PD SUNDAY
MINGGU, 24 JULI 2016
PKL
LUKAS 10:1-12
Oleh:
IVAN J
MESAK
LIDYA
MONTOH
PMK Katharos
Universitas
Setia Budi
Surakarta
2016
[Ayat 1]
Kemudian dari pada itu Tuhan p menunjuk tujuh puluh murid yang lain, q lalu mengutus mereka berdua-dua 1 r mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. s
Suatu hari
ketika Tuhan Yesus sedang berjalan bersama para murid-muridNya menuju ke
Yerusalem, Tuhan Yesus menunjuk tujuh puluh murid lainnya (diluar ke duabelas
murid Tuhan Yesus) serta mengutus mereka berdua-dua mendahului Tuhan Yesus
untuk pergi ke setiap kota yang hendak di kunjungi oleh Tuhan Yesus. Megapa
Tuhan mengutus para murid-murid hanya berdua-dua ke setiap kota?
1. Agar
dalam perjalanan mereka dalam memberitakan firman Tuhan, mereka bisa saling
menguatkan satu dan yang lainnya.
2. Tujuan
lainnya adalah melipat gandakan pekerja di ladang Tuhan dalam
3. hal menuai tuaian yang ada.
[Ayat 2]
Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak 2 , tetapi
pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia
mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu. t
Pesan
Tuhan pada setiap murid-murid yang akan diutus adalah supaya mereka bekerja dan
mengusahakan setiap tuaian yang ada. Sehingga setiap tuaian dapat dituai. Siapa
itu “Tuaian”? (Matius 9:26) Tuaian yang dimaksud itu adalah setiap domba yang
terlantar yang tidak memiliki gembala.
Siapa
itu “pekerja”? (Lukas 10:1 dan Matius 9:37) yang di maksud dengan pekerja adalah
para murid yang di utus, di
kirim oleh Tuan yang empunya tuaian.
Siapa
itu “Tuan”? Tuan menjurus kepada Allah Bapa (pemilik ladang), dikarenakan Tuhan
Yesus pada waktu itu masih bekerja untuk keselamatan jiwa.
[Ayat
3-4]
10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku
mengutus kamu seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala 3 . u 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah
memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.
Tuhan
memberikan gambaran kondisi yang nantinya akan dihadapi oleh para murid dalam
pelayanannya “seperti anak
domba ke tengah-tengah serigala”. Ini merupakan gambaran bahwa dalam
pelayanan para murid nantinya ada berbagai pihak yang ingin menghambat setiap
tugas pengutusan mereka, setiap orang-orang yang tidak percaya akan kedatangan
Anak Manusia yaitu Tuhan Yesus (Matius 10:16-18).
Tuhan
melarang para murid untuk memikirkan segala bentuk persiapan pribadi berupa
bekal, pakaian, dan pundi-pundi dsb hal ini di tujukan supaya para murid bisa
langsung bergegas pergi untuk memenuhi tugas pengutusannya. Tuhan tidak meminta
setiap murid yang di utus-Nya untuk memikirkan tentang bagaiman nanti mereka
akan “kebutuhan mereka” selama perjalanan. Sebab pada ayat yang ke 7 dan 8,
jelas sekali bahwa upah mereka sebagai “utusan” sudah Tuhan sediakan yaitu
lewat setiap orang-orang yang nantinya membuka pintu dan menyambut kedatangan
mereka.
Tuhan
Yesus juga memberikan perintah kepada para murid supaya dalam perjalanannya
nanti mereka tidak memberikan salam kepada setiap orang yang ditemui. Apa
tujuannya? Menurut tafsiran Alkitab hal ini ditujukan supaya pelayanan para
murid tidak terhambat dikarenakan waktu mereka habis hanya untuk memberi salam serta bercakap-cakap dengan
orang lain dalam perjalanannya dan agar tidak terpengaruh (Matius 10:5) padahal
dalam perintah Tuhan (ayat 1) tujuan mereka adalah setiap “kota” dan “tempat”.
[Ayat 5-7]
5.Kalau kamu
memasuki suatu rumah, katakanlah
lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima
damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak,
salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat
upahnya. v Janganlah
berpindah-pindah rumah.
Sebelum masuk ke
ayat 5-7, mari kita lihat kisah perjalanan Tuhan Yesus sebelum Ia mengutus
ke-70 murid yaitu pada Lukas 9:52.
Dalam ayat ini jelas sekali bahwa penolakan telah dialami oleh para utusanTuhan Yesus. Penolakan dilakukan oleh orang samaria. Karena perjalana-Nya ke Yerusalem.
Dalam ayat ini jelas sekali bahwa penolakan telah dialami oleh para utusanTuhan Yesus. Penolakan dilakukan oleh orang samaria. Karena perjalana-Nya ke Yerusalem.
Pada ayat 5 dan
6, Tuhan Yesus menyampaikan pesan kepada para murid “Kalau kamu memasuki suatu rumah” ini menandakan bahwa ketika
para murid hendak memasuki sebuah rumah harus menyampaikan salam terlebih
dahulu yaitu “Damai sejahtera bagi rumah ini.” Bagi pemilik rumah yang menerima salam maka
salam itu akan “tinggal atasnya”. Dalam versi Alkitab Bahasa Indonesia Masa
Kini, kata “ orang yang layak menerima” di artikan sebagai “orang yang suka
damai” artinya orang yang mau membuka pintu dan mau menerima salam sekaligus
menerima kedatangan para murid. Bila kita lihat pada Matius 9:36, jelas sekali
bahwa mereka yang tergerak untuk menerima salam dan membuka pintu untuk para
murid adalah setiap domba(orang percaya) yang rindu untuk digembalakan namun
pada waktu itu masih “kekurangan gembala” (Matius 9:37). Berbeda dengan pemilik
rumah yang tidak mau menerima salam maka yang terjadi adalah “salammu itu kembali kepadamu.”
Yaitu kembali kepada para murid. Demikian pula dengan hal pemberitaan injil,
firman Tuhan yang hidup bisa masuk merubah dan menyelamatkan seseorang apabila
firman itu masuk dalam hatinya. Bila menutup pintu hati maka mustahil akan ada
perubahan yang akan terjadi dalam diri seseorang.
Pada ayat yang ke 7, merupakan perintah dari
Tuhan kepada para murid untuk dilakukan bila kedatangan dan salam mereka di
terima oleh pemilik rumah yaitu “Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu”. Bila kedatangan para murid diterima maka akan
ada interaksi antara pemilik rumah dan murid, saat itulah Tuhan bekerja bukan
hanya bagi pemilik rumah tetapi bagi murid yang juga di sebut sebagai “seorang pekerja” untuk mendapatkan “upahnya”. Dalam hal ini adalah kebutuhan nya dapat
dipenuhi berupa makan dan minum.
[Ayat
8-12]
Dan jikalau
kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang
dihidangkan kepadamu, w 10:9 dan sembuhkanlah
orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak
diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di
depanmu; y tetapi ketahuilah
ini: Kerajaan Allah sudah
dekat. z 10:12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom a akan lebih ringan
tanggungannya dari pada kota itu. b "
Pada ayat ke 8-12, Tuhan Yesus berpesan bagi
para murid bila mereka “masuk ke dalam
sebuah kota”.
Jika mereka diterima maka yang harus dilakukan para murid adalah “makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang
sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat
padamu.” Menyembuhkan
orang sakit atas dasar kuasa yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada mereka
(Lukas 9:1-2)dan juga tugas untuk meyembuhkan orang sakit ini telah Tuhan Yesus
lakukan juga dalam Matius 9:35. Tetapi lain hal bila para murid tidak diterima
maka yang harus mereka lakukan yaitu “pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu
kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu;. Dalam Lukas 9:5, istilah “kebaskan debu”
ini mengandung arti suatu peringatan terhadap sekelompok orang yang tidak
menerima kebenaran Firman yang disampaikan oleh para murid-murid yang di utus.
Hal
Kerajaan Sorga (Lukas 17: 21-24) tetap akan datang dan terjadi, namun beruntunglah
bagi setiap mereka yang sudah menjadi percaya, mau menerima Tuhan, sudah
sembuh, sebab kedatangan kerajaan sorga bagi mereka adalah sebuah hal yang di
nantikan. Berbeda dengan setiap orang yang tidak mau menerima (menolak) hal
baik yang Tuhan ingin kerjakan bagi mereka, Kedatangan Kerajaan Sorga akan
terjadi seperti kisah Sodom dan Gomora. Bahkan dikatakan langsung oleh Tuhan
Yesus bahwa tanggungan “Sodom a akan lebih ringan tanggungannya
dari pada kota itu. b "
Aplikasi dalam PMK Katharos :
Ayat 2 : (minta salah seorang adek/kakak
bacakan)
·
Siapakah tuaian itu?
Setiap
domba-domba (MABA) yang terlantar yg tidak memiliki seorang gembala(tidak ada
yang menuntun mereka)
·
Siapakah pekerja itu?
Pekerja =
murid-murid (penghendle)
·
Apa yang Tuhan kehendaki untuk setiap pekerja-pekerja itu lakukan dalam
PMK? (biarkan para penghendle yg menjawab karena jawaban itu lahir dari hati)
----- > karena ini penting. Berbicara soal pengutusan.
·
Orang-orang yang PKL bukan orang-orang yang sembarangan. Mereka adalah
orang pilihan yang dipilih dari begitu banyak orang untuk pergi melaksanakan
tugas. Kita adalah orang-orang pilihan yang dipakai untuk melaksanakan tugas.
Untuk itu janganlah melalaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan.
Syalom....
Tugas
penghendle = menagani, membina, memegang , mengurus,dan target utamanya adalah
keselamatan jiwa.
Dalam lingkungan PMK ada yang namanya
penghendle. Penghendle itu bukan hanya tim penghendle saja melainkan setiap
orang yang mengatakan dirinya murid itu juga merupakan seorang penghendle. Jadi
kita yang berada diruangan ini semuanya adalah penghendle.
Apa
disini ada yang merasa diri seorang penghendle(murid=penghendle) jika kita
mengatakan kalau kita adalah seorang penghendle maka harusnya kita tahu apa
tugasnya.
Jika kt
sudah tahu apa tugas kita sebagai seorang penghendle maka lakukan itu dengan sepenuh hati dan hiduplah melekat
dengan Tuhan agar apapun yang
Ia perintahkan bisa kita lakukan dengan tepat dan benar. Dan saat Tuhan
memerintahkan pergi keseseorang untuk menjadi penghendle atas dia maka langsung
pergi dan jangan menunda-nunda karena mungkin saja waktu atau skarang dia
sedang memerlukan seseorang untuk menguatkan dia.
Apakah seorang penghendle melakukan tugas itu
tanpa perintah?
Lalu bagaimana cara kita tahu perintah yang
Tuhan berikan untuk kita?
Jika kita sudah tahu apa tugas kita sebagai
seorang penghendle maka lakukan itu. Untuk melakukan tugas tersebut, diperlukan
sebuah perintah terlebih dahulu. Dan cara mengetahui perintah itu yaitu dengan
membagun HPDT lebih intim lagi (hidup melekat dengan Tuhan) agar apapun yang Ia
perintahkan bisa kita lakukan dengan tepat dan benar.
Saat kita sudah tahu perintah yang Tuhan
berikan untuk kita maka lakukan itu dengan sepanuh hati dan jangan menunda-nunda
karena bisa saja saat itu mungkin orang itu memerlukan seseorang untuk
menguatkan dia.
Kesimpulan:
“EST (Jumat, 24/06/2016)”
Seorang
utusan harus yakin penuh terhadap pengutusan-Nya. Tuhan akan menyertai setiap
utusan dengan kuasa dan pengurapan. Seorang utusan tidak perlu kwatir dengan
kebutuhan jasmaninya sebab Allah telah menjamin dan menyediakannya. Cukup
kerjakan dengan sepenuh hati pengutusanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar