Zakheus
adalah seorang yang hidup pada awal abad pertama Masehi dan disebut dalam
bagian Perjanjian Baru di Alkitab. Zakheus bekerja sebagai kepala pemungut
cukai yang sangat kaya dan berbadan pendek di kota Yerikho (Lukas 19 : 1-2).
Nama Zakheus sendiri berasal dari kata Zakkhaios
yang berarti yang murni dan saleh.
Pekerjaan
Zakheus sebagai pemungut cukai pada saat itu sangat dibenci oleh kaum Yahudi
yang melihat dia sebagai seorang pengkhianat karena telah bekerja untuk bangsa
penjajah yaitu orang Romawi. Pada awal Masehi, kota Yerikho adalah pusat
produksi dan ekspor untuk “Balsam Mekkah” atau dalam bahasa Inggris balm of Gilead, sehingga kedudukan
Zakheus sebagai kepala pemungut cukai di kota itu tentunya sangat penting dan
menghasilkan kekayaan yang sangat besar.
Zakheus,
kepala pemungut cukai, yang memegang kuasa dan jabatan yang tinggi, menarik
pajak lebih dari dari yang semestinya untuk memperkaya diri dan koleganya.
Perbuatannya inilah yang membuat dia dibenci oleh masyarakat, tetapi tidak ada
seorangpun berani menentangnya karena dia dilindungi oleh pemerintah Romawi
yang sedang menjajah saat itu.
Kemudian
dia mendengar kabar tentang seseorang bernama Yesus dari Nazaret yang
dielu-elukan sebagai Mesias. Dia melakukan banyak mujizat, yaitu membuat orang
buta melihat, orang lumpuh berjalan, sampai membangkitkan orang mati. Zakheus
pun tertarik dengan kabar tersebut.
Pada suatu
hari di kota Yerikho orang-orang sedang ramai mengerumuni Yesus yang sedang
berjalan melintasi kota tersebut menuju Yerusalem (itu adalah perjalanan terakhir Yesus menuju Yerusalem). Zakheus
yang sangat penasaran karena ingin melihat orang seperti apakah Yesus itu,
tidak berhasil karena badannya pendek dan tenggelam di kerumunan orang
tersebut. Zakheus tidak kehabisan akal, dia berlari mendahului orang banyak
lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat melalui pohon
tersebut. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini
Aku harus menumpang di rumahmu.” Lalu Zakheus segera turun dan menerima
Yesus dengan sukacita. (Lukas 19: 3-6)
Tetapi
semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia menumpang dirumah orang berdosa.”
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan
sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali
lipat.” (Lukas 19: 7-8)
Melihat
ketulusan Zakheus, Yesus berkata kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang
inipun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan
yang hilang.” (Lukas 19: 9-10)
Hikmah dari
kisah pertemuan Yesus dan Zakheus adalah respons terhadap orang-orang Yahudi,
terutama golongan Farisi, yang mengkritik Yesus karena sering bersama-sama
dengan orang berdosa, tetapi Yesus justru melakukan apa yang tidak disukai
orang banyak. Di sini Yesus merobohkan dinding pembatas yang memisahkan
pergaulan dengan orang-orang yang dianggap berdosa.
Rumah Zakheus sebagai orang
kaya tentunya indah dan penuh perhiasan, namun dia bukannya bangga, malah malu
dan tersentuh ketika Yesus datang dan singgah ke rumahnya. Di hadapan
tamu-tamunya, termasuk murid-murid Yesus yang pasti turut masuk dalam
perkarangan rumah Zakheus, untuk membalas budi dan perhatian Yesus kepadanya,
Zakheus memperlihatkan perubahan hati dan sikapnya, terutama kepada Yesus yang
dipanggilnya “Tuhan”. Disini terjadi hal yang menarik, yaitu pertobatan Zakheus
yang semula dianggap berdosa karena memiliki pekerjaan pemungut cukai (selalu
dianggap korupsi) kemudian berubah hati dengan keinginannya akan membagikan
harta miliknya kepada orang miskin, dan membayar empat kali lipat bila dia
telah memungut pajak berlebih dari orang lain.
Teladan
·
Zakheus mempunyai antusias dan
semangat untuk bertemu Tuhan.
·
Zakheus tidak menyerah pada
kelemahannya.
·
Zakheus menemukan jalan keluar.
·
Zakheus merendahkan dirinya untuk
bertemu Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar