PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Rabu, 15 Agustus 2012

Buku Renungan Pmk Katharos Edisi JULI 2012


 

















Minggu, 1 Juli 2012
Berani Bertahan dan Hidup 

Bacaaan : Roma 8 : 31-37
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang - orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kta.

Dalam film “Eight Below” diceritakan tentang delapan anjing penarik kereta salju yang dengan terpaksa ditinggalkan oleh Shepard, sang pemilik, karena badai salju besar menyerang mereka. Anjing-anjing tersebut tidak bisa diangkut oleh pesawat penyelamat karena keterbatasan kapasitas penumpang. Dengan berat hati, Shepard akhirnya meninggalkan mereka dan berjanji untuk kembali mengambil anjing-anjing tersebut. Maka anjing-anjing itu mulai dalam petualangan menghadapi maut dan bahaya dalam kebersamaan, Mereka kompak untuk tetap saling menjaga. Sungguh suatu pelajaran tentang keberanian dan 'survival' menghadapi tantangan dalam bertahan hidup.
Setiap orang percaya, boleh jadi saya dan kamu kadang merasa sendirian, ditinggalkan dan mau tidak mau berjuang untuk tetap bertahan. Mungkin rasa sendirian itu karena jauh dari keluarga, banyaknya pekerjaan atau pelayanan dan ditinggalkan oleh pacar, orang terdekat atau sahabat kita. Penulis kitab Roma menegaskan dengan penuh keyakinan bahwa penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan, bahaya dan kematian, tidak akan memisahkan kita dari kasih Kristus. Meski kita merasa sendirian, namun sebenarnya kita tidak pernah benar-benar sendirian karena Dia selalu menyertai kita.
Karena Allah dipihak kita, seharusnya kita berani dan bisa bertahan hidup. Kita lebih dari orang yang menang, berada di atas setiap kuasa dan kekuatan yang akan menghancurkan kita. Yesus adalah gembala yang baik, yang akan tetap mengamankan kita sebagai domba-domba-Nya.

Beranilah untuk tetap bertahan dan hidup di dalam iman. Pada Kristus….^_*
Senin,  2 Juli 2012
Your Perspective

Bacaan: II Raja-raja 6:8-23
Ya Tuhan :Bukalah kiranya matanya supaya ia melihat ... - II Raja-raja 6:17
Baik atau buruk itu tergantung dari cara kita memandang. Masalah bisa menjadi buruk tapi bisa juga menjadi baik, itu juga tergantung dari cara kita memandang. Lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, secara mengejutkan kita akan melihat hal-hal yang positif.
Dean Black menceritakan dua kisah nyata mengenai hal ini dalam buku Frogship Perspective. Seorang pemain bola basket berbakat, ketika berusia 16 tahun kehilangan kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan. Ini hal yang buruk bagi Curt Brinkman, pebasket muda tersebut yang akhirnya menjadi atlet kursi roda terkenal. Ia berkata, “Segera sesudah kecelakaan itu saya bangkit. Saya justru tidak tahu seperti apa kalau kaki saya masih ada.” Seorang pria setengah baya melihat kembali dari kebutaan matanya semenjak lahir. Lalu seorang psikolog yang menanganinya berkomentar tentang mantan pria buta ini, “Waktu buta, dia hebat sekali. Tapi waktu dia sembuh, prestasinya merosot drastis, bahkan seperti orang bodoh.” *
Bagi kita kehilangan kedua kaki adalah masalah besar, tapi bagi Curt Brinkman justru adalah kunci kesuksesan. Bagi kita mendapat kembali penglihatan adalah hadiah, tapi bagi pria separuh baya tersebut adalah masalah besar. Mengapa bisa demikian? Ini bukan soal masalahnya, tapi soal bagaimana kita melihat sebuah masalah. Perlu saya tekankan sekali lagi, lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, maka kita akan melihat hal-hal yang positif.
Apakah hari ini kita sedang mengalami masalah? Bagaimana cara kita memandang masalah tersebut? Tuhan selalu mengajar agar kita melihat segala masalah dari sudut pandang yang positif. Ini seperti orang yang memakai kacamata. Memakai kacamata hitam akan membuat obyek yang paling terangpun akan terlihat gelap. Jadi jika hari ini hidup Anda terlihat begitu suram dan gelap untuk dijalani, jangan-jangan yang salah adalah kacamata Anda.

Lihatlah setiap masalah yang paling buruk sekalipun dengan kacamata positif. God bLess…!!!
Selasa,  3 Juli 2012
Menghitung Berkat

Bacaan : Mazmur 71 : 5-16
mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan keselamatan yang dari pada-Mu sepanjang hari, sebab aku tidak dapat menghitungnya. - Mazmur 71:15 
Iseng saja, pernahkah Anda berpikir berapa lama waktu yang diperlukan untuk menghitung satu sampai satu triliun? Anggap saja tiap satuan diperlukan waktu satu detik, maka diperlukan waktu 1 triliun detik, atau sama dengan 16,67 milyar menit, atau sama dengan 277,78 juta jam, atau sama dengan 11,57 juta hari, atau sama dengan 31.709,79 tahun!
Bagaimana dengan berkat Tuhan yang kita terima? Sangat banyak, bahkan tak terhitung. Pertanyaannya, sudahkah kita menghitung setiap berkat tersebut? Meski Tuhan tidak pernah menuntut kita menghitung dan menyebutkan berkat yang kita terima satu per satu, seharusnya muncul kesadaran dalam diri kita untuk mengucap syukur kepada Tuhan. Setiap berkat yang kita terima harusnya membuat kita semakin dekat dan intim dengan Tuhan, karena kita akan selalu mengucap syukur kepada-Nya.
Sayangnya yang terjadi tidak selalu seperti itu. Banyak orang Kristen tidak mengawali hari untuk bersekutu dengan Tuhan dan kembali mengakhiri hari tersebut dengan bersekutu dengan Tuhan, meski dalam sepanjang hari itu Tuhan sudah memberkati, menjagai, melindungi, dan melimpahkan anugerah-Nya kepada kita. Ironis, bukan? Lebih ironis lagi karena kita sering mengajari anak kita untuk selalu mengucapkan terima kasih atas setiap pemberian yang diterimanya, namun kita sendiri tidak pernah berterima kasih atas berkat-berkat-Nya.
Seandainya kita mau menghitung setiap berkat yang kita terima, tentu kita akan selalu ingat kepada Dia yang menganugerahi kita dengan berkat-berkat itu. Hitunglah berkat-Nya, maka akan selalu ada ucapan syukur yang melimpah. Hitunglah berkat-Nya, maka hati kita tidak akan melekat dengan berkat tersebut, tapi akan melekat kepada Dia yang memberikan berkat tersebut. Awali hari dan akhiri hari dengan menghitung berkat-Nya dan bersekutu dengan-Nya.AMMiieennn…..!!
Rabu,  4 Juli 2012

TEMUKANLAH SATU ALASAN UNTUK BERSYUKUR KEPADA TUHAN


Bacaan : Mazmur 92 : 1-16 Adalah baik untuk menyanyikan syukur kepada TUHAN, dan untuk menyanyikan mazmur bagi nama-Mu, ya Yang Mahatinggi, untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam. Mazmur 92:2-3

Pernahkah Anda merenungkan bahwa mungkin Anda tidak sedang mendapatkan jawaban dari doa-doa Anda karena Anda tidak bersyukur atas apa yang Tuhan telah lakukan bagi Anda?
Itu sama dengan Tuhan, firman Tuhan mengajarkan kita bahwa kita seharusnya senantiasa bersyukur kepada Tuhan; kita seharusnya hidup dengan sikap bersyukur.
Mungkin Anda telah kehilangan sukacita Anda. Anda telah kehilangan semangat Anda. Anda telah kehilangan kemenangan Anda. Saya telah mendengar tentang seorang pria yang adalah seorang yang sangat negatif. Ia terus menerus memusatkan perhatian pada apa yang telah hilang daripadanya. Suatu hari, seseorang berkata kepadanya untuk menuliskan sepuluh hal yang dapat ia syukuri. Ia melakukannya dan setiap pagi ia mengulangi daftar itu beberapa kali. Sedikit demi sedikit, sikapnya mulai berubah. Ia memperoleh kemenangannya kembali. Hari ini ia sepenuhnya menjadi pribadi yang berbeda.

Saat Anda tergoda untuk putus asa, sadarilah bahwa akar penyebabnya sering kali dapat ditelusuri pada sikap yang tidak bersyukur. Tidak peduli apa yang datang melawan Anda, jika Anda akan melakukan apa yang Freddie dan Dorothy lakukan, Anda akan menang dalam setiap keadaan. Anggap saja, Anda mungkin menderita banyak kerugian, tetapi bersyukurlah kepada Tuhan bahwa Anda masih disini. Anda hidup. Buatlah sebuah keputusan bahwa Anda akan menjadi seorang yang penuh syukur. Temukanlah beberapa alasan untuk bersyukur kepada Tuhan. Jika Anda mau melakukannya, tidak ada batas bagi apa yang Tuhan akan lakukan dalam kehidupan Anda.
Tuhann Yesus m’BerKatiii………………
Kamis,  5 Juli 2012
Cleaning Files

Bacaan: Filipi 3:13-21
tetapi ini yang kulakukan : aku melupakan apa yang telah dibelakangku ? dan berlari-lari kepada tujuan. Filipi 3:13-14
Setiap hal yang kita alami akan kita simpan dalam otak kita dan itu berada dalam arsip atau file yang bernama ingatan. Peristiwa-peritiwa itu akan tinggal sebagai ingatan yang masih jelas, kesan yang agak kabur atau bahkan mengendap di salah satu sudut alam bawah sadar kita dan semuanya akan tetap tinggal di sana. Seharusnya, segala informasi yang ada dalam ingatan yang membuat kita merasa bersalah, takut, kecewa dan sakit dapat kita hadapi dan yang tidak berguna juga bisa kita buang.
Ada sebuah kisah tentang seorang pengusaha yang terkenal sangat disiplin dan senang menyimpan segala sesuatu, sampai-sampai arsip di dalam kantornya menumpuk dan menghabiskan tempat. Suatu hari, sekretarisnya bertanya apakah ia boleh membuang semua bahan-bahan dan berkas yang sudah tua dan tidak terpakai lagi itu. Pengusaha itu agak ragu-ragu, tetapi sekretarisnya terus mendesaknya, sampai akhirnya ia berkata, "baiklah, tetapi jangan lupa memfotokopi semuanya sebelum kamu buang!"
Hal itu juga yang dilakukan oleh anak-anak Tuhan dengan dosa dan masa lalunya. Kita mengakui setiap kesalahan dan pelanggaran kita, dan Allah sudah mengampuninya namun kita masih saja tidak dapat menghilangkan rasa bersalah. Kegagalan itu seakan-akan begitu menghantui dan membelenggu sehingga kita sulit lepas darinya. Padahal, saat kita masih meratapi kegagalan-kegagalan yang kita hadapi, artinya kita sedang memfotokopi terus kegagalan itu, membuat cetak ulang atas peristiwa masa lalu yang mestinya kita buang.
Rsul Paulus tahu benar bahwa dengan kematian Kristus semuanya telah lunas dibayar. Ingatan masa lalu dan kegagalan tidak meninggalkannya namun ia telah melupakannya. Membersihkan arsip-arsip lama yang sudah tidak perlu harus kita lakukan. Namun jadikan itu semata sebagai sebuah kenangan karena korban pendamaian dalam Kristus telah membersihkannya.
DarahNya telah membersihkan arsip dan ingatan kita dari masa lalu!!!! God bLesSS Us…..
Jumat,  6 Juli 2012
Pekerjaan dan Keluarga

Bacaan: I Timotius 3:4-5
Seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.- I Timotius 3:4
Jika tidak hati-hati, pekerjaan kita bisa menghancurkan kehidupan pribadi dan keluarga kita. Semakin pekerjaan kita maju, keluarga kita semakin berantakan.
Norman Brodsky, CEO Citi Postal mengaku bahwa keluarganya mengalami kegagalan selama bertahun-tahun seiring dengan perusahaannya yang berkembang pesat. Hampir semua waktunya tersita hanya untuk pekerjaan, pekerjaan dan pekerjaan. Bahkan ketika berkumpul di meja makan untuk bercengkerama dengan anak-anak, tidak ada yang dipikirkannya selain pekerjaannya. Meski bisnisnya berkembang pesat, namun apalah artinya itu jika keluarganya menjadi berantakan.
Jadilah pemimpin yang hebat di dalam pekerjaan, namun jangan lupa bahwa kita juga harus menjadi pemimpin hebat di dalam keluarga. Jika kita hanya hebat di meja kerja, namun tidak hebat di meja makan saat bersama keluarga, maka kita sebenarnya sedang mengalami kegagalan di dalam hidup. Bagaimanapun juga pekerjaan tidak akan bisa menjadi lebih penting dan lebih berharga daripada keluarga kita. Tidak ada yang bisa menggantikan hal itu, termasuk pekerjaan kita yang sangat sukses sekalipun.
Bisnis bisa mengurus dirinya sendiri dengan cukup baik tanpa kehadiran kita untuk jangka waktu yang singkat. Waktu itulah yang akan kita gunakan untuk memberi perhatian kepada keluarga sehingga mereka tahu bahwa mereka jauh lebih penting daripada bisnis kita. Bagaimana dengan pekerjaan dan keluarga kita? Apakah semuanya berjalan dengan cukup seimbang? Ataukah kita lebih banyak merampas waktu keluarga untuk pekerjaan yang sedang kita geluti? Jadilah lebih bijak sehingga antara keluarga dan pekerjaan bisa berjalan seimbang.

Tidak ada yang bisa menggantikan keluarga kita, termasuk pekerjaan dan semua kesibukan  kita.*_*
Sabtu,  7 Juli 2012
Bunglon

Bacaan: Roma 12:1-8
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.- Roma 12:2
Bunglon termasuk binatang yang sudah terlanjur memiliki citra buruk. Untuk menggambarkan seseorang yang plin plan atau tidak punya pendirian tetap, maka kita akan berkata, ah dasar bunglon! Meski demikian, saya justru melihat hal ini dari sudut pandang yang berseberangan. Warna kulit bunglon yang dengan cepat berubah-ubah sesuai tempatnya saya lihat sebagai kemampuan yang sangat hebat dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
Sesungguhnya, kemampuan beradaptasi adalah salah satu syarat penting untuk meraih kesuksesan. Mengapa penting? Karena kita hidup di tengah-tengah dunia yang terus berubah. Jika kita menjadi begitu kaku dan sulit untuk mengikuti perubahan demi perubahan yang terjadi, atau dengan kata lain kita tidak mampu beradaptasi dengan perubahan, maka kegagalan sudah menunggu di depan mata.
Mobil buatan Henry Ford dengan model T pernah mengalami masa kejayaan. Namun sayang, Ford tak cukup memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan selera jaman. Daripada mengikuti perkembangan jaman, Ford justru terus memproduksi mobilnya tanpa ada perubahan sedikit pun juga, termasuk warna mobilnya yang selalu hitam. Karena tidak bisa beradaptasi dengan selera konsumen yang mulai berubah, lama kelamaan mobil Ford tipe T tak lagi diminati. Sayang, hanya karena tak bisa beradaptasi maka mobil Ford menjadi tertinggal.
Jika kita memiliki kemampuan beradaptasi, maka kita tak begitu kesulitan membaca perubahan-perubahan yang sedang terjadi dan bagaimana menyikapi perubahan-perubahan itu dengan kreatif. Beradaptasilah dengan masalah yang harus kita hadapi. Beradaptasilah dengan kegagalan yang terjadi. Beradaptasilah dengan kesalahan fatal yang kita buat. Beradaptasilah dengan keberhasilan yang telah Anda capai. Beradaptasilah dengan lingkungan kerja Anda dan menyikapi hal-hal baru yang sedang terjadi. Selamat beradaptasi!

Kemampuan beradaptasi akan menjadi kunci sukses bagi kita.
Mingguu,  8 Juli 2012

Doa Tak Bersyarat


Bacaan: Daniel 3:1-30 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu  (Daniel3:17-18)

Barangkali kita sudah sering mendengar tentang kasih tanpa syarat. Kasih tanpa syarat ditunjukkan oleh orang tua kita kepada kita anak-anaknya. Mereka tetap mengasihi dan merawat kita tidak peduli seperti apa keadaan kita. Kasih tanpa syarat juga ditunjukkan oleh Bapa kita di Sorga. Anugerah keselamatan-Nya diberikan bukan karena kebaikan kita, namun semata-mata karena kemurahan-Nya. Tapi, pernahkah kita mendengar tentang doa tak bersyarat? Itulah doa yang dinaikkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Bayangkan betapa tersentuhnya hati Tuhan mendengar pengakuan iman seperti itu. Saya membayangkan Sorga langsung gempar! Para malaikat menggeleng-gelengkan kepala dan bersorak sorai, air mata haru Bapa di Sorga menitik di pipi-Nya.
Beranikah kita mengucapkan doa seperti yang diucapkan oleh Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita tetap mengucap syukur seandainya jawaban doa Tuhan enggak sesuai dengan harapan kita? Mampukah kita tetap berkata “Tuhan itu baik” meski kenyataannya pahit bagi kita? Kita patut bersyukur memiliki Bapa yang begitu baik. Tuhan tidak pernah meremehkan iman sebesar biji sesawi sekalipun. Ketika kita sungguh-sungguh berdoa dengan iman, mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati - maka lihatlah Tuhan justru bekerja dengan cara-Nya yang ajaib menolong dan menyelamatkan kita. Di akhir cerita kita tahu Sadrakh dkk. selamat dari dapur api. Terjemahan King James menyebutkan pengakuan Nebukadnezar ,”Lo, I see four men loose, walking in the midst of the fire, and they have no hurt; and the form of the fourth is like the Son of God.” (Dan.3:25) Orang yang keempat yang dilihat Nebukadnezar dalam perapian itu rupanya seperti Anak Allah. Yesus sendiri hadir menyertai mereka, berjalan di dalam api untuk menyelamatkan mereka. Haleluya!
Senin,  9 Juli 2012

Menang oleh karena Allah dan doa


Bacaan : Lukas 11 : 14-26 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah dating kepadamu.


                Kita diselamatkan, agar orang yg kita kenal juga dapat diselamatkan oleh karena itu kita perlu doa, doa, dan doa..
siapa kita sampai kita berani memberitakan injil??siapa kita sampai kita berani menuai??Tetapi karena Allah sendiri yg menggerakan hati kita melalui roh kudus untuk kita dapat kasih Allah dalam hidup kita.Oleh karena itu kita perlu berdoa selalu kepada Tuhan, untuk kita selalu dalam kuasa-Nya..
saat Yesus melepaskan dan menyelamatkan kita, setan tdk akan pernah bisa merasuk dan merebut kita dari Dia, karena keselamatan adalah anugrah buat setiap kita dan kita harus berdoa, pertanyaannya apakah kita percaya dalam Tuhan?dan apakah setiap perbuatan kita nyata kalau kita percaya Tuhan?sudahkah kita berdoa??
setan itu bs entertainment hidup kita, tapi ingat!kita jangan sampai tertipu!karena kuasa Allah adalah satu-satunya kuasa yg menyelamatkan kita.
- jawabannya?? Berdoa! :)
- siapa yang bertahta dalam hidup kita??jika kita mau Tuhan sendiri yg bertahta atas hidup kita, maka kita perlu berdoa dan anugerah Allah sendiri untuk kita dapat menerima Dia dan menyerahkan hidup kita sepenuhnya dalam nama Tuhan Yesus..
Amin..
Mana lebih dulu?Tuhan masuk apa setan diusir dulu?
tetep semuanya balik ke diri kita, sejauh mana kita percaya Tuhan, hanya kasih dan kuasa Tuhan yg bisa menyelamatkan setiap kita..
(Ilustrasi: hanya dengan kuasa Allah bisa lepas, jadi kuasa Allah masuk dulu, kemudian dilepasin, nah tapi seudah itu sikap apa yg kita ambil?apakah kita percaya Tuhan?atau justru sebaliknya??Jika percaya maka akan dibebaskan, namun jika tidak ya bagaimana Allah dapat menyelamatkan kita?
kita boleh mendoakan org lain, tetapi yg penting adalah iman dari org yg didoakan.

God Bless…

Selasa,  10 Juli 2012

 Kualitas Dan Bukan Kuantitas

Ayat bacaan: Zakharia 4:1-10
Sebab siapa yang memandang hari peristiwa  peristiwa yang kecil, mereka akan bersukaria melihat batu pilihan ditangan Zerubabel.


"Who despises the day of small things?"
Dunia memang cenderung mementingkan kuantitas dibanding kualitas. Ironisnya ada banyak gereja atau pelayan Tuhan pula yang terjebak pada pemikiran seperti ini. Mereka akan bersemangat melayani ketika jemaat penuh, namun kehilangan gairah melihat bangku kosong. Gereja akan mulai berpikir serius jika jemaatnya banyak tetapi seadanya saja jika sedikit.Tuhan tidak mengajarkan atau menganjurkan kita untuk berpikir seperti itu. Kita tidak boleh memandang hina hal-hal kecil, karena seringkali berkat Tuhan pun dimulai dari sesuatu yang biasa, kecil dan kelihatan sepele. Bahkan kelemahan kita yang terparah sekalipun bisa dipakai Tuhan untuk menjadi lahan subur untuk menyatakan kuasaNya. Talenta besar maupun kecil dihargai sama oleh Tuhan, selama keduanya bisa menghasilkan buah. Tuhan menghargai sama terhadap laba dua talenta dan lima talenta. Artinya jelas. Tuhan tidak melihat kuantitas, melainkan kualitas. (1 Samuel 16:7).

 Biar bagaimanapun apa yang Tuhan pandang adalah hati anda, bukan jumlah atau apapun yang dipandang oleh mata dunia. For God is not about the size. Size is nothing; substance is everything. Baik ketika anda melayani gereja kecil, sekolah minggu, atau melayani hanya satu orang saat ini, layanilah dengan segenap hati. Baik ketika anda menjabat direktur maupun cuma janitor, bekerjalah dengan sama baiknya. Jika kita setia dalam perkara kecil, Tuhan akan memberikan tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar pada waktunya. Little things often lead to big things, itu harus selalu kita ingat. Tetaplah beri yang terbaik dari diri anda dalam hal-hal kecil, karena bukan kuantitas yang penting, melainkan substansi dan kualitas yang murni berasal dari hati.

Small is big when God's in it 
Rabu,  11 Juli 2012

Harta Karun

Ayat bacaan: Ibrani 6:9-20
"agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah."Ibrani 6:12


 Alangkah sayangnya jika kita masih melewatkan begitu banyak janji Tuhan hingga hari ini.
Menjalani hidup tidaklah mudah. Seringkali ada banyak kerikil menghalangi langkah, bahkan angin badai permasalahan pun bisa silih berganti menerpa kita. Ada saat-saat dimana kita tidak lagi bisa berbuat apa-apa dan hanya berharap pada sebuah keajaiban. Tanpa adanya pegangan niscaya kita lemah dan akan mudah sekali untuk menyerah kalah kehilangan tenaga dan harapan untuk terus bertahan. Kita seringkali terjebak untuk terus tenggelam dalam permasalahan, padahal Tuhan telah begitu banyak memberikan janji kekuatan, kesembuhan dan keselamatan lengkap dengan petunjuk bagaimana cara mendapatkannya.
Apakah anda merasa lemah hari ini akibat tekanan masalah? Tuhan menjanjikan bahwa anda bisa "beroleh kekuatan dalam kelemahan" (ay 34). Apakah anda merasa masalah anda hari ini sudah terlambat diselesaikan? Sara membuktikan bahwa Tuhan sanggup membuat kemustahilan menjadi nyata (ay 11).  Kita haruslah terus bersemangat sampai akhir, agar kita bisa menerima apa yang kita harapkan, terutama janji keselamatan sebagai anugerah terbesar yang diberikan Tuhan buat kita.

Anda ingin semua mukjizat bisa menjadi nyata dalam hidup anda? Jangan lewatkan harta karun Tuhan. Jangan biarkan harta karun itu teronggok berdebu di lemari anda.  Dan jika semua itu terbukti bagi mereka, kepada kita pun itu bisa terjadi. So, let's discover God's treasure chest today and receive all His valuable promises!

Janji-janji Tuhan bagai harta karun yang sedang menanti untuk ditemukan ….. God Bless !!!!!
Kamis,  12 Juli 2012

Keteguhan Hati Seperti Intan

Ayat bacaan: Yehezkiel 3:8-9a
"Lihat, Aku meneguhkan hatimu melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan semangatmu melawan ketegaran hati mereka. Seperti batu intan, yang lebih keras dari pada batu Kuteguhkan hatimu; janganlah takut kepada mereka dan janganlah gentar melihat mukanya, sebab mereka adalah kaum pemberontak."Yehezkiel 3:8-9a



Banyak orang menganggap hati adalah kata lain dari perasaan. Ada juga yang menganggap bahwa adalah pusat emosi semata. Hati adalah pusat diri, pusat dari segala keinginan yang terkuat. Dari hati lahir berbagai kehendak dan keinginan, hati juga dapat memberi gambaran yang lebih besar dari apa yang bahkan tidak bisa dilihat melalui persepsi otak. Dari hati lah kita bisa membuat pilihan-pilihan bijaksana, penuh hikmat, penuh kasih, atau sebaliknya. Betapa penting fungsi hati bagi manusia, dan itu pun ditegaskan di dalam Alkitab.
Yehezkiel harus menghadapi sebuah bangsa yang memberontak terhadap Allah. Allah tahu bahwa itu bukan sebuah tugas mudah, maka Dia memperlengkapi Yehezkiel dengan hati yang seteguh intan. Kenapa intan? Intan adalah mineral yang berasal dari substansi karbon yang mengalami tekanan dan panas sangat tinggi pada kerak bumi dan mengalami proses selama jutaan tahun. Mulai dari proses terbentuknya, keindahan dan pesonanya, hingga tingkat kesulitan tinggi untuk mendapatkannya membuat intan berharga sangat mahal.
Sebentuk hati yang teguh akan selalu memotivasi kita, mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita untuk kemuliaan Tuhan. Hati yang teguh akan selalu memberi peringatan apabila berbagai bentuk dosa mulai mendekati kita.


Hati seteguh intan akan membuat anda mampu berbuat yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan, bahkan di tempat yang paling sulit sekalipun.
Jumat, 13 Juli 2012

Apa Motivasi Anda?

Ayat bacaan: Yes 29:1—16
"Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi."Yes 29:13-14


Ada yang rajin dalam berdoa, tapi hidupnya sama sekali tidak mencerminkan kekudusan sama sekali. Ada yang berdoa cuma menyampaikan teks hafalan yang sudah puluhan tahun itu-itu saja. Ada yang tidak pernah absen ke gereja, tapi di gereja kerjanya cuma sms-an, ngobrol dengan teman, lirak lirik kiri kanan atau malah menguap dan tertidur. Ada yang menari dan menyanyi sekuat-kuatnya tapi hatinya sedang membayangkan menjadi artis top yang sedang konser ”Matius 23”.

Berhati-hatilah dengan dosa kemunafikan, karena dosa ini sulit terlihat oleh orang lain. Seringkali dosa ini disamarkan oleh kerajinan berdoa dan beribadah, senyum ramah, nyanyian, tapi itu tidak berasal dari hati.Berdoa haruslah mencerminkan sebuah hubungan sejati yang intim antara kita dengan Allah. Bukan karena keinginan-keinginan yang sifatnya sementara, bukan cuma meminta berkat, tapi yang terutama adalah karena kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati kita. Fokuskan perhatian anda sepenuhnya ketika anda membuka jalur hubungan dengan Allah tanpa terganggu oleh kesibukan dan masalah hidup yang sedang menyita pikiran. Mari kita jaga hati dan diri kita untuk mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh dan menyadari betapa kasih setiaNya selalu tercurah dalam hidup kita.

Doa yang tulus datang dari hati yang mengasihi Tuhan, disertai perilaku yang mencerminkan pribadi Yesus,…...Ammmieeenn….
Sabtu, 14 Juli 2012

Just Believe

Bacaan: Matius 9:1-8
"Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni"Matius 9:2



Banyak orang yang sulit lepas dari kesalahan di masa lalu. Banyak juga orang yang kerap jatuh pada lubang dosa yang sama, terikat dan sulit lepas. Jika anda menganggap bahwa ketika anda menerima Yesus maka hidup akan 100% lepas dari masalah dan dosa, nanti dulu. Iblis terus menggoda kita lewat berbagai keinginan daging dan kebiasaan-kebiasaan buruk kita. Iblis selalu hadir lewat berbagai tipu muslihatnya dan terus menerus berusaha membelokkan orang dari jalan Tuhan yang lurus (Kis13:10).
Ketika banyak orang yang bertanya-tanya apa yang seharusnya dilakukan agar kita diampuni Tuhan, jawaban sebenarnya tidaklah sulit. Kita hanya diminta untuk berdoa, mengakui semua kesalahan dan dosa kita, mohon ampun dan berjanji untuk bertobat dengan sungguh-sungguh. Adalah lebih baik jika kita pun minta maaf atas kesalahan kita langsung pada orang yang kita kecewakan atau sakiti. Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah: Percaya. Pada bacaan hari ini kita lihat bahwa Yesus memahami pola pemikiran kompleks manusia yang cenderung berpikir rumit. Yesus memulai kalimatnya dengan kata

"Percayalah".
Untuk percaya terkadang memang membutuhkan sebuah proses. Apalagi jika setan terus menerus menuduh kita, mempengaruhi kita agar terus merasa bersalah tanpa akhir. Percaya, percaya dan percaya, bahwa ketika kita bertobat dan mengakui segalanya dengan sungguh-sungguh, Tuhan pasti mengampuni kita.  Mari hidup dalam Yesus. Jangan biarkan tuduhan-tuduhan iblis terus merongrong hidup anda, karena Tuhan telah mengampuni anda! (1 Petrus 2:2)

Jangan biarkan iblis terus mendakwa kita. Tuhan telah mengampuni kita semua yang sungguh-sungguh bertobat…...
Minggu, 15 Juli 2012

Buah Semangka Berbentuk Kubus

Bacaan: Roma 12:1-8
"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."Roma 12:2


Buah semangka pada gambar di sebelah kiri memang unik. Tidak seperti buah semangka yang kita kenal berbentuk bulat, kali ini buahnya berbentuk kubus. Rekayasa komputer? Tidak. Ini adalah buah semangka yang bisa dimakan, seperti buah semangka normal lainnya. Semangka berbentuk kubus ini adalah hasil pengembangan dari Jepang. Karena toko/Konsumen di Jepang pun senang dengan bentuk ini, karena mereka bisa menghemat ruang penyimpanan mereka dalam kulkas. Meskipun rasanya sama, semangka dalam bentuk kubus ini punya harga yang jauh lebih mahal dari yang biasa.
Fenomena semangka ini pun paralel dengan diri kita yang tengah hidup di dalam dunia dengan beragam pengaruh. Sudah tidak heran lagi kalau orang bisa terbentuk dari pengaruh lingkungan di mana dia tinggal atau tumbuh besar. Dunia ini menawarkan begitu banyak hal yang seolah-olah baik dan indah, padahal arahnya menjerumuskan kita ke arah kegelapan. Ayat bacaan hari ini mengingatkan kita untuk tidak terjerumus pada hal-hal duniawi, tapi terbentuk oleh pembaharuan budi. Akal budi, hikmat, kebijaksanaan berasal dari Allah, dan akan kita dapatkan jika kita selalu mau membuka diri kita menerima firman Tuhan. Dan biarlah firman Tuhan itu bekerja dalam diri kita, dan menghasilkan pribadi yang berkenan di hadapan Allah, bukan sebaliknya membiarkan bentuk-bentuk tekanan dan pengaruh duniawi membentuk diri kita.
Terkadang proses pembentukan itu tidaklah mudah, malah seringkali menyakitkan. Tapi apabila kita rela dan taat pada Tuhan, hasil yang akan kita dapatkan akan bernilai sangat tinggi, baik bagi kehidupan kita, bagi sekitar kita, bagi dunia dan terutama bagi Allah. Kita akan mencerminkan kemuliaan Tuhan, diubah semakin menyerupai gambarNya dalam kemuliaan yang terus bertumbuh (2 Kor 3:18). Pengaruh dunia boleh saja terus berusaha menarik kita, tapi tidak akan berhasil jika kita tetap berada dan bertumbuh dalam wadah firman Tuhan.
God bLess….^_*


Terbentuk oleh firman Tuhan akan menghasilkan pribadi-pribadi penuh kemuliaan
Senin, 16 Juli 2012
Kirimkan Kapal 

Bacaan: Pengkhotbah 11:1, I Raja-raja 9:26- 28
Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.- Pengkhotbah 11:1
“Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu.” Ini adalah salah satu kunci sukses yang dimiliki oleh Salomo. Beberapa orang menafsirkan ayat ini sebagai tindakan Salomo dalam memberi uang kepada orang-orang miskin. Namun ada kemungkinan juga bahwa Salomo sedang berbicara tentang mengambil resiko dalam kehidupan. Kata yang diterjemahkan sebagai “melemparkan” mungkin lebih cocok jika diterjemahkan “mengirimkan”.
Pada waktu itu, Salomo memiliki kebiasaan mengirim kapal-kapalnya ke negeri-negeri asing untuk mengambil makanan atau harta karun yang tak ternilai harganya (I Raja-raja 9:26-28). Salomo sendiri tidak bisa memastikan apakah semua kapalnya akan kembali lagi penuh dengan muatan, ataukah kembali dengan tangan kosong, atau bahkan tidak kembali lagi! Yang jelas, kalau ia terlalu takut menghadapi kegagalan, ia hanya akan mengutus satu kapalnya atau bahkan tidak pernah mengutus sama sekali. Namun yang dilakukan Salomo adalah mengirimkan sebanyak mungkin kapal, karena itu berarti semakin besar kesempatannya untuk berhasil.
Hal yang sama juga berlaku bagi kesuksesan kita. Semakin banyak benih yang kita tabur, semakin banyak juga hasil yang akan kita tuai. Semakin banyak uang yang kita investasikan, semakin banyak juga uang yang bisa kita dapatkan. Semakin banyak pintu yang kita ketuk, semakin banyak juga pintu yang akan terbuka. Semakin banyak lamaran kerja yang kita kirim, semakin banyak juga kesempatan kita untuk mendapatkan pekerjaan. Pendek kata, semakin banyak kapal yang kita kirimkan, semakin besar kesempatan kita untuk berhasil!
Jangan pernah menunggu “kapal” kita akan kembali dengan penuh muatan, kalau kita tidak pernah mengirim kapal itu. Atau kita hanya mengirim satu kapal dan menaruh seluruh pengharapan kita kepada satu kapal itu saja. Pendek kata, keberhasilan yang kita dapatkan akan sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan.
AMMmmmieeeNNNN…...
Selasa, 17 Juli 2012
JANGAN KEMBALI LAGI
Bacaan :Mazmur:51:1-19 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!Mazmur : 51 : 13
Beruntung kita hidup di jaman teknologi yang serba canggih. Segalanya bisa jadi lebih praktis dengan bantuan alat-alat elektronik. Pernahkah kita membayangkan hidup kembali ke masa lampau? Hidup sama sekali tanpa bantuan listrik. Pastilah sangat menderita. Jangankan hidup seperti itu, mati lampu satu jam saja kita sudah sangat kerepotan dibuatnya. Kalau sudah merasakan enak, pastilah akan sangat menderita kalau harus hidup susah lagi. Dulu mungkin kehidupan kita sangat berantakan. Tapi hidup kita berubah total saat kita mengenal Yesus. Kita jadi penuh sukacita, damai dan hidup kita jadi terasa sangat berharga. Roh Kudus selalu menyertai setiap apa yang kita lakukan sehingga kita bisa menjalani hidup yang maksimal. Tapi karena suatu masalah kita membiarkan hati kita terluka, kecewa dan putus asa. Dulu sangat intim dengan Yesus tapi sekarang berdoa pun sangat jarang. Hidup kita kembali kacau. Ketahuilah meskipun keadaannya sama seperti ketika kita belum mengenal Yesus tapi kita akan jauh lebih merasa menderita karena kita telah merasakan betapa nyamannya hidup bersama Tuhan. Daud dengan sangat meminta kepada Tuhan supaya jangan mengambil Roh-Nya dari dirinya. Dia tahu persis tanpa Allah dia tidak akan mampu menghadapi hidupnya. Allah membuat hidup kita terasa indah dan berharga karena itu pertahankanlah supaya hubungan kita dengan-Nya selalu intim. Jangan pernah menjauh dari kasih Allah kalau tidak ingin hidup kita terasa lebih kosong dan menderita seperti sebelum mengenal-Nya.
Tidak ada yang lebih berharga daripada kehadiran Tuhan di dalam hidup kita.
^_*.....!!!!
Rabu, 18  Juli 2012
Kisah Baut Kecil 

Bacaan: Filipi 2:1-11Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; - Filipi 2:3
Sebuah baut kecil bersama ribuan baut seukurannya dipasang untuk menahan lempengan-lempengan baja di lambung sebuah kapal besar. Saat melintasi samudera Hindia yang ganas, baut kecil itu terancam lepas. Hal itu membuat ribuan baut lain terancam lepas pula. Baut-baut kecil lain berteriak menguatkan, "Awas! Berpeganglah erat-erat! Jika kamu lepas kami juga akan lepas!" Teriakan itu didengar oleh lempengan-lempengan baja yang membuat mereka menyerukan hal yang sama. Bahkan seluruh bagian kapal turut memberi dorongan semangat pada satu baut kecil itu untuk bertahan. Mereka mengingatkan bahwa baut kecil itu sangat penting bagi keselamatan kapal. Jika ia menyerah dan melepaskan pegangannya, seluruh isi kapal akan tenggelam. Dukungan itu membuat baut kecil kembali menemukan arti penting dirinya di antara komponen kapal lainnya. Dengan sekuat tenaga, ia pun berusaha tetap bertahan demi keselamatan seisi kapal.
Sayang, dunia kerja seringkali berkebalikan dengan ilustrasi di atas. Kita malah cenderung girang melihat rekan sekerja "jatuh", bahkan kita akan merasa bangga apabila kita sendiri yang membuat rekan kerja gagal dalam tanggung jawabnya. Jika itu dibiarkan, artinya perpecahan sedang dimulai dan tanpa sadar kita menggali lubang kubur sendiri. Apa yang disebut gaya hidup seorang Kristen seakan tidak berlaku di tempat kerja. Padahal setiap tindakan yang kita lakukan akan selalu disorot oleh Sang Atasan.
Bagaimana sikap kita dengan rekan kerja? Mungkin saat rekan kerja menghadapi masalah, kita menganggap itu risiko yang harus ia hadapi sendiri. Tapi sebagai tim, kegagalan satu orang akan selalu membawa dampak pada keseluruhan. Jadi mengapa kita harus saling menjatuhkan? Bukankah hasilnya tentu jauh lebih baik jika kita saling mendukung dan bekerjasama menghadapi persoalan? Kristus mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Jika satu anggota mengalami masalah, yang lainnya harus mendorong dan menguatkannya. Jangan sampai masalah yang dialami rekan kerja malah membuat kita senang. Tapi baiklah kita berseru, "Berpeganglah erat-erat! Tanpa kamu, kami akan tenggelam!"
Kegagalan atau kesuksesan rekan sekerja akan selalu mempengaruhi diri kita juga….
Tuhan m’berkatii……..!
Kamis, 19Jjuli 2012
Memberi Waktu 

Bacaan: Mazmur 90:1-17 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian hinga kami beroleh hati yang bijaksana.- Mazmur 90:12

Bagaimanakah Anda mendefinisikan waktu? Sebagian orang menganggap waktu adalah uang untuk menggambarkan nilainya yang berharga atau mungkin juga karena adanya waktu yang bisa menghasilkan uang. Ada pula orang yang menganggap waktu adalah kesempatan-kesempatan sepanjang hidup. Yang jelas, sebagaian besar orang pasti akan setuju bahwa waktu sangatlah berharga. Hanya orang-orang bodohlah yang tidak menghargai waktu.
Tuhan pun menghargai waktu. Perhatikan bagaimana Allah mengatur waktuNya saat menciptakan dunia ini. la tidak bekerja serampangan dan tanpa keteraturan.
Segala sesuatunya direncanakan dan dilaksanakan dalam waktu yang teratur. Karya penebusan-Nya, kebangkitan-Nya bahkan kedatangan-Nya kembali sudah diatur waktunya. Bayangkan bila Allah yang hidup dalam kekekalan saja begitu menghargai waktu, bukankah seharusnya terlebih lagi kita yang hidup hanya sementara di dunia ini.
Karena waktu sangatlah berharga, sudah seharusnya kita menggunakan dengan sebaik-baiknya. Cobalah memulai hari ini untuk menuliskan apa saja yang perlu Anda lakukan untuk memanfaatkan waktu Anda yang masih tersisa. Pikirkanlah betapa pentingnya kita menyediakan waktu untuk berdoa dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari. Alkitab jelas merupakan penuntun utama agar hidup kita berkenan kepada Tuhan. Sia-sialah kita hidup di dunia ini bila ternyata pada akhir hidup kita nanti Tuhan membenci perbuatan kita selama hidup di bumi. Setelah itu rencanakanlah kapan Anda akan menyediakan waktu lebih banyak untuk keluarga. Buanglah hal-hal yang selama ini ternyata menyia-nyiakan waktu Anda. Anda tidak akan pernah bisa memberi hadiah yang lebih baik bagi orang yang Anda kasihi selain memberikan waktu Anda. Kita tidak bisa mengasihi orang lain clan Tuhan tanpa memberikan waktu kita bagi mereka. Memberi waktu sama artinya dengan Anda memberikan "jatah umur" hidup Anda yang berharga.
Buktikan kasih kita kepada Tuhan dan sesama dengan memberikan waktu hidup kita yang berharga bagi mereka.
^_#
Jumat, 20  Julii 2012
Bye Worries

Bacaan : Matius 6 : 25-34 Karena itu Aku berkata kepadamu: janganlah Kuatir akan hidupmu. Matius 6: 25a


Khawatir memang sudah menjadi 'penyakit' langganan semua orang. Kemacetan di jalan, tugas kampus yang menumpuk, pacar uring-uringan, hutang yang belum terbayarkan bahkan penambahan berat badan yang bisa bikin kepala pusing. Berdamai dengan khawatir rasanya enggak mungkin, pengennya dienyahkan saja, tapi gimana caranya? Beberapa hal dibawah ini dapat dijadikan obat bagi rasa khawatir dan stress yang seringkali kita hadapi:Hindari membandingkan dirimu sendiri dengan orang lain. Kamu adalah dirimu sendiri. Yang terpenting lakukan semua hal seoptimal mungkin.Jangan terlalu sibuk menghitung kekuranganmu dan menyalahkan diri sendiri. Sadarilah bahwa tiap orang pasti punya kekurangan dan kelebihan.Carilah sahabat. Kembangkan hubungan yang baik dengan orang lain.Punya hobby? Lakukan kesenanganmu, itu bisa menjadi salah satu sarana untuk melepaskan kekhawatiran.Luangkan waktu dalam sehari untuk dirimu sendiri.Makanlah makanan yang bergizi dan berolahragalah secara teratur untuk menjaga kesehatan.dan yang terpenting, berdoalah! Kamu akan semakin tenang dan mampu mengontrol dirimu sendiri kalo kamu tetap keep in touch dengan Tuhan.

Pemazmur dalam pergumulannya tetap memperoleh pengharapan karena kekuatannya berada pada Allah. Kamu bisa katakan, “Selamat tinggal khawatir dan selamat datang pengharapan pada hari ini”. Karena Tuhanlah yang memegang, menuntun dan mengangkat kita dalam kemuliaan.

Bagian kita akan tetap selama lamanya di dalam Allah.AmiiEEnnNN..!!!
Sabtu, 21 Julii 2012

Jika Berjanji, Tepatilah

Bacaan: Matius 5:33-48 Jia Ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


"Let your Yes be simply Yes, and your No be simply No; anything more than that comes from the evil one." 
Berjanji itu mudah, tapi menepatinya bagi banyak orang bisa jadi sulit. Hampir setiap hari kita bertemu dengan orang yang dengan cepat memberi janji tetapi kemudian mangkir dengan berbagai alasan. Selalu ada saja alasan yang mereka pakai sebagai pembenaran untuk melanggar janjinya. Tidakkah anda kesal apabila anda sudah menunggu lama tapi ternyata orang yang anda tunggu itu tidak jadi datang? Apalagi kalau tanpa pemberitahuan. Ini baru salah satu contoh yang mungkin hanya menimbulkan rasa kesal dan tidak terlalu merugikan. Tapi bayangkan apabila hal seperti ini terjadi dalam pekerjaan. Anda sudah berjanji untuk menyelesaikan pesanan pada tanggal sekian misalnya, tapi kemudian pelanggan harus bolak balik karena pekerjaan itu molor tanpa alasan jelas. Ini tentu bisa merugikan konsumen dan akibatnya merugikan kita sendiri juga.
Belajarlah sejak dini untuk menepati dan menganggap serius sebuah janji. Orang yang selalu menepati janji dengan sendirinya menjadi saksi kuat akan dirinya sendiri dalam hal kebenaran, sehingga mereka tidak lagi perlu mengucapkan sumpah-sumpah lewat bibirnya untuk meyakinkan orang lain. Demikian pula dengan nazar, yang merupakan janji kita terhadap Tuhan ketika memohon sesuatu. Jangan pernah menunda atau lupa membayar nazar, karena itu juga akan menjadi sebuah kebohongan yang sangatlah tidak berkenan di hadapan Tuhan. " (Pengkotbah 5:4)”. Seperti apa yang diajarkan Yesus, hendaklah kita mau menghormati janji dengan menepatinya. Jika ya, katakanlah ya. Jika tidak, katakan tidak. Diluar itu adalah kebohongan yang datang dari si jahat. Ketika mengatakan ya, peganglah itu dengan sungguh-sungguh. Jangan biasakan untuk memberi janji-janji palsu dengan alasan apapun. Ada sebuah ungkapan dalam bahasa Inggris yang berbunyi  "never make a promise you can't keep", dan ini baik untuk kita ingat. Hendaklah kita selalu mengutamakan kejujuran agar tidak membuka peluang bagi iblis untuk berpesta pora menghancurkan segala yang sudah kita bangun dengan susah payah. Ingatlah bahwa janji yang dibuat asal-asalan dan tidak ditepati akan mengakibatkan ketidakpercayaan orang pada kita, dan juga sebuah dosa menjijikkan di hadapan Tuhan.
Tuhan meMberkati….


Never make a promise you can't keep…….
Minggu, 22 Juli 2012

Menyikapi Kebebasan Secara Benar

Bacaan: 1 Korintus 10:17-27 "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun." (1 Korintus 10:23)

 Sebuah kebebasan seharusnya bisa dipertanggungjawabkan dan dipakai untuk tujuan-tujuan yang konstruktif dan positif, bukan destruktif dan negatif. Sebuah kebebasan seharusnya membuat kehidupan di muka bumi ini semakin damai dan sejahtera, Kita bisa belajar dari apa yang dikatakan Paulus dalam surat 1 Korintus pasal 10. Adalah penting bagi kita untuk memperhatikan apa yang kita lakukan sehari-hari, apakah itu memberkati orang lain atau malah mengganggu? Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang kita anggap baik bagi diri kita tetapi itu ternyata mengganggu kepentingan orang lain atau bahkan merugikan mereka (1 Korintus 10:31). Perhatikanlah bahwa adalah kewajiban kita untuk memuliakan Allah, Sang Pencipta kita dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Bukan hanya hal-hal tertentu, sebagian, tetapi dikatakan semuanya. Menyikapi kebebasan dengan cara-cara yang salah seperti memaksakan kehendak dengan cara-cara yang tidak baik, memusuhi orang lain, menghakimi, memupuk dendam, berusaha membalas kejahatan dengan kejahatan dan lain-lain akan membuat kita justru menjadi batu sandungan bukannya memuliakan Allah tetapi malah sebaliknya akan mempermalukan Allah.

 Jangan pergunakan kemerdekaan atau kebebasan seenaknya sehingga kita merasa wajar untuk hidup dalam dosa atau melukis gurat dosa dalam diri kita dengan merugikan orang lain, tetapi hendaklah itu kita pergunakan untuk melayani atas dasar kasih. Alangkah pentingnya memiliki kasih sejati dalam hidup kita, yang akan mampu membuat pola pikir kita berbeda dari pola pikir dunia dalam menyikapi sebuah kebebasan. Sebuah kehidupan yang merdeka seharusnya dipakai untuk menjadi hamba Allah yang mengasihi, yang akan memuliakanNya lebih lagi, dan bukan untuk berbuat berbagai kejahatan yang akan menghancurkan diri kita sendiri, keluarga kita dan orang lain. Kebebasan diberikan kepada kita bukan untuk membuat segalanya semakin buruk, tetapi justru agar kehidupan manusia bisa semakin baik. Hendaknya lewat diri kita orang akan bisa melihat seperti apa sebenarnya bentuk kebebasan yang sesungguhnya yang sesuai dengan firman Tuhan. 
^_*

Sikapi kebebasan secara benar dengan penuh tanggung jawab
Senin, 23 Juli 2012

Kuasa Untuk Menikmati                  

Bacaan: Pengkhotbah 6:1-12  Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah       kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.Pengkhotbah 6:1-2  


Selain untuk menawarkan kemudahan, kelebihan dan keandalan produk, sebuah iklan juga kerap menawarkan kebahagiaan. Lihatlah iklan yang menampilkan puluhan orang bernyanyi dan menari, deretan gigi-gigi putih bersih, wajah yang begitu bahagia tanpa masalah hanya karena memiliki produk yang diiklankan. Logika manusia memang sepertinya begitu. Siapa sih yang tidak senang kalau punya kemampuan membeli yang lebih dari cukup, dan mampu memiliki produk-produk yang punya kelebihan dan memberi banyak kemudahan dalam hidup? Tapi nyatanya tidaklah demikian
Ketika motivasi kita beralih dari mengasihi Tuhan dan membagi berkat buat sesama yang membutuhkan kepada menimbun harta sebanyak-banyaknya tanpa pernah merasa cukup, ketika kita mulai mengorbankan waktu kita bersama Allah dan mulai fokus mencari uang sebanyak-banyaknya, pada saat itu pula kita mulai meninggalkan Tuhan. Semakin jauh hal itu terjadi, semakin jauh pula karunia-karunia pergi meninggalkan kita, termasuk karunia untuk menikmati apa yang telah kita miliki, padahal karunia menikmati adalah hal paling mendasar yang dapat membuat kita merasa bahagia. Jangan sampai terlambat, mari kita periksa diri kita masing-masing. Apakah kita telah mengucap syukur dan puas terhadap segala sesuatu yang telah kita miliki? Apakah kita selalu merasa kekurangan? Apakah kita tidak menikmati hal-hal yang Tuhan berikan, termasuk keadaan diri kita saat ini atau hari-hari yang kita jalani? Jika ini yang terjadi, sekarang waktunya untuk kembali berpaling kepada Tuhan yang selalu menanti kita.


Karunia Allah tak terbatas bagi anak-anakNya yang setia, termasuk karunia kuasa untuk menikmati berkat Allah…
Selasa, 24 Juli 2012

Sulit Memaafkan Diri Sendiri 

Bacaan: Kejadian 45:1-12 "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu."Kejadian 45:5


Ada banyak orang yang terbelenggu pada masa lalunya. Dosa ataupun kesalahan yang diperbuat di masa lalu terasa begitu menyiksa sehingga sulit bagi mereka untuk menatap masa depannya. "seandainya saya tidak melakukan hal itu.. saya tidak bisa memaafkan diri saya sendiri atas perbuatan itu.." kalimat yang mungkin pernah anda dengar dari orang-orang di sekitar anda, atau mungkin ada diantara kita yang pernah mengatakannya sendiri. Setidaknya saya pernah mengalami hal tersebut. Faktanya ada banyak orang yang sulit melepaskan diri dari kesalahan yang pernah diperbuat di masa lalu.

Ketika kita melakukan kesalahan dan hal tersebut menyakiti orang lain, atau malah orang yang kita sayangi, kita bisa berada diposisi yang sama seperti saudara-saudara Yusuf. Terkadang hal tersebut sulit kita lupakan, kita tidak bisa memaafkan diri sendiri, dan akibatnya kita terperangkap pada perasaan berdosa yang begitu besar. Selanjutnya kita akan merasa tidak pantas untuk mendapatkan apapun lagi, termasuk pengampunan dari Tuhan, karena kita menganggap dosa kita itu terlalu besar untuk diampuni. Tapi mari kita ingat, Tuhan selalu siap mengampuni kita, sebesar apapun dosa kita. Dia sangat mengasihi kita, dan kita sangat berharga bagi Dia. Jika kita berdoa, mengakui semua dosa dan mohon ampun, yakinlah bahwa Allah akan segera mengampuni kita. Tuhan tidak akan mau kita terus menerus menyalahkan diri sendiri dan tidak bisa bertumbuh akibat hal tersebut.
Ketika anda merasakan beban yang sama seperti saya, berdoalah, mintalah agar Tuhan membuka jalan dan membantu anda. Tentunya setelah anda mengakui semuanya pada Tuhan dan bertobat. Dia pasti buka jalan, dan kita bisa menatap masa depan tanpa beban masa lalu lagi.

Tuhan tidak pernah ingin perasaan bersalah membelenggu diri kita
Rabu, 25 Juli 2012

Realistis Dong...  

Bacaan: 1 Korintus 2:1-5 "Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar."1 Korintus 2:3


Ada orang yang berkata bahwa antara percaya pada Tuhan dan hidup tanpa rasa cemas belum tentu sejalan. Ketika itu saya baru saja lahir baru. Meskipun saya telah menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat, dan artinya menerima janji-janji Tuhan, termasuk bebas dari rasa takut, saya masih sulit mempraktekkannya dalam hidup. Ketika suatu kali dalam kunjungan ke rumah sakit mendoakan ibu saya, seorang pendeta berkata, "Tuhan pasti punya rencana luar biasa, percayalah..", saya berkata dalam hati.."mudah untuk bilang seperti itu, karena anda tidak mengalaminya.. realistis dong pak.." Apakah dengan berpikir seperti itu, artinya saya tidak percaya pada Yesus? Saya percaya. Sangat percaya. Tapi saya tetap mengalami perasaan kalut, khawatir dan sedih.

Siapakah diantara kita yang bisa dengan jujur berkata bahwa hidupnya sudah 100% tanpa kekhawatiran? Tapi lihatlah, jangan khawatir jika anda masih sering merasa cemas, takut, dan lain-lain. Ayat bacaan hari ini menunjukkan sisi realistis seorang manusia. Berbagilah dengan sahabat anda, dan ingat, diatas segalanya, anda mempunyai seorang Sahabat sejati, Yesus Kristus. Dengan penuh kasih Dia telah berulang kali mengingatkan kita agar jangan takut. Tuhan Yesus pun telah menegaskan bahwa Dia akan selalu ada bersama kita, bukan hanya dalam kondisi baik, tapi juga dalam setiap permasalahan hidup. Datanglah padaNya, berdoalah. Dia akan memberikan kekuatan untuk mengatasi setiap rasa cemas dan takut.

Wajar bila kemampuan daya pikir manusia masih sulit melihat rancangan Tuhan ke depan, tapi kita perlu terus melatih diri untuk mampu berpegang dan menyerahkan semuanya pada Tuhan dan belajar melihat segala sesuatu dari kacamata Tuhan, percaya pada semua janji Tuhan, karena Dia adalah Allah yang setia dan tidak pernah mengingkari janjiNya. Mari kita terus berlatih untuk percaya sepenuhnya dalam setiap kondisi yang kita alami. "Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu" (Mzm 56:3)

Tuhan tidak pernah meninggalkan dan berhenti mengasihi kita, jadi jangan takut
Kamis, 26 Juli 2012

Pondasi Kuat 

Bacaan: Lukas 6:46-49 "Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya..ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun." Lukas 6:47-48


Selalu ada badai masalah, tekanan, problema dan berbagai rintangan yang akan terus menerjang kita dari segala sisi. Bagaimana kita bisa bertahan dan tetap tegar ditengah badai jika kita tidak memiliki pondasi yang cukup kuat? Bisa-bisa terkena masalah kecil yang jika dibandingkan dengan badai hanya berupa angin sepoi saja kita sudah runtuh. Tuhan Yesus sudah mengingatkan pentingnya membangun pondasi yang kuat sebagai dasar untuk hidup. (Lukas 6:47-48). Seperti halnya rumah yang dibangun dengan membuat pondasi jauh menembus permukaan, rumah itu tidak akan gampang goyah ketika air bah, banjir, atau badai dan gempa melanda rumah itu. Betapa besar peran pondasi yang kokoh dalam menjaga rumah agar tetap tegak berdiri di tengah badai.
Lihatlah bahwa bangunan boleh saja tampak sama indah dari luar. Namunkualitas sesungguhnya baru akan terlihat apabila ada goncangan menerpanya.
Dasar kekristenan bukanlah sekedar rajin berseru kepada Tuhan saja. Itu tidak cukup. Yang akan mendapat tempat ke dalam Kerajaan hanyalah orang yang tidak berhenti hanya sampai disana, tapi melanjutkan pula kepada melakukan firman. Yesus berkata (Matius 7:21)  Karenanya janganlah berpuas diri hanya ketika kita sudah rajin berdoa, atau ketika kita sudah rajin membaca firman Tuhan. Itu baik adanya, namun tanpa disertai perbuatan nyata sesuai kehendak Tuhan, semua itu tidak akan bermanfaat.  Oleh karena itu, hendaklah kita tidak berhenti hanya kepada percaya dan membaca saja, namun melanjutkan itu pula dengan menjadi para pelaku firman yang mampu menjadi terang dan garam di manapun kita berada. Perhatikan baik-baik kehidupan kita apakah sudah dibangun dengan pondasi kuat atau belum. Jika belum, benahilah segera sebelum terlambat.

Tingkatkan kepada melakukan firman agar kita memiliki pondasi yang kuat

Jumat, 27 Juli 2012

Dikasihi Allah,Disukai Manusia (1) 

Bacaan: Luk 2:41-52 "Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia."Luk 2:52

Di dunia yang semakin egois ini, dimana hidup pun sangat berat, orang semakin sulit beradaptasi dengan sekitarnya. Seringkali sulit bagi orang untuk dapat menyesuaikan diri pada satu lingkungan baru. Apakah itu di dunia pekerjaan atau lingkungan sekitar ketika misalnya seseorang baru saja pindah rumah atau pindah kota. Selain itu ada pula kebiasaan-kebiasaan jelek yang mungkin bisa membuat orang menjauh dari kita seperti kebiasaan mengkritik, menjelek-jelekkan orang lain dan sebagainya. Cepat atau lambat, semua itu akan sampai kepada pribadi yang kita komentari. Karena itu kita harus mendasari pemikiran kita hanya pada apa yang benar, apa yang menjadi kebaikan, pada sesuatu yang positif seperti yang tertulis di Filipi 4:8. Yesus memberikan sebuah keteladanan ketika Dia tumbuh dewasa. Menjadi seorang yang dikasihi Allah bukanlah berarti kita harus melupakan bagaimana kita harus bersikap terhadap sesama manusia. Dua hukum yang paling mendasar jelas mengatakan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan kekuatan, dan mengasihi sesama manusia seperti bagaimana kita mengasihi diri sendiri. Inilah inti dari kekristenan. Artinya kita tidak boleh melupakan hubungan dengan sesama. Satu kita lupakan, berarti satu hukum yang utama tidak kita lakukan.

Jika senyum, senyumlah dengan tulus. Lakukan pekerjaan anda dan jalani hubungan anda di tengah-tengah lingkungan dan masyarakat dengan didasari kasih sebagai salah satu buah Roh (Gal 5:22). Teladani pribadi Yesus Kristus, dan anda akan melihat bahwa tidaklah sulit untuk menjadi orang yang disukai dimanapun anda pergi.

Bercerminlah pada pribadi Yesus, sehingga kita semakin dikasihi Allah dan pada saat yang sama kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain….

Sabtu, 28 Juli 2012

Dikasihi Allah, Disukai Manusia (2) 

Bacaan: Roma 14:13-23 "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia."Roma 14:17


Melanjutkan renungan kemarin, kita sudah melihat bagaimana Yesus bisa memberi teladan bagaimana hikmatNya tumbuh semakin besar seiring diriNya bertumbuh, dan semakin dikasihi Tuhan, juga manusia. Ada tokoh-tokoh alkitab lain yang bisa kita jadikan panutan seperti Daniel, Abraham dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang berkenan di hadapan Allah, sekaligus dihormati oleh manusia. Ayat bacaan hari ini memberitahukan tips untuk itu secara lebih jelas. Kebenaran, sukacita dan damai sejahtera dari Roh Kudus akan membuat hubungan kita dengan sesama menjadi baik. Kita akan senyum dengan tulus, selalu kelihatan riang, optimis dalam kondisi apapun, karena adanya sukacita. Kita tidak akan memusuhi siapapun karena kita punya damai sejahtera. Kita tidak menyebar gosip atau berburuk sangka karena kita selalu mendasarkan sesuatu pada kebenaran. Dan di saat bersamaan, Tuhan pun berkenan pada kita. Orang akan merasa gembira dan damai ketika mereka ada di dekat anda.

Adalah penting bagi anak2 Tuhan untuk dikasihi Tuhan dan disenangi manusia pada saat bersamaan. Sebagian orang berkata bahwa hal ini sulit, tapi sebenarnya tidaklah demikian. Dengan bercermin pada pribadi Yesus dan beberapa tokoh-tokoh lain yang ada di dalam alkitab, kita tahu bahwa hal itu tidaklah sulit. Jika kita mengijinkan Roh Kudus bekerja dalam diri kita, dan memberikan kebenaran, sukacita dan damai sejahtera, kita bisa menjadi sosok yang dikasihi Tuhan sekaligus disenangi sesama. Dengan cara inilah kita bisa melayani Tuhan Yesus dengan benar.

Jadilah teladan agar nama Tuhan dipermuliakan dalam kehidupan kita


Minggu, 29 Juli 2012

Kesaksian

Bacaan: Markus 5:1-20 "Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"Markus 5:19


Sebuah kesaksian akan keajaiban perbuatan Tuhan dalam hidup manusia akan mampu berbicara banyak mengenai kebaikan Tuhan. Sebuah kesaksian yang paling sederhana sekalipun bisa jadi malah akan lebih efektif ketimbang mengkotbahi orang panjang lebar tanpa disertai contoh yang nyata. Manusia biasanya akan lebih mudah menangkap ilustrasi dari sebuah kehidupan nyata dan akan lebih mudah mencerna hingga mengaplikasikannya ketimbang hanya disuruh menelan bulat-bulat segala sesuatu yang sifatnya teoritis saja. Sebuah pengalaman pribadi tentang sesuatu akan memiliki kekuatan tersendiri untuk menggerakkan orang lain. Ada waktu-waktu dimana kita butuh mendengar berbagai kesaksian dari orang-orang yang mengalami mukjizat untuk menguatkan kita di saat kita tengah tergoncang akibat menghadapi beban hidup atau masalah.  Bisa jadi kita tahu banyak akan janji-janji Tuhan yang diberikan dalam Alkitab, tetapi kita merasa jauh dari janji itu ketika tengah menghadapi pergumulan. Itulah sebabnya berbagai kesaksian biasanya mampu menguatkan kita dan memulihkan iman kita untuk kembali dipenuhi pengharapan akan janjiNya.

Tuhan Yesus pun mengerti akan pentingnya sebuah kesaksian. Kepada murid-muridNya Dia menyampaikan sebuah pesan terakhir sebelum terangkat naik kembali ke tahtaNya di surga. "
Itu akan menjadi sebuah kesaksian indah yang akan mampu memberkati orang-orang lain.
Kesaksian adalah salah satu alat yang mampu membunuh iblis dan perbuatan-perbuatan jahatnya, dan Firman Tuhan sudah menyatakan hal itu. Tidak ada satu orangpun yang tidak punya kesaksian untuk dibagikan. Masalahnya adalah, maukah kita membagikannya kepada orang lain agar mereka bisa mengenal siapa Yesus sebenarnya? Bukan kemampuan kita berbicara atau ilmu  yang kita miliki yang dibutuhkan, tetapi pakailah kuasa Allah yang bekerja di dalam diri kita.

Kesaksian yang paling sederhana pun bisa memberkati orang lain secara luar biasa…..!!! God BleSS…

Senin, 30 Juli 2012

Sukacita Kedua  

Bacaan: Lukas 15:22-32 "Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." Lukas 15:32


Bergembirakah kita ketika kita berada dalam keadaan baik? Tentu saja. Tidak ada seorangpun yang ingin berlama-lama dalam kesusahan.
Injil Lukas 15 menggambarkan sukacita kedua lewat tiga perumpamaan. Mari kita lihat perumpamaan ketiga tentang anak yang hilang. (Lukas 15:11-32). sukacita yang hadir dalam diri kita ketika melihat ada jiwa yang harusnya mati tapi menjadi hidup kembali, diselamatkan dari kebinasaan dan beroleh hidup yang kekal melalui pertobatan mereka.Semua perumpamaan dalam Lukas 15 ini menggambarkan sebuah sukacita pada tingkatan baru, bukan hanya berhenti pada sukacita ketika kehidupan kita diberkati Tuhan, tapi juga mengalami sukacita ketika ada jiwa yang bertobat, yang kembali selamat dari kesesatan. Inilah bentuk dari sukacita kedua.

Mampu bersukacita dan bergembira karena kehidupan baik yang dilimpahkan Tuhan kepada kita tentu sungguh baik. Itu sudah jauh lebih baik dari orang-orang yang terlena dalam kenyamanan dan lupa untuk bersyukur atas berkat-berkat yang disediakan Tuhan bagi mereka. Tapi alangkah lebih baik lagi jika kita meningkatkan sukacita kita kepada sukacita kedua, yaitu sebuah sukacita yang hadir dalam diri kita ketika melihat adanya jiwa-jiwa yang diselamatkan. Sukacita Bapa adalah sukacita kita juga. Sudahkah anda memiliki kerinduan untuk mengalami sukacita kedua? Sudahkah anda tergerak untuk mewartakan keselamatan kepada sesama? Sesungguhnya kita memikul Amanat Agung untuk mewartakan kabar keselamatan bagi setiap orang, dan kita bisa membuat surga terus bersukacita bersama dengan kita jika kita melaksanakan apa yang diamanatkan Yesus kepada setiap orang percaya. Jangan berhenti hanya pada sukacita pertama, tapi tingkatkanlah kepada sukacita kedua, dan alami sebuah sukacita yang sama seperti halnya yang terjadi di surga.

Sukacita pertama itu baik, tapi akan lebih baik lagi jika disusul dengan sukacita kedua ^_*


Selasa, 31 Juli 2012

Benih Dan Tanah

Bacaan: Matius 13:24-29 “Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu."Matius 13:26


Sebuah perumpamaan dari Yesus mempergunakan ilustrasi mengenai mengenai benih dan tanah ini, yaitu dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum. (Matius 13:24-30). Seperti halnya tanah, demikian pula yang terjadi dengan pikiran kita. Pikiran kita ibarat tanah yang subur. Pikiran kita selalu menerima, memberi respon, menumbuhkan apapun yang ditabur masuk di dalamnya tanpa terkecuali, sama seperti tanah. Dari benih yang kecil, itu akan tumbuh hingga kelak berbuah. Dan benih yang jahat akan menghasilkan tindakan-tindakan yang jahat pula. Firman Tuhan sudah mengingatkan "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7) Dalam versi King James Version dikatakan: "For as he thinketh in his heart, so is he." Seperti yang kita pikirkan, demikianlah kita. Kita bisa menjadi pribadi yang baik, kudus dan berkenan, atau sebaliknya menjadi pribadi yang buruk, penuh kebencian dan kepahitan, semua tergantung dari benih seperti apa yang kita tabur ke dalam pikiran kita.

Menabur firman Tuhan dalam pikiran kita, menabur benih-benih yang baik disana, itu akan membuat kita kelak bertunas hal-hal yang baik pula. Jangan lupakan bahwa kita pun harus menaklukkan pikiran kita dalam Kristus agar tidak ada benih-benih negatif yang bakal tumbuh disana. Hal ini tepat seperti yang dilakukan pula oleh Paulus dan rekan-rekan sepelayanannya. "Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (2 Korintus 10:5b). Control your mind and don't let your mind control you. Kita harus mampu mengendalikan pikiran kita, menabur hal-hal yang positif, yang baik dan yang benar sesuai firman Tuhan, serta menaklukkannya kepada Kristus. Marilah kita mengendalikan dan memperhatikan pikiran kita, sebab apapun benih yang kita tanam di dalamnya akan sangat menentukan tunas seperti apa yang akan tumbuh dari diri kita.

Apa yang tumbuh dalam pikiran kita tergantung dari benih seperti apa yang kita tabur di dalamnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar