Quality Time With God
(Efesus
5:5-17)
EFESUS
5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan
saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti
orang arif,
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari-hari ini adalah jahat.
5:17 Sebab itu janganlah kamu bodoh,
tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
YAKOBUS
4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu
tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu
hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak
setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan
dirinya musuh Allah.
MATIUS
7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi
palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya
mereka adalah serigala yang buas.
7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal
mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari
rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik
menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah
yang tidak baik.
7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu
menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu
menghasilkan buah yang baik.
7:19 Dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan
mengenal mereka.
7:21 Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan
berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus
terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
I.
KUALITAS (QUALITY)
Kualitas (Quality) atau Mutu adalah tingkat baik atau
buruknya. Misalnya,
suatu produk yang dipesan (sepeda motor) apakah bermutu baik atau tidak? Jika
kita berbicara tentang kualitas hubungan, berarti yang harus kita perhatikan adalah
baik atau buruknya hubungan tersebut.
Jika saudara mempunyai sahabat
atau teman dekat atau calon Pasangan Hidup atau suami atau isteri atau sebagai
orang tua atau sebagai anak-anak atau sebagai rekan kerja, yang diperhatikan
dari hubungan tersebut adalah baik atau buruknya, bukan? Berarti saudara dan
saya sementara memperhatikan kualitas dari hubungan atau relasi tersebut. Tentu
saja, hubungan antara pribadi berbeda-beda, disesuaikan dengan tujuannya.
Misalnya, hubungan anak dengan orang tua, berbeda dengan suami dengan isteri,
demikian juga hubungan calon Pasangan Hidup (PH) berbeda dengan sesama rekan
kerja. Mengapa berbeda? Karena disesuaikan dengan tujuannya. Hubungan antara
anak dan orang tua mempunyai tujuan yang berbeda dengan suami dan isteri,
demikian juga tujuan hubungan calon PH berbeda dengan hubungan sesama rekan
kerja.
Perhatian utama dari suatu
hubungan adalah baik atau buruknya yaitu kualitas hubungan tersebut. Jika baik
ada konsekuensinya dan jika buruk ada solusi atau konsekuensinya.
II. APAKAH HUBUNGAN SAUDARA DENGAN ALLAH BERKUALITAS?
Pertanyaan ini tidak boleh dijawab
tanpa mengerti kedalaman maksudnya. Apa yang harus dimengerti? Kita harus
mengerti dengan baik sebagai apakah kita dihadapan Allah dan sebagai apakah
Allah didalam kehidupan kita. Tanpa pengertian yang benar, kita bisa terjebak
dalam jawaban yang keliru. Dan lebih celakanya, jawaban kita yang keliru, kita
anggap benar. Jadi, jawaban harus dibuat berdasarkan pengertian yang benar
tentang status kita dan status Allah serta apa maksud atau tujuan hubungan ini.
Jika kita berbicara tentang
kualitas hubungan dengan Allah, itu berarti kita sementara memperhatikan
kualitas kerohanian atau spiritualitas kita. Jadi, kita harus benar-benar
teliti sehingga kita tidak mencampuradukkan kualitas rohani dan kuantitas atau rutinitas kegiatan keagamaan. Sebab
ini dua hal sangat berbeda. Kualitas rohani tidak dapat diukur dengan kuantitas
atau rutinitas kegiatan keagamaan. Kualitas rohani jauh lebih tinggi nilainya
dari pada kuantitas atau rutinitas kegiatan keagamaan. Saudara dan saya tidak
bisa menilai kualitas rohani kita berdasarkan banyaknya pelayanan yang telah
kita kerjakan. Kita tidak bisa berkata semakin banyak kita melayani semakin
kita mempunyai kualitas rohani yang baik. Mengapa? Karena kualitas rohani saudara
jauh lebih tinggi nilainya dari pada kuantitas pelayanan saudara, tidak bisa
diambil nilai equivalensinya.
Perhatikan baik makna perkataan
Tuhan Yesus ini. Mat. 7:21 “Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” dan Mat. 7:22 Pada hari terakhir banyak
orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak
mujizat demi nama-Mu juga? 7:23
Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak
pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!".
Kita dapat perhatikan, kuantitas
atau jumlah pelayanan yang dikerjakan orang-orang ini, tidak mempengaruhi kualitasnya
untuk dapat masuk dalam Kerajaan Sorga. Jika kita perhatikan mereka melakukan
pelayanan yang tidak sedikit. Mereka bernubuat demi nama Tuhan, mengusir setan
demi nama Tuhan dan bahkan mereka mengadakan banyak mujizat demi nama Tuhan.
Semuanya mereka kerjakan demi nama Tuhan, tapi satu perkataan Tuhan yang
membungkam mereka semua : “Aku tidak pernah mengenal kamu!”. Bagaimana mungkin
Tuhan tidak mengenal mereka? Apa yang sebenarnya terjadi? Perkataan Tuhan
berikutnya menyimpulkan segala kehidupan mereka dihadapan-Nya, “Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan”. Ternyata Tuhan menyimpulkan bahwa
bagi-Nya mereka adalah penjahat yaitu pembuat kejahatan.
Sebenarnya apa yang Tuhan perhatikan
sampai Dia membuat kesimpulan bahwa mereka adalah orang-orang jahat?
Sesungguhnya yang Tuhan perhatikan adalah buahnya. Bagi Tuhan bernubuat,
mengusir setan atau mengadakan mujizat-mujizat tidak dapat dibandingkan dengan
buah-buah kebaikan yang dihasilkan dari pohon yang baik. Saudara, ini berbicara
mengenai kualitas rohani (spiritual qulity), bukan banyaknya pelayanan
yang dikerjakan. Jumlah pelayanan yang dikerjakan tidak bisa dibandingkan
dengan kualitas rohani seseorang. Tapi kualitas rohani seorang beriman dapat
dikenal dari buah-buah yang dihasilkannya. Dengan kata lain kita dapat
menyimpulkan : “untuk dapat masuk Kerajaan Sorga harus mempunyai kualitas buah
yang baik”, jika tidak Tuhan tetap akan berkata hal yang sama kepada kita :
“Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan”.
Jumlah ibadah atau persekutuan
pribadi tidak bisa dijadikan patokan untuk mengukur kualitas rohani saudara.
Saudara tidak bisa berkata saya mempunyai saat teduh 365 kali dalam 1 tahun dan
beratus-ratus jam doa, karena itu saya mempunyai kualitas rohani yang baik.
Namun, saudara bisa mempercayai bahwa dengan mendisiplinkan atau mengatur diri
saudara dengan ketat dalam tahun hidup tersebut maka saudara dapat mengharapkan kualitas rohani
yang jauh lebih baik dari tahun-tahun hidup sebelumnya.
III. Membangun hubungan yang berkualias dengan allah
1)
Digerakkan oleh Visi
Fil. 1:21 karena bagiku hidup adalah kristus
dan mati adalah keuntungan. 3:10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya
dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia
dalam kematian-Nya.
Mari kita perhatikan baik hal ini. Visi
kehidupan Paulus adalah Kristus, tidak ada yang lebih tinggi dari pada hal itu
dalam kehidupannya. Apa misinya? Jelas, Paulus berjuang di dunia ini untuk
mengenal Kristus dan kuasa yang membangkit-Nya. Berikutnya, Paulus menghendaki
untuk lebih lagi di dalam persekutuan dengan Kristus dalam penderitaan-Nya
supaya dia benar-benar menjadi serupa dengan Kristus di dalam kematian-Nya.
Pertanyaan pentingnya adalah apa alasan
saudara membangun hubungan dengan Allah dalam Kristus? Apakah saudara dan saya
bersekutu atau beribadah dengan tujuan atau motivasi yang benar dan jelas?
Firman Tuhan berbunyi : Yak. 4:3 Atau
kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa,
sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
Kalau saudara berdoa, kalau saudara bersekutu dengan Tuhan dengan motivasi yang
salah atau tujuan yang tidak benar dan jelas, maka saudara tidak akan
mendapatkan apa-apa. Lebih baik saudara berhenti dari persekutuan saudara &
pilihlah tidur atau bermain atau nonton atau hal lainnya, karena semuanya sama
saja yaitu kesia-siaan.
Rasul Paulus bersekutu karena dia
mempunyai visi atau tujuan yang benar dan jelas. Karena itu dia mengajarkan
pengajaran yang agung dan mulia kepada Timotius, anaknya yang sangat
dikasihinya : 1Tim. 4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng
nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. 4:8 Latihan badani terbatas
gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji,
baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. 4:9 Perkataan ini
benar dan patut diterima sepenuhnya. Dia juga mengajarkannya kepada jemaat
di Korintus : 1 Kor. 5:58, Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Sekarang refleksikan diri kita dengan
pertanyaan ini : mengapa saudara beribadah atau bersekutu atau berdoa? Jika
saudara tidak mempunyai tujuan ibadah atau persekutuan atau doa yang jelas dan
benar, yaitu tujuan yang sungguh-sungguh menguncangkan seluruh diri saudara,
baik itu roh, jiwa dan tubuh yang saudara punyai, maka ganti tujuan itu, cari
tujuan atau visi yang jelas supaya saudara waktu memperhatikan persekutuan
benar-benar roh, jiwa dan tubuh saudara bergairah terhadap ibadah tersebut.
Mengapa ibadah dan persekutuan saudara dan
saya mempunyai kualitas yang rendah? Karena saudara dan saya mempunyai visi
ibadah yang tidak membangkitkan gairah spiritual yang besar. Jika saudara punya
visi yang besar, maka saudara akan dibakar oleh semangat dan gairah yang besar
untuk mencapainya juga. Jika saudara mempunya visi yang kecil dan lemah, maka
saudara akan dibakar dengan api semangat dan gairah yang kecil juga. Visi yang
besar membuat kita mempunyai kualitas yang besar, tapi visi yang kecil membuat
kualitas kita juga kecil.
Milikilah visi yang besar untuk membangun
ibadah yang berkualitas. Jika visi saudara besar dan mampu membakar semangat
maka saudara akan bersekutu dengan pikiran dan perasaan yang penuh gairah, roh
saudara akan terus menyala-nyala untuk dengan Allah. Ketika Roh Kudus memimpin
saudara mendalami rahasia-rahasia ibadah yang begitu besar, saudara tidak akan
kehabisan semangat karena roh saudara masih kuat. Masih kuat berjalan, masih
kuat untuk merenungkan, masih kuat mendalami, masih kuat membaca Alkitab. Sebab
itu Paulus mengajar anak Timotius : latihan lagi, latihan lagi dan terus
latihan beribadah. Semakin dilatih rohnya semakin kuat merenungkan, semakin
dilatih rohnya semakin kuat menggali, semakin dilatih roh semakin kuat
menampung kebenaran-kebenaran Allah. Saudara perhatikan bagaimana Kristus membangun
persekutuan-Nya. Walaupun tengah malam, Ia tidak mengantuk untuk berdoa, walau
pun harus pagi-pagi mengajar di Bait Allah, Ia tetap dapat melakukannya. Tapi,
murid-murid-Nya tidak bisa melakukannya waktu itu. Sekali lagi, milikilah visi
dan misi yang besar untuk membangun ibadah atau persekutuan yang berkualitas.
2)
Ketulusan dan Kekudusan
Tanpa kekudusan, kualitas ibadah menjadi
perkara yang “sangat mustahil”, tanpa ketulusan, kekudusan pun akan menjadi “sangat
mustahil”, dan jika tanpa ketulusan saudara masuk dalam ibadahmu maka perkara
kualitas menjadi “lebih mustahil lagi”. Jadi, Ketulusan adalah modal awal
sebuah ibadah, tapi kekudusan akan mengakhiri ibadah saudara menjadi sempurna.
Mat.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan
engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di
depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 6:12 dan ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang
yang bersalah kepada kami; 6:14
Karena jikalau kamu mengampuni
kesalahan orang, Bapamu yang
di sorga akan mengampuni kamu
juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
Tuhan tidak akan peduli dengan ibadah
saudara dan saya, jika kita tidak pernah mau datang kepada-Nya dengan hati yang
tulus. Hati yang tulus akan membongkar semua kepribadian kita yang berdosa di
hadapan Tuhan tanpa malu-malu. Dengan hati yang tulus juga kita akan mengharapkan pengampunan dan penyucian diri kita dihadapan
Tuhan. 1Yoh. 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka ia adalah
setia dan adil, sehingga ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan.
Hal apa yang membuat saudara dan saya
dapat mengakui diri bahwa kita adalah orang berdosa? Jawabannya “hanya
ketulusan hati”. Dan hal apa yang membuat saudara diperkenan untuk membangun
ibadah dan pesekutuan yang intim dengan Tuhan? Jawabannya “hanya pembenaran dan
kekudusan diri kita oleh Tuhan”.
Perhatikanlah dengan baik nas ini : Ibr. 9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah
mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak
bercacat, akan menyucikan hati nurani
kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Mengapa saudara dan saya tidak dapat membangun ibadah dan persekutuan yang
berkualitas? Karena hati nurani kita belum disucikan dari ‘segala macam
perbuatan sia-sia’ yang masih kita sembunyikan dengan “terang di hadapan Allah”.
Tanpa hati nurani yang suci dan kudus, kita tiak dapat beribadah kepada Allah
yang hidup. Ini hukum dalam Kerajaan Allah.
Perhatikan dengan baik, bagaimana tatanan
ibadah dalam kitab-kitab Perjanjian Lama (Keluaran dan Imamat. Jika tanpa
kekudusan seseorang datang menghadap Allah untuk beribadah maka ia harus
dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa Israel sebab ia melanggar kekudusan Allah
yang ada ditengah-tengah bangsa yang dikasihi-Nya.
Jadi, jika saudara dan saya hendak
memasuki ibadah, perhatikanlah hati kita. Sekuat apa kita dapat membangun
ketulusan dan kemurnian hati dihadapan Tuhan, maka sekuat itulah hadirat dan
urapan Tuhan dinyatakan atau diimpartasikan kepada kita. Semakin saudara tulus
dan murni, semakin kemuliaan Tuhan dekat dengan saudara.
3)
Metode dan Teknik Yang Benar dan yang
telah dikuduskan
Kisah kematian Nadab dan Abihu, anak-anak
Imam Harun harus menjadi pelajaran penting bagi kita tentang bagaimana kita
membangun metode atau cara yang baik dalam ibadah dan persekutuan dengan Allah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum bersekutu atau beribadah :
a) Tempat & waktu ibadah
b) Perlengkapan ibadah seperti Alkitab, buku
catatan, beberapa referensi tambahan jika diperlukan seperti ensiklopedia
Alkitab, Kamus Alkitab, dll
c) Mulailah dengan berdoa atau dapat juga
dengan puji-pujian
d) Membaca dan mengingat bagian firman Tuhan
untuk direnungkan
e) Merenungkan firman Tuhan dengan
metode-metode tertentu seperti 5 W 1 H, atau panduan-panduan lainnya
f) Mencatat pelajaran dan aplikasi apa yang
mau dikerjakan
g) Mendoakan apa yang akan diaplikasikan
IV. TIGA MACAM WAKTU TUHAN
http://artikel.sabda.org/tiga_macam_waktu_Tuhan
Penulis : Gideon Kristian
Dalam membicarakan waktu Tuhan, kita bertemu dengan tiga istilah dalam
Alkitab (bah. Aslinya)
1.
Waktu Kronos
2.
Waktu Aion:
3.
Waktu Kairos :
Kata
kairos berbicara tentang periode tertentu. Kalau waktu itu sudah lewat, tidak akan kembali lagi (Roma 5:6, ‘Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita
orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah’) Oleh sebab itu
waktu kairos berbicara tentang kesempatan dan momentum yang ada di waktu waktu
tertentu.
Galatia 6:10, ‘Karena itu, selama masih ada kesempatan
bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman’. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi
kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada
kawan-kawan kita seiman - artinya, kalau kesempatan tidak digunakan, maka waktu
(kairos) akan hilang.
Kalau
kita tidak cermat kita akan kehilangan kesempatan. Sebab itu kita harus
memperhatikan waktu pintu terbuka dan waktu pintu tertutup. Alkitab berkata,
Apabila Ia (Yesus ) membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka. (Wahyu 3:7,
‘Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat
di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci
Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup,
tidak ada yang dapat membuka’)
Ada
waktunya Tuhan membuka pintu masuk bagi kita dalam sebuah kesempatan. Bila mana
kita tidak masuk, pintu akan tertutup. *Pintu itu bisa sebuah
kesempatan-kesempatan baik yang kita miliki. Yang mungkin Cuma sekali saja.
Jadi perhatikan KAIROS yang Tuhan berikan. Jadilah peka, bijaksana, berani
mengambil keputusan namun tidak terburu-buru. Atau saudara akan menyesalinya!
V. Menggunakan
Waktu-Waktu Yang Diberikan Allah
Waktu merupakan anugerah Tuhan yang begitu luar biasa
sekali bagi setiap umat manusia, terutama umat Allah, yang telah belajar
mengenal Allah dan kebenaran-kebenaran dalam Kerajaan-Nya. Saudara dan hidup
dalam waktu yang terbatas sekali dalam dunia ini. Firman Tuhan berkata : Maz. 90:10 Masa hidup kami tujuh puluh
tahun dan jika kami kuat, delapan
puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap.
Oleh karena itu dalam waktu bisa saja
menjadi lebih atau kurang dari 70 sampai 80 tahun tersebut kita patut untuk
memanfaatkannya dengan baik. Sebab itu dalam Maz. 90:12 telah difirmankan “Ajarlah
kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana”. Jadi, Jika saudara dan
saya menghitung-hitung jumlah waktu-waktu hidup kita, maka kita akan menjadi
bijak dalam menggunakan waktu hidup kita ini. Mari kita menghitungnya.
Jika kita berasumsi waktu hidup kita 70
tahun maka total waktu kita mempunyai 25.550 hari, 613.200 jam dan 36.792.000
menit.
Anggaplah sekarang saudara berumur 20
tahun, berarti ± 28 % hidup
saudara telah habis, dan saudara masih mempunyai ± batteray
kehidupan saudara tinggal 72%. Anggaplah jika batteray saudara sisa 15 % maka kehidupan saudara sudah tidak
terlalu efektif lagi, berarti saudara masih mempunyai ± 57 % batteray untuk melakukan sesuatu dengan
kualitas tinggi. Jadi, ± saudara masih punya separuh bagian hidup yang totalnya
57 % untuk berkinerja tinggi di dalam dunia ini.
Mari kita
menghitung waktu berkinerja tinggi ini. 57 % dari 613.200 jam adalah 349.524
jam, jadi ± saudara punya 14.564 hari untuk berkinerja tinggi. Waktu terpenting
bagi saudara untuk menjadi efektif setiap hari adalah waktu untuk beristirahat
atau tidur, yang ± 8 jam/hari. Jadi, dalam 14.564 hari saudara yang saudara
punyai, saudara membutuhkan waktu istirahat 116.512 jam, sehingga waktu sisa
untuk saudara berkinerja tinggi adalah 349.524 jam – 116.512 jam = 233.012 jam.
Hitungan waktu ini adalah hitungan kotor atau waktu bruto bukan waktu netto.
Saudara dapat bayangkan, jika kita tidak menjadi bijak mengatur waktu-waktu
hidup kita, maka betapa celakanya kita ini.
233.012 jam kita bisa berkualitas jika tidak
ada halangan lain. Tapi firman Tuhan berkata : 1Yoh. 5:19 “…seluruh dunia
berada di bawah kuasa si jahat”. Sebab itu dibagian firman yang lain
dijelaskan bahwa : Ef. 5:16 “…pergunakanlah waktu yang ada, karena
hari-hari ini adalah jahat”. 14.564 hari yang saudara punyai adalah jahat,
karena itu harus kita menjadi bijak dengan segera supaya hari-hari tersebut
dapat kita pakai dengan baik. Hari yang jahat karena dibawah kuasa si jahat,
kita pakai, kita rubah menjadi hari yang baik. Bagaimana kita pergunakan
233.012 jam sisa yang kita punyai? Apa yang harus kita lakukan dalam
waktu-waktu sisa tersebut? Jadilah seperti orang arif bukan seperti orang bodoh
yang hidup dengan kebebalannya, Ef. 5:17,
“…usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan”.
Apa artinya? Dari 233.012 jam sisa yang
saudara punyai HARUS dibagi sebagian waktu untuk mengusahakan pengertian akan
kehendak Tuhan dan sebagian waktu lagi digunakan untuk mengerjakan kehendak
Tuhan. Saudara dan saya harus membagi waktu-waktu itu dengan dengan bijaksana
dan penuh pertimbangan. Saudara harus mengerti apa yang Tuhan kehendaki, baru
saudara melakukan apa yang dikehendaki-Nya itu.
Sekarang, apakah saudara sudah mengerti
kehendak Tuhan atas 233.012 jam sisa dalam kehidupan saudara? Jika belum, maka
“usahakanlah” pengertian
tersebut. Usahakanlah lagi dan mengerti kemudian kerjakan lagi. Usahakan lagi,
kerjakan lagi. Begitu seterusnya. Saat ini, sudah seberapa kuat saudara
berusaha?
Kita harus mengerti dengan baik
waktu-waktu yang Tuhan punyai. Kita harus mengerti kronosnya Tuhan, aionnya
Tuhan dan kairosnya Tuhan.
Kiranya makalah ini semakin membuat kita
bijak dalam menggunakan waktu-waktu kita setiap hari supaya kehidupan kita
lebih berkualitas lagi. Baik dalam membangun hubungan dengan Tuhan, maupun
dalam mengerti dan mengerjakan kehendak-Nya didalam sisa hidup kita.
~ Tuhan Yesus Memberkati ~