetapi berusaha mencari siapa yang bisa kita salahkan.
Mengatakan kalau seseorang itu dilahirkan cacat berarti ada dosa dalam diri seseorang atau keluarganya sama saja dengan mengatakan bahwa Tuhan telah menghukum orang sebelum ia lahir.
Kita melihat apa jawab Yesus kepada pertanyaan seperti ini. Yesus berkata:” Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. ” Jawaban Yesus ini memberikan perspektif jelas bahwa ada rencana Allah dalam diri setiap manusia. Ada titipan tugas dari Allah bagi setiap orang menyangkut kehadirannya di dunia ini. Melalui diri setiap orang, entah dia sehat atau cacat, apakah dia memiliki wajah cantik/ganteng atau jelek, apakah dia kuat atau lemah, ada pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam diri mereka.
Di dalam setiap situasi yang kita hadapi selalu ada rencana Allah, pekerjaan-pekerjaan Allah yang mau dinyatakan atau diungkapkan melalui hidup kita. Karena itu carilah apa maksud Tuhan dalam setiap situasi kita, dan bukan mencari cara untuk menyalahkan orang lain. Tetap memuliakan Tuhan, apapun situasi yang kita hadapi.
Adakalanya sesuatu yang kita anggap kelemahan kita, justru direncanakan oleh Tuhan untuk menjadi suatu keunikan bagi kita, dan mendatangkan berkat bagi banyak orang. Hanya ketika kita mau mengsyukuri apa yang kita miliki, maka kita dapat melihat apa kehendak Tuhan bagi kita.
Menyadari akan hal ini, maka sebagai orang percaya kita perlu mengsyukuri apa yang kita miliki, apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita. Tuhan tidak pernah memberikan sesuatu yang buruk bagi anak-anakNya. Ia adalah Bapa yang penuh kasih. Ia memberikan berkat berlimpah-limpah dalam kehidupan orang-orang yang dikasihinya.
Tuhan memberkati
Sabtu, 04 Juni 2011
Tujuan Hidup
Tuhan memberikan kesempatan hidup ukt berbahagia..
Tapi dalam perjalanan, aku mulai disibukkan dengan masalah-masalah hari ini, esok, dan apa akan jadi apa aku di masa depanku?
Setiap masalah membuatku selalu meminta bantuanMu,
Namun kadang aku berpikir, aku tidak membutuhkanMu,
Sehingga sesuatu yang simple dapat menjadi begitu sulit,
Bahkan dalam pelayanan pun, aku melayani diriku sendiri..
Suatu hari Engkau menegurku,
"Anakku begitu jauhnya engkau melangkah, seakan-akan hidup di dunia adalah segalanya".
Aku memberikanmu semuanya agar Engkau dapat mengasihiKu..
Semua fasilitas yg Kubrikan hanya sementara..
Bahkan hal yang paling engkau sayangi pun tidak selamanya ada di genggamanmu..
Lakukan semuanya karena engkau mengasihiKu..
Sebab ketulusanmu akan membangun rumah di surga yang seharusnya menjadi Tujuan Hidupmu yang sesungguhnya..
Tapi dalam perjalanan, aku mulai disibukkan dengan masalah-masalah hari ini, esok, dan apa akan jadi apa aku di masa depanku?
Setiap masalah membuatku selalu meminta bantuanMu,
Namun kadang aku berpikir, aku tidak membutuhkanMu,
Sehingga sesuatu yang simple dapat menjadi begitu sulit,
Bahkan dalam pelayanan pun, aku melayani diriku sendiri..
Suatu hari Engkau menegurku,
"Anakku begitu jauhnya engkau melangkah, seakan-akan hidup di dunia adalah segalanya".
Aku memberikanmu semuanya agar Engkau dapat mengasihiKu..
Semua fasilitas yg Kubrikan hanya sementara..
Bahkan hal yang paling engkau sayangi pun tidak selamanya ada di genggamanmu..
Lakukan semuanya karena engkau mengasihiKu..
Sebab ketulusanmu akan membangun rumah di surga yang seharusnya menjadi Tujuan Hidupmu yang sesungguhnya..
Langganan:
Postingan (Atom)