PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Minggu, 21 Agustus 2016

Who The Most Important?

Minggu,31 Juli 2016

PD SUNDAY
“Who The Most Important?”
Lukas 9:22-27








 Oleh :
Elsha Yuliesta Yusuf
Deyvin Natalita




PMK KATHAROS
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2016






Who the Most Important?

Tujuan : Supaya Pelayan Tuhan mengerti bahwa menjadi murid Tuhan dirinya tidak lebih penting dari tugas dan tanggung jawabnya memberitakan Injil.
Lukas 9:22-27
Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia

9:22 Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 9:24 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 9:25 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? 9:26 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. 9:27 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.
Latar belakang
Perikop ini menceritakan tentang pembicaraan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya. Saat itu Tuhan Yesus sedang berdoa seorang diri, kemudian datanglah murid-murid kepada-Nya. Yesus menanyakan kepada murid-murid-Nya siapakah Yesus (Lukas 9:18-20). Yesus juga memberitahukan tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat mengikut Dia.
Analisis ayat/isi
Ayat 22
Tuhan Yesus sudah mengetahui mengapa Dia diutus ke dalam dunia ini oleh Bapa yaitu untuk menjalankan tugasnya untuk memberitakan Injil dan untuk kemuliaan nama Bapa. Pada ayat ini Tuhan Yesus menjelaskan tentang hal yang akan dihadapi yaitu menanggung banyak penderitaan seperti dibenci dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli taurat sampai pada akhirnya Dia akan dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Meskipun begitu, Tuhan Yesus tetap menjalankan tugas-Nya yang telah diberikan Bapa.
Ayat 23
Tuhan Yesus memberitahukan syarat-syarat untuk mengikut Dia, yaitu menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Dia.
Menyangkal dirià menanggalkan setiap kepentingan pribadinya dan menyerahkan dirinya untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa dalam hidupnya.
Memikul salibàMemikul salib berarti bersedia menerima bahwa sebagai orang Kristen akan mengalami penolakan, penderitaan, dan hukuman karena Iman kita kepada Kristus. Siap mengalami yang paling buruk, yang dilakukan atas kita karena ketaatan kita kepada Allah.
Syarat ini berlaku bagi setiap mereka yang mau menjadi murid Kristus. Mereka harus siap menderita sama seperti yang Tuhan Yesus alami.
Ayat 24-25
Orang yang demi mempertahankan kebebasan atau harta miliknya, kekuasaan atau kedudukannya, bahkan demi menyelamatkan nyawanya menyangkali Kristus dan kebenaran-Nya, telah dengan sengaja melawan hati nuraninya dan berdosa terhadap Allah. Orang ini bukan saja tidak akan menyelamatkan sesuatu apa pun, ia bahkan akan kehilangan segala sesuatu. Ia tidak akan mendapatkan hidup yang kekal melainkan akan binasa. Tetapi jika orang yang mau memberikan hidupnya untuk Tuhan maka ia akan mendapatkan hidup yang kekal. Sebab apakah gunanya jika mereka bisa mendapatkan semua apa yang ada di dunia ini tetapi mereka binasa?
Ayat 26
Jika seorang murid Kristus malu untuk mengakui bahwa dia adalah pengikut Kristus dan dia malu untuk melakukan atau memberikan apa yang sudah Tuhan ajarkan kepada mereka bahkan sampai menyangkali Kristus, maka Tuhan Yesus pun juga akan malu untuk mengakui orang itu sebagai pengikut-Nya.
Ayat 27
Tuhan menyampaikan bahwa ada di antara murid-muridnya yang akan melihat Kerajaan Allah sebelum mereka mati. (Lukas 9:28-36).
Aplikasi :
Bentuk penyangkalan diri : ketika diperhadapkan dengan pilihan harus pergi ibadah atau pergi jalan-jalan, pastinya sebagai murid kita harus memilih untuk pergi ke ibadah.
Konsekuensi yang dihadapi seorang murid
Menjadi seorang murid atau pengikut Kristus bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalani. Hal yang harus dihadapi Tuhan Yesus pun bukan hal yang menyenangkan tetapi penderitaan (ayat 22). Hal ini ada kaitannya juga dengan syarat-syarat mengikut Tuhan bahwa ketika Tuhan harus menghadapi penderitaan maka kita sebagai muridnya pun harus siap menghadapi hal yang sama karena sabagai seorang murid tentu tidak lebih daripada gurunya (Matius 10:24). Masakan guru kita menderita tetapi kita sebagai muridnya tidak mau ikut menderita?
Aplikasi bahwa sebagai seorang murid Tuhan dirinya tidak lebih penting dari tugasnya untuk memberitakan firman
Seorang murid memiliki tugas dan tanggung jawab penting yang telah diberikan Tuhan Yesus kepadanya. Ketika seorang murid telah diberikan tugas untuk memberitakan injil, maka ia harus segera pergi untuk memberitakan injil itu. Sebagai manusia tidak dipungkiri bahwa kita pasti akan merasa khawatir  atau memikirkan kepentingan kita, seperti keluarga, pekerjaan, studi, atau apapun itu yg berkaitan dengan dirinya. Namun sebelum menjadi seorang murid atau pengikut Kristus kita sudah harus tau apa harga yang harus kita bayar. Maka tidak bisa menjadi alasan lagi ketika kita harus memusingkan diri dengan segala kepentingan kita. Itulah harga yang harus kita bayar sbg seorang murid.
Pertanyaan refleksi : Apakah yang membuat kita malu sebagai pengikut Kristus?

Kesimpulan:
Yang lebih penting disini adalah Tuhan Yesus bukan diri kita, untuk itu sadarilah tugas dan tanggung jawab kita sebagai murid yaitu memberitakan injil untuk kemuliaan nama-Nya.

PKL



PD SUNDAY
MINGGU, 24 JULI 2016
PKL
LUKAS 10:1-12







  
Oleh:
IVAN J MESAK
LIDYA MONTOH




PMK Katharos
Universitas Setia Budi
Surakarta
2016














[Ayat 1]
Kemudian dari pada itu Tuhan p  menunjuk tujuh puluh murid yang lain, q  lalu mengutus mereka berdua-dua 1  r mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. s
Suatu hari ketika Tuhan Yesus sedang berjalan bersama para murid-muridNya menuju ke Yerusalem, Tuhan Yesus menunjuk tujuh puluh murid lainnya (diluar ke duabelas murid Tuhan Yesus) serta mengutus mereka berdua-dua mendahului Tuhan Yesus untuk pergi ke setiap kota yang hendak di kunjungi oleh Tuhan Yesus. Megapa Tuhan mengutus para murid-murid hanya berdua-dua ke setiap kota?
1.     Agar dalam perjalanan mereka dalam memberitakan firman Tuhan, mereka bisa saling menguatkan satu dan yang lainnya.
2.     Tujuan lainnya adalah melipat gandakan pekerja di ladang Tuhan dalam
3.      hal menuai tuaian yang ada.

[Ayat 2]
Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak 2 , tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. t  
Pesan Tuhan pada setiap murid-murid yang akan diutus adalah supaya mereka bekerja dan mengusahakan setiap tuaian yang ada. Sehingga setiap tuaian dapat dituai. Siapa itu “Tuaian”? (Matius 9:26) Tuaian yang dimaksud itu adalah setiap domba yang terlantar yang tidak memiliki gembala.
Siapa itu “pekerja”? (Lukas 10:1 dan Matius 9:37) yang di maksud dengan pekerja adalah para murid yang di utus, di kirim oleh Tuan yang empunya tuaian.
Siapa itu “Tuan”? Tuan menjurus kepada Allah Bapa (pemilik ladang), dikarenakan Tuhan Yesus pada waktu itu masih bekerja untuk keselamatan jiwa.
[Ayat 3-4]
 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala 3 . u  10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 
Tuhan memberikan gambaran kondisi yang nantinya akan dihadapi oleh para murid dalam pelayanannya “seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. Ini merupakan gambaran bahwa dalam pelayanan para murid nantinya ada berbagai pihak yang ingin menghambat setiap tugas pengutusan mereka, setiap orang-orang yang tidak percaya akan kedatangan Anak Manusia yaitu Tuhan Yesus (Matius 10:16-18).
Tuhan melarang para murid untuk memikirkan segala bentuk persiapan pribadi berupa bekal, pakaian, dan pundi-pundi dsb hal ini di tujukan supaya para murid bisa langsung bergegas pergi untuk memenuhi tugas pengutusannya. Tuhan tidak meminta setiap murid yang di utus-Nya untuk memikirkan tentang bagaiman nanti mereka akan “kebutuhan mereka” selama perjalanan. Sebab pada ayat yang ke 7 dan 8, jelas sekali bahwa upah mereka sebagai “utusan” sudah Tuhan sediakan yaitu lewat setiap orang-orang yang nantinya membuka pintu dan menyambut kedatangan mereka.
Tuhan Yesus juga memberikan perintah kepada para murid supaya dalam perjalanannya nanti mereka tidak memberikan salam kepada setiap orang yang ditemui. Apa tujuannya? Menurut tafsiran Alkitab hal ini ditujukan supaya pelayanan para murid tidak terhambat dikarenakan waktu mereka habis hanya untuk  memberi salam serta bercakap-cakap dengan orang lain dalam perjalanannya dan agar tidak terpengaruh (Matius 10:5) padahal dalam perintah Tuhan (ayat 1) tujuan mereka adalah setiap “kota” dan “tempat”.

[Ayat 5-7]
5.Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. v  Janganlah berpindah-pindah rumah. 
Sebelum masuk ke ayat 5-7, mari kita lihat kisah perjalanan Tuhan Yesus sebelum Ia mengutus ke-70 murid yaitu pada Lukas 9:52.
Dalam ayat ini jelas sekali bahwa penolakan telah dialami oleh para utusanTuhan Yesus. Penolakan dilakukan oleh orang samaria. Karena perjalana-Nya ke Yerusalem.
Pada ayat 5 dan 6, Tuhan Yesus menyampaikan pesan kepada para murid Kalau kamu memasuki suatu rumah” ini menandakan bahwa ketika para murid hendak memasuki sebuah rumah harus menyampaikan salam terlebih dahulu yaitu “Damai sejahtera bagi rumah ini.” Bagi pemilik rumah yang menerima salam maka salam itu akan “tinggal atasnya”. Dalam versi Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, kata “ orang yang layak menerima” di artikan sebagai “orang yang suka damai” artinya orang yang mau membuka pintu dan mau menerima salam sekaligus menerima kedatangan para murid. Bila kita lihat pada Matius 9:36, jelas sekali bahwa mereka yang tergerak untuk menerima salam dan membuka pintu untuk para murid adalah setiap domba(orang percaya) yang rindu untuk digembalakan namun pada waktu itu masih “kekurangan gembala” (Matius 9:37). Berbeda dengan pemilik rumah yang tidak mau menerima salam maka yang terjadi adalah “salammu itu kembali kepadamu.” Yaitu kembali kepada para murid. Demikian pula dengan hal pemberitaan injil, firman Tuhan yang hidup bisa masuk merubah dan menyelamatkan seseorang apabila firman itu masuk dalam hatinya. Bila menutup pintu hati maka mustahil akan ada perubahan yang akan terjadi dalam diri seseorang.
Pada ayat yang ke 7, merupakan perintah dari Tuhan kepada para murid untuk dilakukan bila kedatangan dan salam mereka di terima oleh pemilik rumah yaitu “Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu”. Bila kedatangan para murid diterima maka akan ada interaksi antara pemilik rumah dan murid, saat itulah Tuhan bekerja bukan hanya bagi pemilik rumah tetapi bagi murid yang  juga di sebut sebagai “seorang pekerja” untuk mendapatkan “upahnya”. Dalam hal ini adalah kebutuhan nya dapat dipenuhi berupa makan dan minum.


[Ayat 8-12]
Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, w 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah  sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; y  tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. z  10:12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom a  akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu. b "
Pada ayat ke 8-12, Tuhan Yesus berpesan bagi para murid bila mereka “masuk ke dalam sebuah kota”. Jika mereka diterima maka yang harus dilakukan para murid adalah “makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” Menyembuhkan orang sakit atas dasar kuasa yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada mereka (Lukas 9:1-2)dan juga tugas untuk meyembuhkan orang sakit ini telah Tuhan Yesus lakukan juga dalam Matius 9:35. Tetapi lain hal bila para murid tidak diterima maka yang harus mereka lakukan yaitu “pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu;. Dalam Lukas 9:5, istilah “kebaskan debu” ini mengandung arti suatu peringatan terhadap sekelompok orang yang tidak menerima kebenaran Firman yang disampaikan oleh para murid-murid yang di utus.
            Hal Kerajaan Sorga (Lukas 17: 21-24) tetap akan datang dan terjadi, namun beruntunglah bagi setiap mereka yang sudah menjadi percaya, mau menerima Tuhan, sudah sembuh, sebab kedatangan kerajaan sorga bagi mereka adalah sebuah hal yang di nantikan. Berbeda dengan setiap orang yang tidak mau menerima (menolak) hal baik yang Tuhan ingin kerjakan bagi mereka, Kedatangan Kerajaan Sorga akan terjadi seperti kisah Sodom dan Gomora. Bahkan dikatakan langsung oleh Tuhan Yesus bahwa tanggungan “Sodom a  akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu. b "

Aplikasi dalam PMK Katharos  :
Ayat 2 : (minta salah seorang adek/kakak bacakan)
·          Siapakah tuaian itu?
Setiap domba-domba (MABA) yang terlantar yg tidak memiliki seorang gembala(tidak ada yang menuntun mereka)
·          Siapakah pekerja itu?
Pekerja = murid-murid (penghendle)
·      Apa yang Tuhan kehendaki untuk setiap pekerja-pekerja itu lakukan dalam PMK? (biarkan para penghendle yg menjawab karena jawaban itu lahir dari hati) ----- > karena ini penting. Berbicara soal pengutusan.
·      Orang-orang yang PKL bukan orang-orang yang sembarangan. Mereka adalah orang pilihan yang dipilih dari begitu banyak orang untuk pergi melaksanakan tugas. Kita adalah orang-orang pilihan yang dipakai untuk melaksanakan tugas. Untuk itu janganlah melalaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan.

Syalom....
Tugas penghendle = menagani, membina, memegang , mengurus,dan target utamanya adalah keselamatan jiwa.
Dalam lingkungan PMK ada yang namanya penghendle. Penghendle itu bukan hanya tim penghendle saja melainkan setiap orang yang mengatakan dirinya murid itu juga merupakan seorang penghendle. Jadi kita yang berada diruangan ini semuanya adalah penghendle.
Apa disini ada yang merasa diri seorang penghendle(murid=penghendle) jika kita mengatakan kalau kita adalah seorang penghendle maka harusnya kita tahu apa tugasnya.

Jika kt sudah tahu apa tugas kita sebagai seorang penghendle maka lakukan itu dengan sepenuh hati dan hiduplah melekat dengan Tuhan agar apapun yang Ia perintahkan bisa kita lakukan dengan tepat dan benar. Dan saat Tuhan memerintahkan pergi keseseorang untuk menjadi penghendle atas dia maka langsung pergi dan jangan menunda-nunda karena mungkin saja waktu atau skarang dia sedang memerlukan seseorang untuk menguatkan dia.

Apakah seorang penghendle melakukan tugas itu tanpa perintah?
Lalu bagaimana cara kita tahu perintah yang Tuhan berikan untuk kita?
Jika kita sudah tahu apa tugas kita sebagai seorang penghendle maka lakukan itu. Untuk melakukan tugas tersebut, diperlukan sebuah perintah terlebih dahulu. Dan cara mengetahui perintah itu yaitu dengan membagun HPDT lebih intim lagi (hidup melekat dengan Tuhan) agar apapun yang Ia perintahkan bisa kita lakukan dengan tepat dan benar.
Saat kita sudah tahu perintah yang Tuhan berikan untuk kita maka lakukan itu dengan sepanuh hati dan jangan menunda-nunda karena bisa saja saat itu mungkin orang itu memerlukan seseorang untuk menguatkan dia.


Kesimpulan:
“EST (Jumat, 24/06/2016)”
Seorang utusan harus yakin penuh terhadap pengutusan-Nya. Tuhan akan menyertai setiap utusan dengan kuasa dan pengurapan. Seorang utusan tidak perlu kwatir dengan kebutuhan jasmaninya sebab Allah telah menjamin dan menyediakannya. Cukup kerjakan dengan sepenuh hati pengutusanmu.


COMMAND = DO



PD SUNDAY
MINGGU, 26 JUNI 2016
COMMAND = DO
KEJADIAN 6: 9-22






  
Oleh:
CICILLIA DEBORA M. S.
ELSYADHA WAHYU P. Z.




PMK Katharos
Universitas Setia Budi
Surakarta
2016





Tema : Command = Do
Ayat : Kejadian 6: 9-22
Tujuan :
Supaya pelayan Tuhan mengerti bahwa di dalam panggilannya ada perintah Allah yang harus dikerjakan

Perintah dalam KBBI = perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu
Lakukan dalam KBBI = mengerjakan atau menjalankan

Ayat 9:
Nuh hidup benar & tidak bercela di antara orang-orang sezamannya, berarti Nuh berani hidup tampil berbeda dengan orang-orang yang lainnya.
Nuh hidup bergaul dengan Allah à memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan

Ay. 12 “Allah menilik...” menilik menurut KBBI : melihat dengan sunguh-sungguh/mengamat-amati, berarti Allah mengamat-amati bumi à sungguhlah rusak benar
Kenapa bumi ini bisa rusak? Karena  semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi ini. (12b)
(ayat 5) Kecenderungan hati manusia selalu membuahkan kejahatan.
Hati membuahkan kejahatan berarti yang keluar dari hati, yaitu pikiran, perkataan, perbuatan dari orang-orang tersebut adalah jahat.
Orang yang menjalankan hidup yang rusak dapat mempengaruhi bumi (lingkungannya) menjadi sungguhlah rusak benar. Mengapa? Apakah orang yang menjalankan hidup yang rusak dapat memiliki hati untuk memelihara & merawat bumi? Tentunya tidak.

Ayat 13 -21
Berfirmanlah Allah artinya Allah memberikan firman kepada Nuh (ay 13-21)
Firman Allah  kepada Nuh (semua yang ditulis dalam tanda kutip) berisi :

1)      Keputusan à Keputusan Tuhan untuk mengakhiri hidup segala makhluk.
Kenapa Tuhan memutuskan  untuk mengakhiri hidup segala makhluk? Karena  bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka,  jadi Tuhan akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi (ayat 13b)

2)      Perintah à perintah Allah kepada Nuh yaitu membuat bahtera dan isi dari bahtera tersebut
a) Detail bahtera Nuh : Ayat 14-16
-          Bahannya dari kayu gofir dan dibuat berpetak-petak dan harus ditutup dengan pakal dari luar dan dari dalam.
(pakal : kulit kayu, sabut yang dipakai untuk menutup celah-celah papan digeladak atau dinding perahu)
-          Panjangnya 300 hasta, lebar 50 hasta dan tinggi 30 hasta
1 hasta = 45 cm
Jadi ukuran bahtera Nuh sekitar 135 m x 22,5 m x 13,5 m
-          Ada atap dan bangunan bahteranya sampai sehasta dari atas
-          Pintu terdapat pada lambung bahtera
-          Bertingkat bawah, tengah dan atas (3 lantai)

b)   Isi dari bahtera Nuh: ayat 19-21
-          Nuh dan keluarganya à berpasang-pasangan
-          Segala jenis burung, segala jenis hewan binatang melata, sepasang à jantan dan betina
-          Makanan  bagi Nuh dan keluarga serta hewan-hewan

3)      Rencana Tuhan untuk menjalankan keputusan-Nya
è Mendatangkan air bah meliputi bumi (ayat 17)
è Tuhan akan mengadahkan perjanjian dengan Nuh (ay 18)


Ayat 22: (Lia)
Respon Nuh terhadap Firman Allah.
“Nuh melakukan semuanya itu..” berarti Nuh melakukannya tanpa terkecuali
Tepat à artinya benar atau sesuai (tidak kurang dan tidak lebih) à KBBI
Taat (KBBI) artinya senantiasa tunduk. Apa yang diperintahkan, itu yang dikerjakan.
Kenapa Nuh bisa meakukannya semuanya itu dengan tepat seperti yang diperintahkan Alah?
ü  Nuh mengetahui perintah Allah tentang detail bahtera itu seperti apa
ü  hidupnya yang bergaul dengan Allah
ü  Nuh memiliki iman terhadap perintah Allah untuk membuat bahtera (Ibrani 11:7)

HASIL DAN AKIBAT
1)      Apa yang didapat ketika Nuh melakukan Perintah Allah ??
-   Selamat dari air bah (kej 7:23)
-   Beroleh janji (kej 9: 9-17)
2)      Akibat jika Nuh tidak melakukan perintah Allah :
-Tidak selamat dari air bah (pasal 7:21-22)
- tidak memperoleh janji (pasal 6:18)

Bagaimana Nuh melakukan semua itu ?
1.      Nuh mengerti visi dan misi dari Tuhan
Visi : untuk mengakhiri segala makhluk
Misi : caranya untuk bebas dari visi ( membangun bahtera )
Tuhan memberikan misi dengan begitu jelas (detail bahtera ayat 14-16)
2.      Nuh mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan yang berarti kualitas hdup Nuh baik dan Nuh menjaga hal itu dengan baik terbukti pada ayatnya yang ke 9 “seorang yang benar dan tidak bercela diantara orang-orang sezamannya.” Nuh tau dan sadar yang terpenting didalam hidupnya yaitu terus berada di dalam Tuhan.
3.      Nuh tidak kwatir, takut, dan malas dalam mengerjakan bahtera yang diperintahkan karena Nuh selalu hidup bergaul dengan Allah itulah sebabnya ketika ia mengerjakan misi yang di perintahkan oleh Tuhan, seberat apapun itu Nuh yakin dan percaya Tuhan telah memberkatinya dan memperlengkapinya terbukti bahtera yang Nuh buat bisa diselesaikannya
APLIKASI :
Bagaimana supaya pelayan Tuhan bisa taat?
1.      Hidup bergaul dengan Allah
è mencenderungkan hati kepada Tuhan (fokus ke Tuhan)
è Bangun hubungan dengan Tuhan senantiasa. Dengan membangun hubungan dengan Tuhan kita juga belajar bersama dengan Tuhan untuk menjalani panggilan hidup kita di dunia ini.

2.      Merespon firman Allah dengan belajar melakukannya dengan iman
Apapun perkataan Allah yang sudah didapat,  lakukanlah.
Baik itu berupa keputusan, perintah/petunjuk, janji, dsb.
Misalnya:
Keputusan Tuhan bagi Elsyadha (masing-masing tulis pribadi sendiri):
1.      Kuliah di USB jurusan S-1 Farmasi
2.      Menjadi pelayan di PMK Katharos
Perintah Tuhan bagi Elsyadha:
1.      Belajar dalam kuliah: pelajari materi-materi, kerjakan tugas & tanggung jawab sebagai mahasiswa sesuai buku pedoman Akademik
2.      Belajar melayani Tuhan: belajar firman Tuhan, belajar menjadi pelayan PMK yang siap melayani, seperti sbg anggota TK BR, pelayan Altar, kepanitiaan, pelayan firman dengan tujuan untuk menyelamatkan dan mempertahankan jiwa
Rencana Tuhan bagi Elsyadha:
1.      Spirit of Excellent
Janji Tuhan:
1.      Untuk studi à Yer. 29:11
2.      Untuk pelayanan à Yeh. 3:17
Jadi, jika Elsyadha mau menjadi Spirit of Excellent,  harus lakukan perintah Tuhan yaitu BELAJAR!

3.  Mengerti misi dan visi dari Tuhan
4.  Tidak kwatir, takut dan malas dalam mengerjakannya
5.  Mengerti bahtera seperti apa yang akan kita lakukan (Panggilan + tugas)

Melakukannya dengan iman à percaya bahwa dalam segala perintah Allah yang harus dikerjakan, ada rencana Tuhan di dalamnya.
Tidak perlu takut salah, lakukan saja dulu.
Salah atau benar bisa jadi bahan evaluasi untuk belajar melakukan yang lebih baik sesuai kehendak Tuhan.
Jika kita melakukan berarti kita masuk dalam God’s Plan.  Jika kita tidak melakukan maka akibatnya kita tanggung sendiri karena kita ke luar dari rencana Tuhan.
Tetapi perlu diingat bahwa rencana Tuhan tetap berjalan. Maksudnya, jika kita tidak mau melayani, terserah, itu pilihan kita yang harus dipertanggung-jawabkan nanti  dalam pengadilan Tuhan. Namun, rencana Tuhan dalam keselamatan jiwa tetap akan berjalan, sebab Tuhan bisa pakai pelayan-pelayan yang lain, seperti rencana Tuhan bahwa air bah akan tetap ada, sekalipun jika pada saat itu Nuh tidak melakukan perintah Allah.

3.      Menjaga hidup benar dan tidak bercela (kudus)
Dengan menjaga hidup dalam kebenaran dan kekudusan, kita mampu untuk berani melakukan perintah Allah yang mungkin dianggap kebodohan bagi dunia, berani menjadi berbeda dengan dunia ini. Sebab kita melihat dengan mata iman bahwa perintah Tuhan yang kita kerjakan membantu kita untuk tetap hidup dalam rencana-Nya yang berguna bagi kehidupan kekal.

Kecenderungan dunia saat ini = dunia maya, gadget, HP
Bila kita berani tampil beda, melawan arus dunia untuk memfokuskan hati kepada Tuhan kita dapat menggunakan gadget untuk kemuliaan Tuhan.


KESIMPULAN

Jadi, melalui pelajaran dari Nuh ini, saatnya kita sebagai pelayan Tuhan untuk melakukan perintah Tuhan dalam panggilan hidup kita. Lakukan sudah!!