Pengkotbah
4:7-16
"Dan bilamana seorang
dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah
diputuskan."(Pengkotbah 4:12)
Kita adalah
bagian dari masyarakat, alangkah baiknya apabila kita menyadari bahwa kita
butuh orang lain untuk bisa tetap berjalan dengan baik dan benar atau bahkan
semakin baik lagi dari hari ke hari.
Dalam banyak kesempatan Firman Tuhan berulang kali mengingatkan kita agar tidak
berjalan sendiri. Kita tidak pernah dirancang untuk menjadi manusia yang
absolut dan merasa kita sanggup melakukan segalanya sendirian. Firman Tuhan
berkata:(Pengkotbah 4:9-10,12). Dalam berbagai aspek kehidupan itu berlaku,
dalam hal kerohanian pun demikian. Kita butuh membangun network yang
kokoh, bukan saja untuk kepentingan kita, kelompok atau sesama manusia secara
umum, tetapi juga untuk menyatakan terang Allah dan memperluas KerajaanNya di
muka bumi ini.
Kita tidak pernah sanggup
berjalan sendirian, karena tekanan dan godaan akan selalu ada disekitar kita
setiap saat. Dunia yang kita hidupi ini tidaklah mudah. Cepat atau lambat kita
kekuatan kita akan habis. Kita akan mengalami kelelahan dan menjadi lemah. Atau
berbagai titik lemah kita pun rawan untuk menjadi santapan empuk baik oleh
iblis atau orang-orang yang berhati jahat. Disaat seperti itulah kita butuh
dukungan dari teman-teman terutama yang seiman agar kita bisa tetap kuat, atau
apabila sudah terlanjur jatuh bisa kembali bangkit dari keterpurukan. Saling
menasihati, memberi masukan, menegur jika perlu, dan saling mengulurkan tangan
untuk membantu, itu akan membuat kita semua bisa bertumbuh dengan baik dan
dapat kembali bangkit dari keterpurukan. Dikala kita butuh ada teman, dikala
teman butuh ada kita. Indah bukan?
Kita harus mau mengakui bahwa kita adalah manusia yang terbatas dan punya
kelemahan. Jangan biarkan kelemahan menggerogoti kita dan terus menjauhkan kita
dari janji-janji Tuhan. Jangan biarkan kelemahan terus terbuka sehingga gampang
untuk diserang. Oleh karena itu jangan abaikan kesempatan untuk saling berbagi
dan menguatkan selagi kesempatan masih ada. Selain agar kita bisa bertumbuh
bersama-sama mengatasi kelemahan-kelemahan kita, temukanlah potensi-potensi
yang telah diberikan Tuhan. .AMMiiEEnnn,,, GoD bLessS Us…..
Never let your weakness overcome you
14 Juni 2012
Dimanakah
Allah Saat Kita Menghadapi Masalah?
Ayub 35:9-16
“Dimana Allah, yang membuat aku, dan yang
memberi nyanyian pujian di waktu malam ?” (Ayub 35:10b)
Permasalahan
dalam kehidupan yang sedang terjadi sering membuat kita gelisah, merasa tidak
tentram, bahkan sangat sukar melalui malam-malam tanpa bisa tertidur
karena pikiran kita dipenuhi dengan persoalan demi persoalan.
Berikut beberapa hal yang dapat
menjawab pertanyaan kita, “Dimanakah Allah itu dan apa saja yang diperbuatNya
tatkala kita dalam pergumulan?”
Dimanakah Allah itu saat kita menghadapi masalah ?
1.
Allah Berada Di Dekat Kita
Yang
Tuhan kehendaki ialah supaya kita dapat menyadari bahwa Dia tetap Allah yang
tidak pernah membiarkan anaknya. Dia hendak mendidik kita supaya belajar di
tengah-tengah pergumulan yang besar, Dia hendak mendidik kita menjadi anak yang
kuat dan bertumbuh dalam iman, Dia tidak membiarkan kita menjadi anak yang
manja dan penakut.Markus 4
: 37-39
2. Allah
Berada Di Daerah Musuh Untuk Memusnahkannya
Allah
yang berperang melawan musuh-musuh kita pada saat kita berjalan dengan iman.
Ketahuilah
bahwa Allah tetap menyertai kita dan mengatur pertolongannya untuk kita, sebab
itu janganlah kita membalas yang jahat dengan yang jahat. Sekalipun terasa
berat dan harus mencucurkan air mata kita harus berusaha melakukan FirmanNya.
3. Allah
Di Sorga Untuk Mengatur Pembelaan Bagi Kita
Kadang-kadang
kesukaran bisa saja datang sekalipun kita hidup dalam kehendak Allah. Tapi kita
jangan cemas dan takut sebab pada masa atau saat kita membutuhkan sesuatu,
Allah akan menyediakan dan memberikan pertolongan itu bagi kita, dengan caraNya
yang tidak dapat kita mengerti dan duga.
Ia
menciptakan segala yang ada, Ia yang pengatur segalanya dan segala sesuatu
dapat diperintahkanNya serta segala sesuatu itu ada dibawah kendali dan
kehendakNya. Percayalah bahwa pertolonganNya tidak pernah terlambat.
Percayalah kepadaNya maka Ia akan bertindak.
percaya
pada FirmanNya dan tetap mengasihiNya dengan melakukan FirmanNya. Seberat
apapun badai pergumulan hidup ini, ingatlah kepada Allah sebagai satu-satunya
sumber pertolongan itu. Tetap percayalah kepadaNya! Ia akan memberi kekuatan
dan pertolongan kepada kita. Percayalah!
”Karena
itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia
datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka”
Ibrani 7:25
15 Juni 2012
Menjadi
Orang Bersemangat dan Optimis Menghadapi Masalah
Amsal 18:12-18
“Orang yang bersemangat dapat menanggung
penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?”
(Amsal 18:14)
Allah
itu baik. Dia sahabat kita, dalam segala susah Dia selalu datang menghibur.
Biasanya ada beberapa hambatan-hambatan dalam meraih sebuah keberhasilan adalah
antara lain, sikap yang putus asa, patah semangat, menyerah, keinginan untuk
mundur, dan lain sebagainya. Kalau sikap seperti ini dibiarkan akan
membuat seseorang itu menjadi frustrasi, dan tetap tinggal dalam
masalahnya. Dalam menghadapi setiap masalah, kita membutuhkan
sebuah semangat untuk berjuang dan bangkit, dengan pertolongan Tuhan agar kita
sampai pada tujuan yang diinginkan.
Untuk menjadi orang yang bersemangat yang
selalu optimis, kita memerlukan:
1. Keberanian bertindak untuk mengambil resiko
Orang yang bersemangat
memiliki keberanian untuk bertindak. Siap hidup dan siap mati, mereka tidak takut dan gemetar karena
mempunyai ketetapan hati yang
mantap. Kalau kita berani bertindak lakukan sesuatu kebenaran, Tuhan pasti menolong, Tuhan juga pasti
membela FirmanNya. Jadi, jangan ta kut, hadapilah setiap persoalan, jangan
lari, Tuhan memberi kekuatan agar kita
dapat meraih keberhasilan.
2. Sikap tidak mau menyerah
Kalau semangatmu sedang lemah,
bangkitlah mencari Tuhan, dengan berdoa, membaca
Firman Allah, mengikuti ibadah dan memuji menyembah Dia. Pasti ada kekuatan baru dan upah yang akan diberikanNya, itu
janjiNya.
3. Iman yang teguh
Kita harus percaya pada Firman-Nya.
Supaya iman tetap teguh, baca, renung kan
dan perkatakanlah Firman Tuhan itu kepada diri kita sendiri maupun kepada orang lain.
Semangat merupakan jalan untuk
memperoleh apa yang kita butuhkan. Teta plah
bersemangat, miliki keberanian untuk melakukan Firman Allah, jangan pernah menyerah dan tetap teguh pegang janji
Tuhan sampai menjadi sebuah kenyataan.
Tuhan memulihkan setiap semangat yang patah. Orang yang bersemangat akan selalu optimis dalam menghadapi setiap
persoalan, untuk meraih keberhasilan.
Selamat berjuang dan tetap semangat, Tuhan Yesus memberkati kita semuanya.
.
“Berbahagialah
ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan
yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah
dekat” Wahyu 1:3.
16 Juni 2012
PENGAMPUNAN ITU
MEMERDEKAKAN IMAN
Markus 11:20-26
"Dan jika kamu berdiri
untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu
terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni
kesalahan-kesalahanmu."(Markus 11:25)
Banyak orang lupa betapa
eratnya hubungan antara iman dan pengampunan. Yesus pernah mengajarkan
mengenai hubungan ini ketika memberi nasihat tentang doa (Markus 11:20-26).
Sebelum kita berdoa, kita wajib terlebih dahulu mengampuni orang-orang yang
masih mengganjal dalam hati kita. Artinya, doa hanya akan berakhir sia-sia jika
kita belum melepaskan sakit hati atau dendam yang masih bercokol di dalam hati
kita dan memberi pengampunan.
Tentu saja bukan kebetulan jika Yesus menopang gabungan kedua kalimat itu.
Tuhan Yesus ingin kita sadar bahwa mengampuni orang-orang yang bersalah kepada
kita adalah dasar utama untuk menerima sesuatu dari Tuhan. Tuhan sendiri sudah
menunjukkan sikap tersebut terlebih dahulu. Dia selalu siap mengampuni
kesalahan kita sebesar apapun. Tapi lihatlah bahwa itu bisa terjadi apabila
kita mau mengampuni kesalahan orang.(Matius 6:14).
Tuhan
selalu memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat. Dia memberikan pengampunan
yang tidak terbatas. Sudah seharusnya kita pun berlaku sama terhadap sesama
kita. Menyimpan dendam tidak akan membawa manfaat selain akan menimbulkan
berbagai penyakit dan membuat kita tidak bisa melangkah maju. Selain itu, terus
mendendam dan tidak mau mengampuni pun akan membuat doa-doa kita terhalang,
membelenggu iman kita sehingga tidak bisa tumbuh bahkan menghilangkan
kesempatan kita untuk menerima pengampunan dari Tuhan. Sungguh perihal
pengampunan ini memegang peranan penting bagi pertumbuhan iman kita dan sangat
menentukan terhadap apakah doa kita didengar Tuhan atau tidak. Saya tahu bahwa
itu bisa sangat sulit, apalagi jika kita mengandalkan kekuatan diri sendiri
untuk memberikan pengampunan. Orang bisa menyakiti kita begitu rupa sehingga
hidup kita seolah berakhir sampai disitu, apalagi jika yang dilakukan
menyisakan trauma dan penderitaan yang harus kita pikul untuk waktu yang lama.
Bebaskan iman anda dari belenggu kepahitan, sakit hati dan dendam, dan
merdekakanlah iman anda dengan segera dengan memberi pengampunan. Maka anda pun
akan segera menyaksikan bagaimana Tuhan menjawab doa-doa anda dengan begitu
luar biasa, bahkan memenuhi anda dengan berkat dan karuniaNya yang melimpah.
Merdekakan iman kita lewat pengampunan
17 Juni 2012
Percayalah
Bahwa Tuhan Yang Kita Sembah Adalah
Tuhan Yang Hidup!
1 Raja-raja 18 : 20-46
“Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku,
supaya bangsa ini mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah
yang membuat hati mereka tobat kembali.”
(1
Raja-raja 18:37)
Ketika kita ada dalam satu
persimpangan jalan dan memerlukan jawaban, janganlah kita mencari jawaban dari
manusia, yang belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan. Bahkan Firman Tuhan
mengajarkan kita untuk tidak mengandalkan manusia dan kekuatannya (Yer 17:5-6).
Jawaban yang kita peroleh dari hikmat dunia ini bahkan bisa membawa kita kepada
kehancuran. Tidak ada jawaban lain yang bisa kita andalkan selain jawaban dari
Yesus.
Tapi
seringkali kita justru mempertanyakan kuasa Tuhan, apakah benar Tuhan akan
memberi jawaban bagi kita, apakah benar matanya sedang tertuju kepada masalah
kita, apakah benar Dia akan menolong kita tepat pada waktunya. Kita harus tahu
bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup. Dia tidak akan membiarkan
kita berjalan sendiri. Dia tidak akan membiarkan umatNya jatuh sampai
tergeletak (Mazmur
37:23-24).
Dan Tuhan tidak pernah berhutang.
Ketika Dia berfirman dan berjanji untuk menolong kita, maka kita harus
benar-benar percaya bahwa Dia pasti menolong kita. Kita harus singkirkan segala
keraguan, ketakutan dan kekuatiran yang melanda pikiran kita.
Rencana
Tuhan adalah rencana yang sempurna. Dan ketika kita benar-benar berserah dan
mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam hidup kita, maka kita akan melihat campur
tangan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Kita akan melihat bahwa Allah yang kita
sembah adalah Allah yang hidup, yang benar-benar nyata dalam kehidupan kita.
Ada
saat-saat di mana kita merasa sendiri dan merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita.
Hal itupun juga dialami oleh nabi Elia. Tetapi kita dapat melihat bahwa Tuhan
tidak tinggal diam atas masalah yang dihadapi Elia. Tuhan tidak membiarkan Elia
dipermalukan dihadapan ratusan nabi-nabi Baal dan seluruh bangsa Israel. Tuhan
benar-benar membela Elia. Dan Tuhan yang samapun juga akan membela kita sebagai
umatNya. Dia tidak akan meninggalkan dan mempermalukan kita. Dia Allah yang hidup!
Percayalah
bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang hidup. Dan serahkan segenap
hidup kita ke dalam tanganNya, maka Dia akan berperkara dalam hidup kita,
menyatakan kuasa mujizatNya dalam setiap permasalahan maupun pergumulan kita.
Haleluya!
“Dahulu
aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar
ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya
menjadi berkat. ” Mazmur 37:25-26
18 Juni 2012
Penyertaan
Tuhan
Ulangan
11:1-15
“Suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata
Tuhan, Allahmu tetap mengawasinya dari awal sampai akhir tahun” (Ulangan 11 : 12)
Bangsa Israel menghadapi banyak
hal-hal yang penting dalam perjalanan mereka ketika hendak mau
meninggalkan tanah Mesir dan dalam perjalanan menuju tanah Kanan.
Musa yang ditunjuk oleh Tuhan memimpin mereka keluar dari tanah Mesir telah
menunjukkan banyak tanda-tanda mujizat, melalui kuasa dan perintah Tuhan dengan
10 tulah. Bangsa Israel harus menempuh perjalanan yang panjang dan penuh dengan
tantangan, menyeberangi laut Tiberau, dan perjalanan di padang gurun
selama 40 tahun. Perjalanan itu sangat melelahkan untuk memasuki ke tahapan
baru, yaitu tanah perjanjian. Tanah Kanan yang dijanjikan Allah itu sangat
subur dan diberkati Allah. Tanah Kanan tersebut mendapat suplai air dari danau
Galilea yang cukup luas dan berair jernih.
Kita tahu bahwa perjalanan
tersebut dipimpin langsung oleh Allah dengan menempatkan Musa di tengah bangsa
Israel sebagai nabi, yang seringkali melakukan pemberontakan kepada
Allah. Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dalam bangsa Israel
itupun sering muncul menentang kepemimpinan Musa. Adapun sikap yang selalu
diambil Musa dalam menghadapi mereka adalah selalu mengarahkan dan
membimbing supaya bangsa Israel dapat tetap hidup untuk mengikuti Perintah
Allah. Meskipun Musa tidak masuk ke tanah Kanan, namun nasehat-nasehat Musa itu
sangat berguna bagi bangsa Israel. Kita sebagai orang percaya yang telah
dipilih Allah, akan selalu banyak mengadapai kesulitan dan tantangan
dalam menghadapi arus kehidupan di akhir zaman ini. Dalam 2 Timotius 3:1,
dikatakan“Ketahuilah
bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar“. Banyak manusia dalam keadaan ini, telah
memilih hidup jauh dari Tuhan, dan mereka mengandalkan kekuatan sendiri.
Sekalipun kesulitan dan tantangan pasti selalu ada, itu bukan alasan bagi kita
untuk menjauh daripadaNya.
Mau
masuk tanah Kanan? Bangsa Israel harus berhadapan dengan musuh-musuh
besar. Namun karena penyertaan Tuhan, maka semua musuh dapat dikalahkan. Masa
depan merekapun telah disiapkanNYa, yaitu tanah Kanan yang diberkati.
Begitu pula hendaknya kita saat ini, kita harus tetap hidup seturut
Firman Allah, Tuhan pasti akan memelihara kita senantiasa, pertolonganNya
sempurna. Percaya, Dia telah menyediakan berkat yang terbaik bagi kita, bahkan
apa yang tak pernah terpikirkan oleh kita akan disediakanNya bagi orang yang
sungguh berharap kepadaNya.
Setiap kesulitan dalam hidup
ini jangan sampai membuat kita bimbang, putus asa dan membuat iman kita menjadi
lemah. Sebaliknya, kita harus semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, banyak
belajar Firman Allah agar iman kita semakin diteguhkan. Ingat, bahwa Mata
Tuhan tetap mengawasi kita orang percaya, dari awal sampai akhir, sampai kita
meraih berkat-berkatNya yang telah disediakan bagi kita.GBU^^
19 Juni 2012
Keluar Dari Jurang Masalah
Mazmur 130 : 1-7
“Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan!
Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telingaMu menaruh perhatian kepada
suara permohonanku.” (Mazmur 130 :
1-2)
Saudara yang kekasih di dalam Tuhan
Yesus, apakah saudara pernah melihat jurang? Saudara, jurang di
atas dapat pula menggambarkan suasana kehidupan yang sedang
kita alami. Suatu keadaan yang kurang nyaman, berada dalam sebuah masalah
seperti tekanan/penderitaan, kekecewaan, kegagalan, kehilangan
harapan bahkan hampir putus asa. Saudara yang terkasih di dalam nama
Tuhan Yesus Kristus, kita dapat mengambil sebuah pedoman mengenai
langkah-langkah iman apa yang harus kita ambil ketika berada dalam sebuah
masalah:
Berseru dengan iman, yaitu berdoa. Dalam ayat 1 dan 2, Daud dalam
pergumulannya datang merendahkan hatinya kepada Tuhan dan memohon belas kasihNya.
Berani mengoreksi diri. Dalam ayat 3 dan 4, Daud sendiri mengungkapkan bahwa ia
mempunyai kesalahan-kesalahan. Artinya, banyak masalah terjadi
yang tengah dihadapinya adalah karena akibat dari perbuatan-perbuatannya
sendiri . Ia mengakui kesalahan-kesalahan itu kepada Tuhan.
Siapakah yang dapat tahan, jika Tuhan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan
kita ? Tidak seorangpun yang dapat tahan. Namun kita bersyukur atas FirmanNya,
dalam 1 Yoh.1:9.
Percaya pada Firman
Tuhan. Dalam ayat 5 dan
6, Daud menantikan Tuhan dan mengharapkan Firman-Nya. Maz.119:50. Daud
tidak berdaya, dia tidak bisa berbuat apa-apa oleh karena hanya Allah
sendiri yang dapat mengampuninya,sebab itu ia percaya hanya Tuhan
dan menantinya. Jiwa Daud menanti, itu adalah pusat dari kepribadian manusia.
Tetap berharap dan sabar menantikan Tuhan. Dalam ayat 7, melalui pengalamannya
itu Daud menyerukan kepada kita orang percaya supaya berharaplah kepada Tuhan !
Orang yang berharap pada Tuhan, tentunya tidak pernah jemu, tetapi dengan
sabar menanti-nantikan pertolongan Tuhan tiba. Sebab hanya pada Tuhan ada kasih
setia, dan DIAlah sang pembebas kita.
Daud berseru pada Tuhan dalam doa, mau mengoreksi diri
sendiri, tetap percaya pada Firman Tuhan dan berharap serta sabar menantikan
pertolongan Tuhan. Kalau kita mau melakukan seperti yang telah
dilakukan oleh Daud, maka Tuhan pasti menolong kita, Tuhan akan mengeluarkan
kita dari jurang masalah kita. Tuhan sanggup lakukan itu , memberi
pertolonganNya pada kita, memberikan jalan keluar dari setiap masalah
kita, menyembuhkan kita dari sakit penyakit, mengangkat kita, dan memulihkan
keadaan kita. Amin! Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara.
20 Juni 2012
Rancangan manusia VSRancangan
Tuhan
1 Korintus 2 :6-16
“Tetapi seperti ada tertulis: “Apa yang tidak pernah dilihat
oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul
di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi
Dia.” ” (1 Korintus 2:9)
Sebagai umat Tuhan, kita harus
sadari juga bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan
kebaikan bagi kita (Roma 8:28). Oleh karena itu apapun yang terjadi setelah
kita merencanakan segala sesuatu, patut kita syukuri. Entah hal itu baik
ataupun buruk, kita harus tetap mengucap syukur kepada Tuhan karena Dia pasti
memberikan yang terbaik bagi kita.
Segala
hal yang terjadi dalam hidup kita merupakan bagian dari proses yang Tuhan
ijinkan terjadi dalam hidup kita. Proses itu akan membuat hidup kita menjadi
lebih dekat lagi dengan Tuhan, membuat kita lebih lagi mengandalkan Tuhan,
membuat kita lebih lagi berserah kepadaNya.
Tidak
jarang juga apa yang kita rencanakan tidak berjalan seperti yang kita
kehendaki. Bahkan bisa juga semuanya berubah menjadi kebalikannya. Hal-hal yang
tidak kita inginkan bisa terjadi. Dan tentunya hal ini sangat mengecewakan bagi
kita.(Amsal 19:21)
(Yesaya 55:8-9)
Manusia boleh berencana,
tetapi Tuhanlah yang memutuskan. Bahkan kita bisa membuat rencana 1, rencana 2,
plan A, plan B, dan seterusnya. Tetapi pada akhirnya kita harus menyerahkan
segalanya kepada kehendak Tuhan.
Hal
ini bukan berarti kita tidak perlu merencanakan segala sesuatu dengan baik.
Tuhan tetap menginginkan agar umatNya tetap memaksimalkan akal dan pikirannya
untuk merencanakan segala sesuatu dalam hidupnya dengan baik.
Tuhan sanggup memberikan apa yang kelihatan mustahil bagi kita. Dia sanggup
mengadakan yang tidak ada menjadi ada.
Di
saat kita benar-benar mengandalkan kuasa Tuhan, kita akan melihat hal-hal yang
tidak pernah kita lihat sebelumnya. Kita akan tercengang melihat kebesaran dan
kemurahan Tuhan yang terjadi dalam hidup kita. Apa yang tidak pernah timbul
dalam hati kita, itu yang Dia berikan bagi kita.
Oleh
karena itu jangan kuatir akan apa yang ada di masa depan kita dan apa yang akan
kita hadapi dalam hidup kita. Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik bagi
kita yang senantiasa mengasihi Dia.
Hal-hal
buruk boleh terjadi, tetapi di balik semuanya itu Tuhan telah menyediakan hal
yang terbaik bagi hidup kita. Tuhan akan memberikan kelepasan dan kemenangan
bagi hidup kita. Mujizat pasti terjadi. Haleluya!
Manusia
boleh berencana tapi Tuhan yang menentukan!!!
21 Juni 2012
Rahasia untuk memegang teguh Janji Tuhan
Roma 4 : 1-25
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham
berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut
yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya
tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah,
karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah
tertutup.” (Roma 4:18-19)
Tuhan berjanji kepada Abraham bahwa
Dia akan membuat keturunannya seperti debu tanah banyaknya dan juga seperti
bintang-bintang yang bertebaran di langit (Kej 15:5). Penantian yang dijalani
oleh Abraham bukanlah suatu penantian yang mudah. Perlu waktu bertahun-tahun
hingga Abraham dapat melihat bahwa isterinya dapat mengandung hingga melahirkan
seorang anak baginya. Belum lagi kondisi fisiknya yang sudah menua dan melemah
yang semakin menambah berat bagi Abraham untuk bisa percaya kepada janji Allah.
Apa yang dilakukan
Abraham sehingga dia dapat tetap memegang teguh janji Tuhan yang telah
diberikan baginya?
1. Tidak Bimbang
“Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah
ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,” Rom 4:20
Tuhan
ingin agar kita semua dapat menjadi sempurna di hadapanNya. Oleh karena itu
keadaan yang kita alami merupakan suatu proses agar janjiNya dapat digenapi
dalam hidup kita. Tuhan juga menguji iman percaya kita sehingga dengan demikian
kita dapat keluar sebagai pemenang dalam setiap keadaan yang kita alami. Proses
yang demikian akan menjadikan kita semakin kuat di hadapan Tuhan dan tidak
terombang-ambing oleh keadaan yang semakin tidak menentu.
Tetaplah
kuat dalam iman, jangan bimbang dan tetap percaya. Yakin bahwa Tuhan senantiasa
menyertai kita dan memegang kita serta membawa kita kepada kemenangan iman.(Yes 41:10)
2. Penuh Keyakinan
“Dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang
telah Ia janjikan.” Rom 4:21
Jangan
biarkan keadaan kita membuat kita menjadi lemah. Abrahampun tidak menjadi lemah
dalam kondisinya yang seperti itu. Semakin lama dan semakin buruk keadaan yang
kita alami biarlah itu menjadi semangat dan pemicu bagi kita bahwa Allah sedang
melakukan perkara yang besar dalam hidup kita. Mujizat yang besar akan terjadi
dalam hidup kita.Haleluya!
Percaya pada Tuhan dengan
iman dan bukan dengan hati dan perasaan!!!
22 Juni 2012
Penginapan bagi si jahat
Efesus 4 : 25-31
Dan janganlah beri kesempatan pada si Iblis (Efesus 4 : 27)
Iblis suka"travelling" dari
hati seorang ke hati yang lain. Dia akan selalu berusaha mencari tempat yang
paling nyaman dalam hati kita untuk kemudian "bertamu", menginap
bahkan menetap di dalamnya. Alkitab sudah mewanti-wanti agar kita jangan pernah
memberikan ruang kepada iblis. Dalam Alkitab tertulis "dan
janganlah beri kesempatan kepada Iblis." (Efesus 4:27). Dalam
versi KJV disebutkan dengan "Neither give place to the devil.“ Atau
dalam versi English Amplified dikatakan"Leave no (such) room or
foothold for the devil". Jangan berikan ruang atau tempat berpijak
kepada iblis. Iblis bisa dengan nyaman tinggal di dalam diri kita dan
mengobrak-abrik iman kita hingga berimbas kepada perilaku-perilaku yang tidak
terpuji dan sama sekali bertentangan dengan gambaran yang seharusnya kita
miliki sebagai anak-anak Tuhan. Dan iblis sangat senang melakukan itu. Tapi
perhatikanlah kembali ayat dalam 1 Petrus 5:8 di atas. Meski iblis selalu dan
akan selalu mencari celah untuk menetap dalam diri kita, ia tidak akan bisa
berbuat apa-apa jika kita tidak memberi tempat buat dia.
Karena itulah
sangat penting bagi kita untuk menjaga hati kita. (Amsal
4:23). Guard your heart seriously. Dari hatilah kehidupan itu
sesungguhnya terpancar, dan apa yang ada di dalam hati kita akan tercermin
dalam cara hidup kita. Jika Firman Tuhan yang mengisi ruang-ruang dalam hati
kita, maka itu akan dengan jelas terlihat dari sikap dan perilaku kita. Disana
iblis tidak akan bisa masuk, bahkan lebih dari itu dikatakan kita akan berhasil
dan beruntung dalam perjalanan hidup kita.
Bagaimana jika iblis sudah terlanjur masuk? Lawanlah segera. Alkitab berkata"..lawanlah
Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" (Yakobus 4:7).
Jangan beri ruang sama sekali
bagi iblis untuk berdiam dalam diri kita. Apakah kita mau membiarkan atau
mengusirnya, semua tergantung kita. Kita harus memastikan tidak ada dosa,
kejahatan, kebencian, kepahitan dan sebagainya agar tidak ada satupun celah
yang bisa dimanfaatkan iblis untuk berpijak. Isilah terus dengan firman Tuhan,
agar iblis hanya bisa dengan kesal mengaum-aum berkeliling diluar tanpa bisa
mendekat sedikitpun pada kita. Sesungguhnya kita adalah bait Allah, dan jika
demikian tidak ada tempat bagi iblis sama sekali.
Jangan berikan ruang atau tempat
berpijak bagi iblis
23 Juni 2012
Makna Iman
Ibrani
11 : 1-40
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”(Ibrani
11:1)
“Iman” berasal dari kata
Ibrani, aman, menunjuk pada tindakan yang memegang teguh kepada
Alah. Dialah sumber keselamatan, kehidupan, berkat, dan perlindungan. Sehingga
apabila kita tidak mau percaya auat “beriman” kepada Tuhan, maka kita
melepaskan diri dari sumber keselamatan yang sesungguhnya.
Secara
khusus, Allah menyatakan seluruh kehendak dan diriNya di dalam Tuhan Yesus.
Mempercayai Yesus, berarti mengimani karya Allah yang menyelamatkan di dalam
karya penebusanNya di atas kayu salib. Jadi, kita diselamatkan dengan iman
kepada Kristus, karena iman itulah kita dibenarkan oleh Allah.
Dari
kesaksian ini, kita dapat melihat prinsip-prinsip dari makna iman atau percaya:
1.
Iman dipahami sebagai dasar atau substansi yang fundamental dalam kehidupan
umat manusia.
2. Iman sebagai dasar yang fundamental atas pengharapan kita kepada Allah.
Sehingga pengharapan kita kepada Tuhan, tidak berpijak di atas dasar yang
kosong atau pijakan yang sia-sia, tetapi berpijak kepada Allah yang hidup.
3. Iman merupakan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Ini berarti
iman adalah bukti dari karya Tuhan yang memampukan kita untuk melihat rahasia
keselamatan yang tidak dapat sepenuhnya dilihat oleh panca indera manusia. Itu
sebabnya, Ibarni 11:3 meyatakan: “Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta
telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi
dari apa yang tidak dapat kita lihat”.
Makna
dari “percaya” atau iman, pada prinsipnya merupakan suatu tindakan yang
mengamini dengan sungguh-sungguh, bahwa di balik peristiwa-peristiwa penciptaan
atau kejadian-kejadian tertentu, Allah menyatakan karyaNya. Jadi, walau kita
belum pernah atau tidak melihat karya Allah tersebut, kita dimampukan untuk meyakini
bahwa itu bukan sekadar peristiwa kebetulan.
Tetapi
timbul pertanyaan, bagaimana tindakan percaya terhadap Allah bukanlah sekadar
ilusi, imaginasi atau khayalan belaka? Sebagai manusia, kita tidak hanya
memiliki kesadaran intelektualitas, tetapi juga diberi karunia yakni kesadaran
religius, yang memampukan kita untuk menyadari kebenaran yang melampaui pikiran
dan perasaan. Dengan demikian, sangatlah jelas makna “percaya” atau beriman
kepada Tuhan, yaitu iman kepada Tuhan membutuhkan sikap yang tanpa syarat.
Maksud sikap iman
yang tanpa syarat adalah, “Walau kita tidak melihat, namun kita percaya”
24 Juni 2012
Percaya
Saja: Sikap Yang Tuhan Minta
Markus 9:19-23
Yesus menjawab mereka: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja
akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau
kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal
itu akan terjadi. (Matius 21:21)
Dalam minggu ini Tuhan terus
berbicara kepada saya mengenai pemulihan yang Dia akan lakukan terhadap
kehidupan setiap orang, entah itu berbicara
mengenai hati yang luka, berbicara tentang sakit penyakit yang sangat
parah, berbicara mengenai retaknya hubungan keluarga, ekonomi rumah tangga yang
parah, dan lain lainnnya. Seperti yang Dia janjikan dalam FirmanNya dalam
Yohanes 10:10b, Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan.
Tuhan datang membawa
kehidupan, yang tadinya tidak mempunyai harapan akan mempunyai pengharapan.
Bagi mereka yang terluka dan sakit, Tuhan akan beri kesembuhan yang sempurna.
Yeremia 33:6 Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan
kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada
mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah.
Jika
Tuhan sudah menyiapkan segala-galanya buat kita, lalu apa yang harus kita
lakukan untuk mendapatkan semua itu? Ketika orang orang tidak percaya, Tuhan
mengatakan sampai berapa lama lagi pembuktian yang harus angkatan tersebut
alami agar dapat percaya?
Tuhan datang kepada kita bukan
untuk melihat apakah kesusahan kita berat, apakah sakit penyakit yang anda
derita sangat parah, atau apakah luka
hati yang Anda derita sangat dalam. Tuhan tidak meminta kita untuk berusaha
mencari jalan keluar dengan kekuatan
kita, atau meminta pertolongan kepada orang lain, atau juga dalam perkataan
kita katakan berserah pada Tuhan, namun sebenarnya kita pasrah pada “nasib”.
Ingat Tuhan datang kepada
kita, hanya meminta kepada kita untuk kita : PERCAYA saja. Hanya dengan
mempercayai semua kehidupan kita pada
Tuhan, maka sesuai dengan FirmanNya, pasti Anda akan mendapat kan kehidupan,
dan pemulihan yang berkelimpahan.
(Gbu)!!!
HARI INI MULAILAH UNTUK BELAJAR MEMPERCAYAI TUHAN SEPENUHNYA DALAM PIKIRAN,
PERKATAAN DAN PERBUATAN UNTUK MENGALAMI PEMULIHAN YANG BERKELIMPAHAN DAN JANGAN
PERNAH BERSANDAR PADA PENGERTIAN SENDIRI….!!!
25 Juni 2012
Menghargai Jasa
2 Timotius 3:10-17
“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah
engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah
mengajarkannya kepadamu." (2 Timotius
3:14)
Tuhan tidak pernah ingin
anak-anaknya untuk menjadi orang-orang yang tidak tahu berterima kasih, bagai
kacang lupa kulit. Tuhan tidak mau anak-anakNya melupakan jasa orang lain. Kita
bisa melihat isi surat Paulus kepada Timotius yang menyinggung hal ini. Saat
itu dalam tulisannya Paulus tengah menubuatkan datangnya sebuah masa yang
sukar. (2 Timotius 3:2-4). Seperti apa masa yang sukar itu? Apakah
sukar secara finansial, sulit mencari kerja, bencana alam, bencana kelaparan
atau kondisi keamanan yang tidak stabil? Ternyata bukanbukanitu yang disebut
Paulus sebagai masa sukar, melainkan sifat manusia yang akan terus
semakin jahat, semakin jauh dari kehendak Tuhan. Dalam kesempatan lain
penulis Ibrani juga menyampaikan pesan yang sama."Ingatlah akan
pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu.
Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka." (Ibrani
13:7). Jangan lupakan orang-orang yang sudah mengorbankan jiwa mereka demi
menyampaikan firman Tuhan. Hargai mereka, berterima kasihlah dan contohlah iman
mereka yang taat sampai mati. Jangan sia-siakan semua itu.
Terhadap
manusia saja kita tidak boleh melupakan jasa atau budi baik mereka, apalagi
terhadap Tuhan. Bukankah Tuhan telah begitu baik kepada kita sejak dahulu
hingga sekarang? Sudahkah kita bersyukur untuk itu atau kita masih terus
menyakiti hatiNya dan melupakan segala kebaikanNya kepada kita? Daud sudah
menggugah kita agar jangan pernah melupakan segala kebaikan Tuhan. (Mazmur
103:2) n (Ulangan 8:11-14). Kita tidak akan bisa menjadi orang yang berhasil
hari ini tanpa bantuan atau jasa orang lain yang dahulu memberikan
sumbangsihnya kepada kita. Orang tua, guru, teman yang peduli, pembimbing
rohani dan sebagainya, mereka tentu punya kontribusi atas kesuksesan kita hari
ini. Untuk itu kita harus berterimakasih dan tetap mengingat segala yang telah
mereka berikan di waktu lalu hingga kita bisa menjadi diri kita hari ini.
Selanjutnya jangan pernah lupakan pula kebaikan Tuhan. Jangan lupakan
pengorbanan Kristus menanggung bantahan, siksaan hingga disalibkan untuk
keselamatan kita. (Ibrani 12:3). Jadilah orang-orang yang selalu menghargai
jasa orang lain maupun segala kebaikan Tuhan. Tetaplah bersyukur kepada Tuhan
yang telah mengasihi kita dengan setia secara luar biasa. Jadilah orang-orang
yang tahu berterima kasih dan tidak melupakan segala kebaikan dari orang lain maupun
Tuhan.
Jadilah orang yang tahu berterimakasih dan menghargai orang-orang yang
berjasa dalam hidup kita
26 Juni 2012
Rubah dan Kelinci
Kidung Agung 2 : 8-17
"Tangkaplah bagi kami
rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur,
kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!" (Kidung
Agung 2:15)
Ada sebuah dongeng bahasa
Inggris berjudul Kelinci dan Rubah. Ada seekor kelinci yang sangat pintar,
tetapi sangat gesit dan sulit ditangkap. Pada suatu hari, seekor serigala bersekongkol
dengan rubah untuk menangkap dan memangsa kelinci itu. Serigala berkata kepada
sang rubah: "Aku punya ide agar kita bisa menangkap kelinci itu. Kamu
pulang dan naik ke tempat tidur dan pura-pura mati. Aku akan bilang kepada
kelinci bahwa rubah sudah mati. Begitu ia datang melihat, terkam dan tangkap
dia." Rubah pun setuju dan melakukan persis seperti itu. Lalu serigala pun
menjumpai kelinci untuk menjalankan rencananya. Kelinci itu pun datang ke rumah
rubah dan mengintip dari jendela. Ternyata kelinci cukup cerdik. Ia memakai
akalnya untuk menguji terlebih dahulu kebenaran dari apa yang dikatakan
serigala. "Hai serigala, anda berkata bahwa rubah itu sudah mati, tapi
dari apa yang aku lihat ia tidak tampak seperti rubah mati. Seekor rubah yang
mati mulutnya selalu terbuka." Sang rubah mendengar perkataan kelinci dan
berpikir, "wah...begitu ya, kalau begitu aku harus buka mulut supaya ia
benar-benar mengira bahwa aku sudah mati." Begitu rubah itu membuka mulut,
kelinci pun tahu bahwa semua itu hanyalah jebakan saja. Ia pun kemudian lari
sekencang-kencangnya menjauh dari rumah itu.
Dalam menjalani kehidupan di
dunia ini kita seringkali tidak menyadari adanya "duri-duri kecil"
ini. Mungkin mudah bagi kita untuk tidak melakukan dosa-dosa yang kita anggap
besar, tapi seringkali sulit bagi kita untuk menghindar dari hal-hal yang kita
anggap sepele padahal itu sama seriusnya di mata Tuhan? Kita berkompromi karena
menganggap itu hanyalah dosa kecil yang tidak beresiko apa-apa sama sekali.
Semua dosa itu sama seriusnya di hadapan
Tuhan, no matter how big or small. Semua harus kita pertanggungjawabkan nanti
dan akan menentukan kemana kita selanjutnya.
Dosa sekecil apapun itu, bereskanlah segera. Mintalah pengampunan secepatnya
kepada Tuhan dan selanjutnya berjaga-jagalah dengan waspada. Jangan beri
toleransi apapun terhadap penyimpangan-penyimpangan dari firman Tuhan walau
sekecil apapun itu.
Berdoalah dan teruslah berjalan dalam tuntunan Roh
Kudus agar tidak ada satupun yang bisa merusak semua yang telah kita bangun
selama ini.
27 Juni 2012
Ujian Iman Membawa Ke level Yang lebih Tunggi
Yakobus 1 : 2 -
8
Saudara-saudara ku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila
kamu jatuh kedalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian
terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu
memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak
kekurangan suatu apapun.” Yakobus 1:2-4
Hidup manusia senantiasa penuh
dengan pencobaan. Melalui pencobaan-pencobaan itulah iman kita sebagai umat
Tuhan diuji. Ketika kita sanggup melalui pencobaan tersebut maka tingkat iman
kita akan semakin dekat kepada kesempurnaan. Pertumbuhan rohani kita akan
semakin nyata dan menuju kepada kedewasaan secara rohani.
Berikut ujian-ujian iman yang dilalui oleh Yusuf:
Jubah maha indah ditanggalkan oleh kakak-kakaknya (Kej 37:23)
Dilempar ke dalam sumur kosong (Kej 37:24)
Dijual sebagai seorang budak (Kej 37:28)
Difitnah oleh isteri Potifar (Kej 39:11-18)
Ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara (Kej 39:20)
Dilupakan oleh kepala juru minuman yang telah diartikan mimpinya
(Kej 40:23)
.Yusuf menjadi seseorang
yang sangat matang setelah bertahun-tahun melalui ujian demi ujian. Setiap
ujian dijalaninya dengan ketekunan, tekun melakukan Firman Tuhan. Itulah
kekuatan yang membawa Yusuf kepada kesempurnaan iman dan kedewasaan secara
rohani. Ketika dia lulus dalam satu ujian iman, maka tingkat kerohaniannya
bertambah.
Demikian juga kita sebagai umat Tuhan, juga mengalami ujian-ujian yang sama.
Tuhan ingin membawa umatNya kepada kesempurnaan. Ujian-ujian yang dialami juga
akan memberikan tekanan yang semakin berat dan keadaan yang tidak nyaman bagi
setiap pesertanya. Tetapi ketika lulus dari ujian tersebut, maka setiap siswa
akan merasakan sukacita dan kelepasan yang luar biasa. Dan mereka akan naik
kepada tingkat yang lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Setiap
masalah dan pencobaan yang datang ke dalam hidup kita bukanlah terjadi begitu
saja. Semuanya datang dengan seijin Tuhan. Dan Tuhan ingin membawa kita langkah
demi langkah menuju kepada kesempurnaan hidup.Ibr 12:1-2
“Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” Ef 4:13
28 Juni 2012
Berperan Sesuai Kompetensi Dan
Panggilan
I
Korintus 12 : 12-31
Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota—anggotanya banyak,
dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula
Kristus. (I kor 12 : 12)
Tugas dan panggilan menjadi
agen-agen pembaharuan hidup di tengah-tengah kehidupan yang kompleks tidaklah
mungkin hanya ditangani oleh segelintir orang. Lebih tepat setiap umat
dipanggil untuk menjadi agen-agen pembaharuan yang sesuai dengan kompetensi dan
fungsinya. Saat setiap kompetensi atau kemampuan dikuduskan oleh Allah, maka
setiap kompetensi dan karunia Tuhan tersebut akan menjadi kekuatan yang
transformatif. Sehingga kompetensi yang paling sederhana sekalipun saat
dikuduskan oleh Allah akan menjadi suatu fungsi yang membangun kehidupan
komunitas I Kor. 12:18-20 . Setiap umat
akan saling berperan sesuai karunia Roh yang telah dianugerahkan, dan Firman
yang dilakukan oleh umat akan membentuk suatu bangunan hidup bersama yang
sinergis.
Kita sering kecil hati saat
menyadari hanya memiliki suatu talenta yang tidak terlalu berarti atau bakat
yang kurang terpandang. Perasaan kecil hati tersebut timbul karena kita sering
mengukur talenta tersebut dari sudut manusiawi yang berdosa. Kuasa dosa
menyebabkan kita tidak mampu menghargai karunia Tuhan di dalam hidup kita dan
sesama yang memiliki karunia yang berbeda. Dosa juga membutakan mata rohani kita
untuk mengukur peran yang dipercayakan Tuhan dengan standar minimum. Bagaimana
kita mampu membebaskan orang lain apabila kita sendiri bermasalah dan
terbelenggu oleh perasaan inferior atau superior? Tugas sebagai pelaku Firman
yang membebaskan secara eksternal akan terwujud jikalau Firman Allah secara
internal telah membaharui setiap aspek kehidupan pribadi kita(Mzm. 19:8-9).
Pembaharuan hidup yang telah ditransformasi oleh Firman Tuhan akan menghasilkan
jiwa yang segar, memberi hikmat, menyukakan hati dan mata bercahaya. Jadi
apabila Firman yang kita gali dan pahami dari Alkitab justru membuat jiwa kita
penat, pikiran yang semakin picik, penuh kepahitan dan mata yang semakin suram
maka pastilah kehidupan rohani kita telah terputus dengan Kristus. Sehingga
kita gagal untuk mewujudkan setiap talenta atau kompetensi yang telah
dianugerahkan Allah secara optimal dan konstruktif kepada sesama di sekitar
kita.
29 Juni 2012
Jangan Anggap Remeh Pelayananmu
Kolose 4 :7-18
“dan sampaikanlah kepada Arkhipus: perhatikanlah, supaya pelayanan
yang kau terima dalam Tuhan kau jalankan sepenuhnya” (kolose 4:17)
Melakukan pekerjaan besar seperti
melayani kerajaan Allah di dunia, tidak mungkin dilakukan secara
sendiri-sendiri. Kita butuh orang lain untuk bersama-sama melayani di ladang
Tuhan di dalam dunia ini. Untuk melayani jemaat kolose pun, paulus tidak
sedirian.
Dalam bagian akhir dari surat kolose
ini, kita bertemu dengan “actor-actor dibelakang layar” yaitu orang-orang yang
namanya jarang kita ingat atau sebutkan, tetapi memiliki kontribusi yang besar
bagi pelayanan Paulus. Ada Tikhikus yang menjadi pembawa pesan serta Onesimus
yang menemaninya. Secara sepintas terkesan bahwa peranan mereka tidaklah besar,
karena mereka hanya bertugas sebagai kurir. Namun, dapatkah kita bayangkan,
bahwa jika tidak ada orang-orang seperti Tikhikus dan Onesimus, bagaimana
mungkin surat kepada jemaat kolose dapat sampai?
Lalu
ada pula Aristarkus, Markus, serta Yesus Yustus yang berperan besar dalam
menghibur Paulus sehingga dapat terus menulis dan melayani.
Belajar
dari hal itu, kita tidak boleh memandang remeh dukungan dari sahabat-sahabat
kita. Oraang-orang yang telah menghibur kita berperan besar dalam pelayanan
kita karena tanpa mereka, mungkin kita telah kehabisan energy untuk melayani di
dunia yang penuh cobaan dan tantangan ini .
Peranan yang dijalankan oleh Epafras
dan Akhipus juga tidak kalah penting. Paulus mempercayakan kepada kedua sahabat
pelayanannya segala sesuatu yang telah ia tulis . Artinya Epafras dan Akhipus
adalah orang-orang yang terjun langsung di dalam jemaat dan yang berjuang
langsung diladang itu untuk memastikan bahwa segala nasihat Paulus dapat
dijalankan dengan baik oleh jemaat. Tanpa mereka, Pauluspun akan kesulitan
karena ia sendiri tidak dapat datang kesana.
Janganlah
kita menganggap remeh pelayanan sesama kita sebab kita tidak pernah tahu secara
persis, bagaimana pelayanan tersebut dapat berarti bagi orang lain. Biarlah
Tuhan yang memakai pelayanan kita semua untuk kemuliaan-Nya.
Medh
haRjum sobat katharos ^^
GBU…8-)
30 Juni 2012
Penyakit sebagai ujian iman
Lukas 8 : 40-56
Maka kata-Nya kepada perempuan itu : “Hai
anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau,
Pergilah dengan selamat”(Luk 8 : 48)
Kejatuhan manusia ke dalam dosa
merembet pada penghukuman, Hawa susah payah waktu mengandung, kesakitan waktu
melahirkan anak. Di sini kita belajar, pertama penyakit memang akibat dari
dosa. Karena dosa, manusia mengenal sakit.
Jika
tidak berdosa, manusia tidak mengenal sakit.
Dosa mengakibatkan kemerosotan dan
menurunnya kualitas hidup, sehingga manusia yang seharusnya tidak mengalami
ketuaan dan tidak mengalami sakit-penyakit, sekarang mengalami kemerosotan.
Umur Adam memang tinggi, namun usia generasi selanjutnya makin pendek. Dunia
boleh makin modern, gizi makin baik, tetapi angka kematian muda tetap tinggi.
Karena teknologi makin tinggi, pola makan dan gaya hidup pun tidak karu-karuan.
Jadi, kemajuan manusia tidak bisa mencegah apalagi meniadakan sakit, jutru
jenis penyakit terus bertambah.
Seperti
diulas di atas, orang benar pun bisa menderita sakit, karena hakekat manusia
memang sudah berdosa. Sakit itu sesuatu yang normal, cuma ada yang sering
sakit-sakitan, ada yang jarang sakit. Itu tergantung gizi dan cara hidup. Orang
berdosa pun, jika cara hidupnya tertib, olahraga cukup, makan teratur, hidupnya
pasti sehat. Jadi, jangan menghina diri dengan berkata bahwa orang sakit itu
berdosa. Itu namanya menghina Paulus, Ayub, Timotius.
Tak
perlu sesali datangnya penyakit, tetapi bagaimana hidup benar sehingga sakit
dan penyakit menjadi bagian yang harus kita lewati. Kalau ada orang sakit lalu
meninggal, jangan pula disesali. Tuhan punya banyak cara untuk memanggil orang.
Yang penting, apakah orang yang dipanggil itu beriman atau tidak? Bila tidak, kita
pantas sedih. Jangankan sakit atau mati, dia sembuh pun, kita tetap sedih jika
hidupnya tidak benar.
Jadi, di tengah pergumulan sebagai
orang berdosa, dengan seluruh kelemahan tubuh, kita harus bijaksana memelihara
kesehatan, supaya dengan tubuh sehat kita bisa mengabdi kepada Tuhan sesuai
profesi kita.
Saya berharap, ini bisa
mencerahkan kita, sehingga hubungan dengan Tuhan (menjadi) yang paling penting,
bukan apa sakit-penyakit kita. Bagi Saudara yang sedang terbaring sakit,
periksa diri baik-baik. Kalau kau beriman pada Tuhan, bahagialah sekalipun
sakit, karena Tuhan hidup dalam hati. Tetapi kalau sedang sakit dan tidak
berhubungan baik dengan Tuhan, minta ampunlah, karena hidup benar dan beriman
itu paling penting.
Apa pun penyakitmu, Dia bisa sembuhkan, tetapi
hubungan dengan Tuhan, itu yang paling utama.