PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Minggu, 21 Agustus 2016

PKL



PD SUNDAY
MINGGU, 24 JULI 2016
PKL
LUKAS 10:1-12







  
Oleh:
IVAN J MESAK
LIDYA MONTOH




PMK Katharos
Universitas Setia Budi
Surakarta
2016














[Ayat 1]
Kemudian dari pada itu Tuhan p  menunjuk tujuh puluh murid yang lain, q  lalu mengutus mereka berdua-dua 1  r mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. s
Suatu hari ketika Tuhan Yesus sedang berjalan bersama para murid-muridNya menuju ke Yerusalem, Tuhan Yesus menunjuk tujuh puluh murid lainnya (diluar ke duabelas murid Tuhan Yesus) serta mengutus mereka berdua-dua mendahului Tuhan Yesus untuk pergi ke setiap kota yang hendak di kunjungi oleh Tuhan Yesus. Megapa Tuhan mengutus para murid-murid hanya berdua-dua ke setiap kota?
1.     Agar dalam perjalanan mereka dalam memberitakan firman Tuhan, mereka bisa saling menguatkan satu dan yang lainnya.
2.     Tujuan lainnya adalah melipat gandakan pekerja di ladang Tuhan dalam
3.      hal menuai tuaian yang ada.

[Ayat 2]
Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak 2 , tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. t  
Pesan Tuhan pada setiap murid-murid yang akan diutus adalah supaya mereka bekerja dan mengusahakan setiap tuaian yang ada. Sehingga setiap tuaian dapat dituai. Siapa itu “Tuaian”? (Matius 9:26) Tuaian yang dimaksud itu adalah setiap domba yang terlantar yang tidak memiliki gembala.
Siapa itu “pekerja”? (Lukas 10:1 dan Matius 9:37) yang di maksud dengan pekerja adalah para murid yang di utus, di kirim oleh Tuan yang empunya tuaian.
Siapa itu “Tuan”? Tuan menjurus kepada Allah Bapa (pemilik ladang), dikarenakan Tuhan Yesus pada waktu itu masih bekerja untuk keselamatan jiwa.
[Ayat 3-4]
 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala 3 . u  10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 
Tuhan memberikan gambaran kondisi yang nantinya akan dihadapi oleh para murid dalam pelayanannya “seperti anak domba ke tengah-tengah serigala”. Ini merupakan gambaran bahwa dalam pelayanan para murid nantinya ada berbagai pihak yang ingin menghambat setiap tugas pengutusan mereka, setiap orang-orang yang tidak percaya akan kedatangan Anak Manusia yaitu Tuhan Yesus (Matius 10:16-18).
Tuhan melarang para murid untuk memikirkan segala bentuk persiapan pribadi berupa bekal, pakaian, dan pundi-pundi dsb hal ini di tujukan supaya para murid bisa langsung bergegas pergi untuk memenuhi tugas pengutusannya. Tuhan tidak meminta setiap murid yang di utus-Nya untuk memikirkan tentang bagaiman nanti mereka akan “kebutuhan mereka” selama perjalanan. Sebab pada ayat yang ke 7 dan 8, jelas sekali bahwa upah mereka sebagai “utusan” sudah Tuhan sediakan yaitu lewat setiap orang-orang yang nantinya membuka pintu dan menyambut kedatangan mereka.
Tuhan Yesus juga memberikan perintah kepada para murid supaya dalam perjalanannya nanti mereka tidak memberikan salam kepada setiap orang yang ditemui. Apa tujuannya? Menurut tafsiran Alkitab hal ini ditujukan supaya pelayanan para murid tidak terhambat dikarenakan waktu mereka habis hanya untuk  memberi salam serta bercakap-cakap dengan orang lain dalam perjalanannya dan agar tidak terpengaruh (Matius 10:5) padahal dalam perintah Tuhan (ayat 1) tujuan mereka adalah setiap “kota” dan “tempat”.

[Ayat 5-7]
5.Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. v  Janganlah berpindah-pindah rumah. 
Sebelum masuk ke ayat 5-7, mari kita lihat kisah perjalanan Tuhan Yesus sebelum Ia mengutus ke-70 murid yaitu pada Lukas 9:52.
Dalam ayat ini jelas sekali bahwa penolakan telah dialami oleh para utusanTuhan Yesus. Penolakan dilakukan oleh orang samaria. Karena perjalana-Nya ke Yerusalem.
Pada ayat 5 dan 6, Tuhan Yesus menyampaikan pesan kepada para murid Kalau kamu memasuki suatu rumah” ini menandakan bahwa ketika para murid hendak memasuki sebuah rumah harus menyampaikan salam terlebih dahulu yaitu “Damai sejahtera bagi rumah ini.” Bagi pemilik rumah yang menerima salam maka salam itu akan “tinggal atasnya”. Dalam versi Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, kata “ orang yang layak menerima” di artikan sebagai “orang yang suka damai” artinya orang yang mau membuka pintu dan mau menerima salam sekaligus menerima kedatangan para murid. Bila kita lihat pada Matius 9:36, jelas sekali bahwa mereka yang tergerak untuk menerima salam dan membuka pintu untuk para murid adalah setiap domba(orang percaya) yang rindu untuk digembalakan namun pada waktu itu masih “kekurangan gembala” (Matius 9:37). Berbeda dengan pemilik rumah yang tidak mau menerima salam maka yang terjadi adalah “salammu itu kembali kepadamu.” Yaitu kembali kepada para murid. Demikian pula dengan hal pemberitaan injil, firman Tuhan yang hidup bisa masuk merubah dan menyelamatkan seseorang apabila firman itu masuk dalam hatinya. Bila menutup pintu hati maka mustahil akan ada perubahan yang akan terjadi dalam diri seseorang.
Pada ayat yang ke 7, merupakan perintah dari Tuhan kepada para murid untuk dilakukan bila kedatangan dan salam mereka di terima oleh pemilik rumah yaitu “Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu”. Bila kedatangan para murid diterima maka akan ada interaksi antara pemilik rumah dan murid, saat itulah Tuhan bekerja bukan hanya bagi pemilik rumah tetapi bagi murid yang  juga di sebut sebagai “seorang pekerja” untuk mendapatkan “upahnya”. Dalam hal ini adalah kebutuhan nya dapat dipenuhi berupa makan dan minum.


[Ayat 8-12]
Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, w 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah  sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; y  tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. z  10:12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom a  akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu. b "
Pada ayat ke 8-12, Tuhan Yesus berpesan bagi para murid bila mereka “masuk ke dalam sebuah kota”. Jika mereka diterima maka yang harus dilakukan para murid adalah “makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” Menyembuhkan orang sakit atas dasar kuasa yang sudah Tuhan Yesus berikan kepada mereka (Lukas 9:1-2)dan juga tugas untuk meyembuhkan orang sakit ini telah Tuhan Yesus lakukan juga dalam Matius 9:35. Tetapi lain hal bila para murid tidak diterima maka yang harus mereka lakukan yaitu “pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu;. Dalam Lukas 9:5, istilah “kebaskan debu” ini mengandung arti suatu peringatan terhadap sekelompok orang yang tidak menerima kebenaran Firman yang disampaikan oleh para murid-murid yang di utus.
            Hal Kerajaan Sorga (Lukas 17: 21-24) tetap akan datang dan terjadi, namun beruntunglah bagi setiap mereka yang sudah menjadi percaya, mau menerima Tuhan, sudah sembuh, sebab kedatangan kerajaan sorga bagi mereka adalah sebuah hal yang di nantikan. Berbeda dengan setiap orang yang tidak mau menerima (menolak) hal baik yang Tuhan ingin kerjakan bagi mereka, Kedatangan Kerajaan Sorga akan terjadi seperti kisah Sodom dan Gomora. Bahkan dikatakan langsung oleh Tuhan Yesus bahwa tanggungan “Sodom a  akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu. b "

Aplikasi dalam PMK Katharos  :
Ayat 2 : (minta salah seorang adek/kakak bacakan)
·          Siapakah tuaian itu?
Setiap domba-domba (MABA) yang terlantar yg tidak memiliki seorang gembala(tidak ada yang menuntun mereka)
·          Siapakah pekerja itu?
Pekerja = murid-murid (penghendle)
·      Apa yang Tuhan kehendaki untuk setiap pekerja-pekerja itu lakukan dalam PMK? (biarkan para penghendle yg menjawab karena jawaban itu lahir dari hati) ----- > karena ini penting. Berbicara soal pengutusan.
·      Orang-orang yang PKL bukan orang-orang yang sembarangan. Mereka adalah orang pilihan yang dipilih dari begitu banyak orang untuk pergi melaksanakan tugas. Kita adalah orang-orang pilihan yang dipakai untuk melaksanakan tugas. Untuk itu janganlah melalaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan.

Syalom....
Tugas penghendle = menagani, membina, memegang , mengurus,dan target utamanya adalah keselamatan jiwa.
Dalam lingkungan PMK ada yang namanya penghendle. Penghendle itu bukan hanya tim penghendle saja melainkan setiap orang yang mengatakan dirinya murid itu juga merupakan seorang penghendle. Jadi kita yang berada diruangan ini semuanya adalah penghendle.
Apa disini ada yang merasa diri seorang penghendle(murid=penghendle) jika kita mengatakan kalau kita adalah seorang penghendle maka harusnya kita tahu apa tugasnya.

Jika kt sudah tahu apa tugas kita sebagai seorang penghendle maka lakukan itu dengan sepenuh hati dan hiduplah melekat dengan Tuhan agar apapun yang Ia perintahkan bisa kita lakukan dengan tepat dan benar. Dan saat Tuhan memerintahkan pergi keseseorang untuk menjadi penghendle atas dia maka langsung pergi dan jangan menunda-nunda karena mungkin saja waktu atau skarang dia sedang memerlukan seseorang untuk menguatkan dia.

Apakah seorang penghendle melakukan tugas itu tanpa perintah?
Lalu bagaimana cara kita tahu perintah yang Tuhan berikan untuk kita?
Jika kita sudah tahu apa tugas kita sebagai seorang penghendle maka lakukan itu. Untuk melakukan tugas tersebut, diperlukan sebuah perintah terlebih dahulu. Dan cara mengetahui perintah itu yaitu dengan membagun HPDT lebih intim lagi (hidup melekat dengan Tuhan) agar apapun yang Ia perintahkan bisa kita lakukan dengan tepat dan benar.
Saat kita sudah tahu perintah yang Tuhan berikan untuk kita maka lakukan itu dengan sepanuh hati dan jangan menunda-nunda karena bisa saja saat itu mungkin orang itu memerlukan seseorang untuk menguatkan dia.


Kesimpulan:
“EST (Jumat, 24/06/2016)”
Seorang utusan harus yakin penuh terhadap pengutusan-Nya. Tuhan akan menyertai setiap utusan dengan kuasa dan pengurapan. Seorang utusan tidak perlu kwatir dengan kebutuhan jasmaninya sebab Allah telah menjamin dan menyediakannya. Cukup kerjakan dengan sepenuh hati pengutusanmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar