PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Minggu, 27 November 2011

Penyertaan Tuhan - inclusion of God


Apakah arti dari penyertaan? Penyertaan artinya ”ikut; turut”, jadi penyertaan Tuhan artinya Tuhan ada bersama-sama dengan kita sekarang ini.

Dalam bahasa Ibrani kata “penyertaan Tuhan” paling sering kita dengarkan dengan menggunakan kata “Immanuel”, Imanuel atau Emanuel adalah sebuah nama yang berasal dari bahasa Ibrani עִמָּנוּאֵל "TUHAN BERSAMA KITA". Nama ini terdiri dari dua kata Ibrani: אל (El, artinya Allah) dan עמנו (Immanu, artinya dengan kita). Nama ini muncul 3 kali dalam Alkitab yaitu dalam Yesaya 7:14 dan 8:8, lalu juga muncul dalam Matius 1:23.
Allah berjaji untuk senantiasa menyertai kehidupan kita sampai kapanpun.

Kita dapat belajar mengenai penyertaan Tuhan melalui pengalaman umat Israel, salah satunya melalui pengalaman di Masa dan Elim yang tertulis dalam Kitab Keluaran 15:22-27. Melalui pengalaman mereka tersebut, kita dapat belajar beberapa hal mengenai penyertaan Tuhan.

+ Penyertaan Tuhan  bukan berarti  hidup terbebas dari masalah (Keluaran 15:22-24).
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, bangsa Israel menghadapi peristiwa yang kontras. Baru saja mereka dilepaskan dari penjajahan Mesir, bahkan melewati laut Teberau yang terbelah. Tetapi sekarang mereka menghadapi persoalan  ketersediaan air. Selama tiga hari mereka berjalan di padang gurun Syur dengan tidak mendapatkan air dan setelah mereka sampai di Mara mereka mendapatkan air pahit. Dapatlah dibayangkan apa artinya air bagi mereka yang hidup di padang gurun.

Dalam keadaan tertentu, air akan lebih berharga dibandingkan emas.

Demikian juga dengan anak-anak Tuhan pada masa kini. Meskipun kita tetap setia mengikut Dia, melayani Dia, serta melakukan segala titah-Nya, kita tetap tidak terlepas dari masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan kita sehari hari, ada yang sepele, ada yang serius; ada yang ringan ada yang berat; ada yang bersangkutan dengan kesehatan atau dengan uang; masalah dalam keluarga dan masalah di tempat kerja; dengan teman atau tetangga, bahkan di dalam pelayanan Tuhanpun kita tidak luput masalah.

Tidak mengherankan jikalau ada orang yang menjadi mundur bahkan meninggalkan Tuhan karena sebelumnya "terlalu giat" melayani Tuhan dan setelah muncul masalah menjadi kecewa.

+  Penyertaan Tuhan  berarti Tuhan hadir dalam hidup kita (Keluaran 15:25-26).
Pada waktu orang Israel bersungut-sungut karena air yang sangat dibutuhkannya, ternyata tidak dapat diminum. Musa berseru-seru kepada Tuhan dan Ia menyatakan penyertaan-Nya, kehadiran-Nya dengan menjadikan air pahit itu menjadi manis. Ini adalah mujizat. Kemudian Tuhan memberikan ketetapan-ketetapan dan peraturan kepada mereka untuk menyatakan penyertaan-Nya itu.

Tuhan hadir dalam hidup kita untuk mengajar, mendidik, menghibur, memberi kita kekuatan dan menolong kita melalui firman-Nya pada saat kita bersaat teduh, mendengarkan khotbah, berdoa dan sebagainya. Sesungguhnya firman Tuhan itu sumber kekuatan kita.

Banyak orang dunia yang menjadi terganggu jiwanya dan bahkan sampai berani menghabisi nyawanya sendiri karena tidak kuat menahan tekanan hidup di zaman yang sedang berkembang ini, di zaman kejahatan yang semakin merajalela, sampai anak kecilpun berani melakukan pembunuhan  karena tidak tahu kemana harus mencari perlindungan. Akhirnya, jiwa mereka terguncang dan tidak sedikit yang memilih mengakhirinya saja.

Tetapi seharusnya orang-orang Kristen mengetahui bahwa mereka tidak sendirian dalam menjalani kehidupan ini. Ada kuasa yang menyertai, melindungi, dan menghiburnya. Sehingga mereka tetap dapat bersukacita walaupun menghadapi sakit penyakit yang fatal, meskipun mereka diperlakukan dengan tidak adil, meskipun masa depan mereka di mata dunia hanyalah bayang-bayang gelap dan meskipun kejahatan mengelilinginya.

Namun, penyertaan Tuhan juga adakalanya tidak dapat dirasakan oleh sebagian anak-anak Tuhan. Itu disebabkan karena tidak mau mendengarkan firman-Nya, menutup hati terhadap ajaran-Nya, tidak mau menurut didikan-Nya. Berapa banyak anak Tuhan yang menderita dalam rumah tangganya karena  ia telah mengabaikan nasehat firman Tuhan  untuk tidak menikah dengan orang yang tidak seiman?  Berapa banyak anak Tuhan yang tidak dapat merasakan damai sejahtera dalam hidupnya karena ia lebih mengutamakan harta daripada Tuhan? Dan, masih banyak contoh lain dalam realita dunia ini.

+  Penyertaan Tuhan berarti Allah telah menyediakan jalan keluar  (Keluaran 15:27)
Dari Mara Tuhan memimpin umat Israel ke Elim, tempat yang berlimpah dengan air dan pohon korma. Di Elim ini mereka dapat beristirahat dengan tenang.

Memang hidup ini tidak terpisahkan  dari kesesakan-kesesakan, tetapi Tuhan yang menyertai kita telah menyediakan jalan ke luar. Yang harus kita lakukan adalah berserah sepenuhnya kepada-Nya,  mengingat janji-Nya bahwa Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita (I Kor 10:13) dan segala hajaran-Nya untuk kebaikan kita juga  (Ibrani 12:10).

Marilah kita membawa seluruh kesusahan kita kepada-Nya, karena Ia, sumber berkat akan memberikan kelepasan.

Dari perjalan hidup umat Israel tersebut dapatlah disimpulkan bahwa penyertaan Tuhan bukan berarti umat-Nya selalu bebas dari persoalan tetapi penyertaan Tuhan berarti Dia selalu hadir dalam hidup umat-Nya dan siap sedia memberikan jalan keluar dalam setiap persoalan kita.

Berserahlah kepada-Nya, menengadahlah dan lihat tangan berlubang paku akan melawat kita. 

Ibrani 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."


Lalu apakah yang Tuhan lakukan ketika Dia menyertai hidup kita?
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari tentang janji penyertaan Tuhan dalam kehidupan orang percaya:
1.      IA SELALU ADA BERSAMA KITA (AYAT.5)
Penyertaan Tuhan memberikan arti bahwa Tuhan selalu ada bersama dengan kita, Ia tidak akan membiarkan kita dan tidak akan meninggalkan kita.
Dalam ayat 5 ada kalimat yang menyatakan “…Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” Ini adalah janji penyertaan Tuhan bagi orang percaya.  Dan kita mengakui bersama bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang benar, yang menyatakan fakta tentang diri Allah.  Allah selalu menepati janji penyertaan-Nya dan secara jelas itu dapat kita lihat dengan sejarah penyertaan-Nya ketika Ia membawa bangsa Israel keluar dari Mesir.  Dalam gambaran ini kita melihat penyertaan Tuhan yang tidak pernah berkesudahan, siang dan malam ia menyertai mereka berjalan menuju ke tanah Kanaan. Suatu penyertaan yang luar biasa Allah lakukan terhadap umatnya. Ia tidak membiarkan mereka dan Ia pun tidak meninggalkan mereka sendiri, Ia Allah yang setia kepada janji-Nya. 
Sekarang pun janji Tuhan itu tetap nyata sampai saat ini dan sampai seterusnya. Walau secara mata kita tidak melihat tiang awan dan api Tuhan seperti apa yang dilihat oleh bangsa Israel, tetapi Ia tetap menyertai kita karena penyertaan Tuhan tidak tergantung dari apa yang kita lihat atau rasakan.  Sebab Ia adalah Allah dan Ia tetap menyertai orang percaya, sekalipun kita tidak merasakannya dan tidak melihatnya, karena Dia adalah Immanuel,DIa ada bersama dengan kita. Ketika Tuhan menyelamatkan kita dan membawa kita keluar dari kehidupan lama, Ia menyertai kita dengan memimpin hidup kita menuju kepada kehidupan yang kekal.

Kadang ketika kita mengalami masalah (Tidak mendapatkan pekerjaan/Keluarga/Keuangan/kuliah,dll) kita cenderung akan bertanya dimanakah penyertaan Tuhan? Apakah Tuhan meninggalkan aku, ketika menghadapi masalah? Tidak demikian. Sebenarnya Tuhan tetap ada bersama dengan kita dalam keadaan apapun, tetapi kita yang tidak mengetahui dan mengenal dengan benar arti dari penyertaan Tuhan. Hal ini dapat disamakan dengan bangsa Israel yang selalu bersungut-sungut saat menghadapi masalah ketika melakukan perjalanan dari Mesir menuju Kanaan. Padahal Allah ada menyertai mereka dan merekapun melihat penyertaan Tuhan itu dengan nyata. Namun mereka seakan-akan menganggap Tuhan tidak menyertai mereka.
Sebagai orang percaya kita harus mengetahui bahwa dalam keadaan apapun Tuhan selalu menyertai kita.
2.      IA SELALU ADA UNTUK MENOLONG KITA (AYAT.6)
Penyertaan Tuhan memberikan arti bahwa Tuhan selalu ada untuk menolong kita, Ia adalah penolong yang sejati dan kita tidak perlu takut menghadapi kehidupan ini.
Dalam ayat 6 Firman Tuhan berkata “…Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut…” Ini merupakan wujud dari penyertaan Tuhan, yaitu pertolongan.  Tuhan bukan hanya tidak membiarkan dan tidak meninggalkan, tetapi Dia juga bertindak sebagai penolong dalam hidup kita.

Kebanyakan orang yang tidak mengerti tentang keberadaan Tuhan sebagai penolong dalam hidup mereka, sehingga dapat kita lihat banyaknya orang yang sudah tidak mengerti apa pentingnya Doa, bahkan tidak lagi berdoa kepada Tuhan. Tidak sedikit pula, orang percaya yang mencari pertolongan ditempat lain.
Kita sudah tidak asing lagi dengan kisah dua belas pengintai (Bilangan 13). Kisah ini terjadi pada saat bangsa Israel ada di padang gurun Paran (Bilangan 12:16), sebuah daerah yang sangat dekat dengan tanah perjanjian yang Tuhan sudah janjikan. Alkitab menuliskan bahwa Yosua dan Kaleb akhirnya berhasil memasuki tanah Kanaan. Tetapi kesepuluh pengintai lainnya tidak mewarisi janji-janji Allah karena mereka digentarkan oleh penduduk yang ada di Kanaan. Salah satunya adalah bangsa Enak, yaitu bangsa yang berperawakan besar, lebih daripada manusia pada umumnya. Kita telah sering mendengar mengenai keberhasilan Kaleb dan Yosua. Tetapi, saat ini kita akan memetik pelajaran dari kesepuluh pengintai yang lain. Rasa takut merupakan sebuah tanda bahwa kita tidak mengenal arti dari penyertaan Tuhan dalam hidup kita.
Bilangan 14:9 dituliskan ,”…, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.…” Yosua dan Kaleb tidak takut, tetapi sepuluh pengintai lainnya merasa takut. Dan inilah yang membuat mereka gagal pada akhirnya. Mereka lupa bahwa Tuhanlah yang menyertai mereka. Apakah keberanian itu? Kata “berani” mengandung pengertian: kgemampuan untuk bertindak mengatasi rasa takut. Artinya, orang yang berani bukanlah orang yang tidak dapat digentarkan atau tidak memiliki rasa takut. Tetapi orang yang berani adalah orang yang tahu mengatasi kegentaran atau ketakutan itu. Setiap orang memiliki rasa takut. Tetapi jika kita mempercayai Tuhan yang menyertai, kita diberi kemampuan untuk mengalahkan rasa takut itu. Itulah yang terjadi kepada Kaleb dan Yosua. Kaleb dan Yosua mengalahkan ketakutan dengan kesadaran bahwa Tuhan menyertai mereka. Beranikah kita mengambil keputusan yang tepat saat kita menghadapi persoalan yang sulit? Beranikah kita mengatakan bahwa Tuhan adalah penolongku dan aku tidak akan takut menghadapi masalahku.  Kita memang mungkin digentarkan atau dibuat takut. Tetapi jika kita yakin bahwa Tuhan menyertai kita, maka kita akan dapat menyingkirkan rasa takut tersebut.

Tuhan selalu punya cara untuk menolong kita dan Dia selalu punya waktu untuk menyertai serta Dia tidak akan pernah membiarkan Kita sendiri menjalani kehidupan ini.

Tuhan Yesus Memberkati.

Rabu, 23 November 2011

Sukacita Melayani Tuhan - Joy Serving God


Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
(Filipi 4:4-7)


Ayat di atas ditulis rasul Paulus untuk jemaat di Filipi saat dia sedang berada di balik penjara di tengah tekanan, ketidaknyamanan dan keterbatasan. Berada di balik penjara tidak membuat Paulus larut dalam kekecewaan, menyesali panggilannya. Dia berkata; aku tau apa itu menderita dalam melayani Tuhan dan aku mengalami semuanya (2 Korintus 11:23-28) namun semua itu tidak akan dapat memisahkan aku dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 8:35-39). Aku mau tetap melayaniNya sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21).

Adalah lebih mudah bagi Paulus untuk bersungut-sungut dan mempertanyakan penyertaan Tuhan, namun dalam semuanya itu Paulus tetap berkata; “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”. Saudaraku, masalah dan beban hidup tidak seharusnya membuat kita mundur dari pelayanan kepada Tuhan, pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, semua yang Tuhan ijinkan terjadi tidak mungkin melebihi kekuatan manusia (1 Korintus 10:13). Beban hidup justru memberi bobot/nilai pada iman kita, dalam menghadapi beban hiduplah iman kita dibentuk semakin padat dan berbobot, yaitu saat kita memilih untuk percaya, beriman dan tidak menjadi kecewa dengan Tuhan dalam menantikan jawaban dan pertolonganNya.

Kita yang telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, kita yang hidup di bawa kuasa salib tidak bisa lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi tetapi melayani Tuhan dan semua yang dikasihiNya. Itulah alasannya mengapa Paulus tetap dapat bersukacita meskipun dalam melayani Tuhan dia menghadapi berbagai masalah dan penganiayaan. Dia tau dia sedang melakukan apa yang seharusnya dilakukan.

Saudaraku, melayani Tuhan tidak hanya mengacu pada pelayanan mimbar atau kegiatan-kegiatan kerohanian kita di gereja. Kehidupan kita adalah pelayanan kita, itulah ibadah iman kita kepada Tuhan, melakukan segala detail kehidupan kita sebagai sebuah ibadah. Bahkan hal-hal sederhana dan tugas-tugas kecil yang tidak diperhatikan oleh manusia, tetap diperhatikan Allah dan memiliki implikasi kekal, itulah pelayanan kita kepada Yesus Kristus.

Supaya kita menemukan sukacita dalam pelayanan kita kepada Tuhan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu;
1. Melayani dengan motivasi yang benar
Saat kita mengikut Tuhan, berbakti dan mentaati perintah Tuhan pastikan kita melakukan semua itu dengan motivasi dan sikap hati yang benar. Bukan berfokus hanya pada berkatNya yang melimpah atau pemeliharaan dan janji keselamatanNya, namun layanilah Tuhan karena Ia memang layak menerima pengabdian kita. Sebenarnya kita tidak memerlukan alasan lagi mengapa harus melayani Tuhan, pengorbananNya untuk keselamatan kita dan kasihNya yang tak terbatas setiap saat sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi kita. Dalam 2 Korintus 5:15 Paulus berkata: “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Itulah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita, hidup kita bukanlah untuk diri kita lagi melainkan untuk mengerjakan keselamatan kita dan berbuah (pertobatan, pelayanan dan berbuah jiwa) bagi kemuliaan Allah. Pelayanan kita menjadi bukti kasih kita kepada Tuhan, kasih yang murni tanpa tujuan-tujuan terselubung yang mementingkan diri sendiri.
Setiap pelayanan yang dimulai dan didasari oleh motivasi yang salah, tidak akan bisa bertahan lama dan justru menjadi kejijikan di mata Tuhan. Kita bisa saja terlihat sangat rohani dan luar biasa dalam pelayanan, tetapi bukan apa yang kelihatan yang dilihat oleh Allah melainkan apa yang ada dalam hati kita. Saat kita melayani dengan dasar kasih yang murni kepada Tuhan, kita tidak akan mudah kecewa dengan keadaan ataupun perlakuan orang lain. Kita tidak akan mudah kecewa jika kita tidak mendapat penghargaan (dari manusia) yang mungkin seharusnya kita dapatkan, atau mengundurkan diri saat keadan terlihat begitu sulit dan seolah-olah kita tidak melihat penyertaan Tuhan. Kita tidak akan mudah kecewa karena kita berfokus pada perkenanan Tuhan, kita melayani Tuhan karena kita mengasihiNya dan ingin mempersembahkan yang terbaik bagiNya bukan untuk memperoleh pujian, penghargaan ataupun imbalan.

2. Melayani sesuai dengan panggilan

 Kita akan bersukacita melayani jika kita melayani sesuai dengan panggilan
Tuhan, sesuai dengan kasih karunia dan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Tidak perlu memaksakan diri untuk apa yang bukan bagian kita atau apa yang tidak bisa kita lakukan. Lakukan yang terbaik sesuai kapasitas kita sebagai pelayanan dan persembahan bagi Tuhan. Tuhan tidak pernah meminta kita melakukan apa yang tidak bisa kerjakan atau menyuruh kita mengerjakan sesuatu tanpa memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan. Setiap karunia, kelebihan dan talenta yang kita miliki adalah perlengkapan yang Tuhan percayakan untuk digunakan dalam mendukung pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Kita harus mulai mengenali kelebihan dan kemampuan yang Tuhan taruh dalam diri kita, mengembangkan dan mengunakannya untuk melayani Tuhan.  Baik dalam pelayan gereja seperti pemuji-penyembah, pelayanan kasih, doa ataupun pelayanan sekuler yang memberkati ladangTuhan yaitu dunia usaha/bisnis, sosial, pemerintahan atau apapun panggilan Tuhan dalam hidup kita. Layanilah Tuhan dengan karunia yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat.

3. Perlu adanya keseimbangan dalam melayani

    Dalam Mark
us 6:31-32, setelah mengadakan mujizat untuk memberi makan lima ribu orang, Yesus  berkata kepada murid-muridNya: "Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!" Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Dalam melayani Tuhan perlu adanya keseimbangan antara roh, jiwa dan tubuh kita. Tubuh dan jiwa kita juga memerlukan waktu untuk beristirahat dari semua kesibukan dan kegiatan pelayanan kita. Menjaga kesehatan bait Allah yaitu tubuh kita serta memulihkan tenaga dan pikiran untuk bisa lebih aktif dan produktif dalam kegiatan dan pelayanan kita. Selain aktif dalam melayani kita juga harus tetap menjaga kualitas hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebab itulah sumber kasih dan kemampuan kita dalam melayani Tuhan. Kita tidak mungkin dapat membagi kasih kepada orang lain lewat pelayanan kita jika kita tidak terus menjaga hubungan kita dengan sumber kasih yaitu Tuhan. Membangun hubungan dan mencari kehendak Tuhan juga merupakan pelayanan kita kepada Tuhan.

 Persembahkanlah yang terbaik dalam pelayanan kerohanianmu dan jadilah excellent dalam setiap tanggung-jawab yang dipercayakan kepada kita, dalam studi, pekerjaan. Saksikan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Kristus, kita melayani tetapi kita juga bisa berprestasi dalam studi, kita bisa sukses dalam pekerjaan
.

 persembahkanlah hidupmu kepada Tuhan dalam setiap detail kehidupan lakukanlah semuanya sebagai ibadah, sebagai pelayanan kita kepada Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam melayani Tuhan karena kita mengerti kita sedang mengerjakan apa yang dikehendakiNya, memaksimalkan potensi yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dengan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup. Dengan demikian kita menjadi lebih produktif, tidak akan menjadi lelah dalam pelayanan dan kecewa dengan orang lain ataupun keadaan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 13 November 2011

Hati Bapa - Fathers Heart


Lukas 1:17 dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya."

Dalam Kekristenan sudah sering kita mendengar istilah ini. Hati Bapa..
Lalu apa artinya ini..? Belakangan ini kami diingatkan mengenai hal ini.Salah satu hal yang akan dipulihkan terlebih dahulu di akhir zaman ini. Seperti ada tertulis di Maleakhi 4 : 6 –> “Maka ia akan membuat hati bapa-bapa kembali kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Engkau memukul bumi sehingga musnah.”
Lalu apa artinya ayat ini? Mengapa harus hati Bapa yang terlebih dahulu dipulihkan menjelang akhir zaman ini?

Kita kembali lagi kepada keadaan keluarga sekarang. Banyak orang yang tidak dapat membayangkan atau merasakan hal yang tepat bila menyebutkan ‘Bapa’. Karena yang timbul adalah rasa benci, sakit hati, ketidakpuasan dan hal-hal yang tidak enak lainnya. Berdasarkan pengalaman masa lalu.. Mungkin pernah disakiti ketika kecil. Ataupun ada kepaitan terhadap sosok bapa kita di bumi ini.

Memang iblis menyerang hal ini hari-hari ini. Karena bila kita tidak dapat memiliki pandangan yang benar terhadap bapa kita di bumi, maka kita pun tidak akan bisa memandang dan merasakan kasih Bapa kita di surga. Hal ini disebabkan karena pola pikir dan sudut pandang yang terbentuk.Karena itu, banyak pemulihan hati Bapa yang terus-menerus terjadi pada saat ini. Berbagai hati dipulihkan.


Penting untuk memulihkan hal ini terlebih dahulu, untuk pertumbuhan rohani selanjutnya. Maka kita akan dapat merasakan Bapa di surga yang mengasihi kita seperti biji matanya, yang menganggap kita begitu berharga. Karena kita anak-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati.

Minggu, 06 November 2011

kekuatiran - worries

"Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau!  Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah."  Mazmur 55:23

Adalah tidak mungkin jika ada orang yang berkata bahwa dirinya tidak pernah merasa kuatir terhadap apa pun juga.  Pastilah tak seorang pun manusia di dunia ini yang tidak pernah merasa kuatir!  Setiap kita pasti pernah mengalami apa itu kuatir.  Daud pun pernah mengalaminya, apalagi jika kita simak perjalanan hidup Daud penuh dengan pergumulan yang berat, kekuatiran pasti bergejolak di dalam hatinya karena hidupnya di bawah ancaman Saul yang hendak membunuhnya.  Kondisi yang lebih berat juga harus dialami Ayub, segala harta bendanya lenyap dan anak-anaknya juga mati.  Tidak hanya itu, Ayub pun harus menderit sakit borok di sekujur tubuhnya.  Dalam kondisi yang demikian, isteri dan sahabat-sahabatnya justru meninggalkan dia.  Namun Ayub mengaku bahwa  "...yang kutakutkan itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku."  (Ayub 3:25).

     Rasa kuatir timbul saat seseorang melihat keadaan di sekitarnya tidak lagi dapat memberikan harapan untuk hidup lebih baik.  Bukankah di hari-hari ini banyak orang yang kuatir akan masa depannya?  Bencana terjadi di mana-mana dan tanpa diduga;  harga kebutuhan dapur ibu-ibu terus naik;  BBM di beberapa daerah langka;  orangtua kuatir tidak mampu membiayai sekolah anaknya dan sebagainya.  Rasa kuatir tidak dapat mengurangi beban yang kita alami, sebaliknya akan mengotori pikiran kita dengan berbagai niat yang tidak baik.  Contoh:  orang akan mengambil jalan pintas untuk bunuh diri, mencuri, menipu, dan banyak hal yang memungkinkan seseorang terjebak dalam dosa.  Paulus berpesan,  "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."  (Filipi 4:6).

     Jelas bahwa untuk dapat keluar dari rasa kuatir kita harus berdoa dan mengucap syukur.  Mengucap syukur adalah bagian yang sangat penting untuk mendatangkan ketenteraman hati, dan saat hati kita tenang kita bisa berdoa kepada Tuhan dengan penuh iman, dan dengan iman itu pula kita mampu mengusir rasa kuatir yang melanda hati dan pikiran kita, serta mempercayakan semua masalah kita kepada Tuhan, sebab Dia yang menjadi jaminan hidup kita.

"Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?" Matius 6:25

Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Matius 6:27

Jadi, jikalau kamu tidak sanggup membuat barang yang paling kecil, mengapa kamu kuatir akan hal-hal lain?Lukas 12:26

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Matius 6:33

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Matius 6:34

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Filipi 4:6

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 1 Petrus 5:7

Jangan kuatir, Tuhan sanggup menolong kita!

Tuhan Yesus Memberkati.

Selasa, 01 November 2011

ketika iman tanpa perbuatan - when a faith without action

“Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.” Yakobus 2:22
Yakobus menulis bahwa iman dan perbuatan harus seimbang. Iman bila disertai perbuatan nyata akan menjadi sempurna, jika tidak iman itu kosong dan sia-sia. Contoh: bila kita beriman kepada Tuhan Yesus dan mengakui bahwa Dia adalah Sang Penyembuh dan Gembala yang baik, mengapa ketika sakit dan menghadapi masalah kita masih mengeluh, panik, bersungut-sungut, dan mencari pertolongan ke dukun atau paranormal ? Dapatkah kita membawa orang kepada Kristus bila kehidupan kita tidak mengalami kemenangan? Ini adalah tanda bahwa iman tidak disertai perbuatan.
Bila kita berpegang teguh pada iman kita kepada Tuhan Yesus, langkah tepat jika menghadapi badai dan gelombang hidup adalah lari di bawah kaki Yesus, berdoa dan membangunkan Dia yang kita taruh di belakang perahu kita. Yakobus bertanya kepada kita, “Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?” (Yakobus 2:14)
Dengan demikian, tidak ada jalan lain untuk mencapai iman dengan taraf sempurna selain mempraktekkan firman. Salah satu contohnya adalah hal ‘kasih’. Kita berkata bahwa kita sangat mengasihi Tuhan, tetapi kita masih menyimpan sakit hati, benci atau bahkan tidak bisa mengampuni saudara kita; apakah ini kasih? “Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.” (1 Yohanes 4:20). Kalau kita membaca dalam Ibrani 11, di situ tercaata saksi-saksi iman, seperti Henokh, Nuh, Abraham, Musa, Yusuf dan lainnya menjadi teladan dari generasi ke generasi tidak hanya karena imannya, tetapi juga ketaatan mereka dalam melakukan firman ini adalah iman yang disertai dengan perbuatan.
“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” (Yakobus 2:26)
Yakobus 2:17,26. "Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati."
Selanjutnya dia berkata: “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.” Yakobus 2:24
Paulus berkata: “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Filipi 2:12
Petrus berkata: “Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.” 2 Petrus 1:5-7
Paulus berkata lagi: “Bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Kisah 26:20

Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu. Roma 2:6-11
Yesus berkata: “Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa.” Lukas 13:3
Pertobatan itu memerlukan usaha dari diri kita.
Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Matius 16:27
 Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya. Wahyu 2:23
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Wahyu 3:19
 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku. Matius 11:29
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.
Lukas 9:23
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Wahyu 3:15
 Tuhan menghendaki kita bekerja dengan sempurna, dilandasi dan dikuatkan oleh iman.
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Lukas 13:24

Sebagai seorang percaya, kita pun memerlukan banyak sekali perubahan dalam hidup kita. Sebab pada kenyataannya masih sangat banyak hal-hal yang kita temui bahwa hidup kita masih belum hidup sesuai dengan Kehendak Tuhan seperti yang tertulis dalam Alkitab. Sedangkan, kita HARUS BERUBAH dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan ( Roma 12:2 ).

Untuk itu Firman Tuhan  mengajarkan 2 hal yang perlu kita lakukan :

1. IMAN

Untuk dapat berubah kita sangat memerlukan Iman yaitu kita percaya bahwa kita dapat berubah untuk dapat hidup sesuai Kehendak Tuhan, bukan dengan kekuatan kita sendiri tetapi dengan pertolongan Tuhan juga dalam hidup kita. Kalau kita sendiri tidak percaya / beriman, tidak mungkin kita dapat hidup sesuai dengan KehendakNya (Ibrani 11:6). Atau kalau kita menghendaki sesuatu (berkat / kesembuhan / apapun) dalam hidup kita, kita pun perlu Iman untuk kita memperolehnya (Matius 21:22). Kalau kita tidak percaya / beriman, maka kita tidak mungkin dapat berubah, atau memperoleh apa yang kita inginkan. Dan kita harus bersyukur kalau kita mempunyai Tuhan yang selalu menjawab doa kita, dan Tuhan yang selalu siap untuk menolong, sehingga Iman percaya kita kita kepadaNya tidak pernah sia-sia atau gagal.

2. PERBUATAN 

Kalau kita mau untuk berubah, maka kita juga harus mulai untuk menunjukkan bahwa diri kita mau berubah dengan cara melakukan apa yang benar sesuai Firman Tuhan, dan berusaha untuk tidak lagi melakukan hal-hal yang salah lagi. Jadi, PERBUATAN,  sebagai tanda kita mau berubah, itu juga sangat diperlukan. Atau tindakan, sebagai tanda kita percaya bahwa Tuhan memberikan kesembuhan pada kita pun, itu juga sangat diperlukan.

Jadi kita lihat disini, bagaimana kedua hal itu  sangat penting dan tidak bisa hanya satu saja yang kita lakukan. Kalau kita beriman tapi kita tidak berbuat apa-apa, itu sama artinya kita tidak percaya / beriman, dan kita tidak mungkin mendapat apapun juga, apa lagi berubah. Justru dengan perbuatan kitalah, Iman kita menjadi sempurna dan dibenarkan (ayat 22,24) sebab dengan perbuatan kita itu, kita menunjukkan bahwa kita percaya, maka kita akan menerima apapun juga.

Demikian juga dalam segala hal, kalau kita mau melihat mujizat Tuhan terjadi dalam hidup kita, maka kita tidak dapat memisahkan antara kedua hal ini, sebab iman tanpa perbuatan adalah mati.

Tuhan Yesus Memberkati.