Minggu,31 Juli 2016
PD SUNDAY
“Who The Most Important?”
Lukas 9:22-27
Oleh :
Elsha Yuliesta Yusuf
Deyvin Natalita
PMK KATHAROS
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2016
Who the Most Important?
Tujuan : Supaya Pelayan Tuhan mengerti bahwa menjadi
murid Tuhan dirinya tidak lebih penting dari tugas dan tanggung jawabnya
memberitakan Injil.
Lukas
9:22-27
Pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus dan
syarat-syarat mengikut Dia
9:22 Dan Yesus
berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak
oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga." 9:23
Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 9:24
Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 9:25
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau
merugikan dirinya sendiri? 9:26
Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga
akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan
dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. 9:27
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang
tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.
Latar
belakang
Perikop ini
menceritakan tentang pembicaraan Tuhan Yesus dengan murid-murid-Nya. Saat itu
Tuhan Yesus sedang berdoa seorang diri, kemudian datanglah murid-murid
kepada-Nya. Yesus menanyakan kepada murid-murid-Nya siapakah Yesus (Lukas
9:18-20). Yesus juga memberitahukan tentang penderitaan Yesus dan syarat-syarat
mengikut Dia.
Analisis
ayat/isi
Ayat
22
Tuhan Yesus sudah
mengetahui mengapa Dia diutus ke dalam dunia ini oleh Bapa yaitu untuk
menjalankan tugasnya untuk memberitakan Injil dan untuk kemuliaan nama Bapa.
Pada ayat ini Tuhan Yesus menjelaskan tentang hal yang akan dihadapi yaitu
menanggung banyak penderitaan seperti dibenci dan ditolak oleh tua-tua,
imam-imam kepala, dan ahli taurat sampai pada akhirnya Dia akan dibunuh dan
dibangkitkan pada hari ketiga. Meskipun begitu, Tuhan Yesus tetap menjalankan
tugas-Nya yang telah diberikan Bapa.
Ayat
23
Tuhan Yesus
memberitahukan syarat-syarat untuk mengikut Dia, yaitu menyangkal diri, memikul
salibnya setiap hari dan mengikut Dia.
Menyangkal dirià
menanggalkan setiap kepentingan pribadinya dan menyerahkan dirinya untuk
melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa dalam hidupnya.
Memikul salibàMemikul
salib berarti bersedia menerima bahwa sebagai orang Kristen akan mengalami
penolakan, penderitaan, dan hukuman karena Iman kita kepada Kristus. Siap
mengalami yang paling buruk, yang dilakukan atas kita karena ketaatan kita
kepada Allah.
Syarat ini berlaku bagi
setiap mereka yang mau menjadi murid Kristus. Mereka harus siap menderita sama
seperti yang Tuhan Yesus alami.
Ayat
24-25
Orang yang demi
mempertahankan kebebasan atau harta miliknya, kekuasaan atau kedudukannya,
bahkan demi menyelamatkan nyawanya menyangkali Kristus dan kebenaran-Nya, telah
dengan sengaja melawan hati nuraninya dan berdosa terhadap Allah. Orang ini
bukan saja tidak akan menyelamatkan
sesuatu apa pun, ia bahkan akan kehilangan
segala sesuatu. Ia tidak akan mendapatkan hidup yang kekal melainkan akan
binasa. Tetapi jika orang yang mau memberikan hidupnya untuk Tuhan maka ia akan
mendapatkan hidup yang kekal. Sebab apakah gunanya jika mereka bisa mendapatkan
semua apa yang ada di dunia ini tetapi mereka binasa?
Ayat
26
Jika seorang murid
Kristus malu untuk mengakui bahwa dia adalah pengikut Kristus dan dia malu
untuk melakukan atau memberikan apa yang sudah Tuhan ajarkan kepada mereka
bahkan sampai menyangkali Kristus, maka Tuhan Yesus pun juga akan malu untuk
mengakui orang itu sebagai pengikut-Nya.
Ayat
27
Tuhan menyampaikan
bahwa ada di antara murid-muridnya yang akan melihat Kerajaan Allah sebelum
mereka mati. (Lukas 9:28-36).
Aplikasi
:
Bentuk penyangkalan
diri : ketika diperhadapkan dengan pilihan harus pergi ibadah atau pergi
jalan-jalan, pastinya sebagai murid kita harus memilih untuk pergi ke ibadah.
Konsekuensi yang
dihadapi seorang murid
Menjadi seorang murid
atau pengikut Kristus bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalani. Hal yang
harus dihadapi Tuhan Yesus pun bukan hal yang menyenangkan tetapi penderitaan
(ayat 22). Hal ini ada kaitannya juga dengan syarat-syarat mengikut Tuhan bahwa
ketika Tuhan harus menghadapi penderitaan maka kita sebagai muridnya pun harus
siap menghadapi hal yang sama karena sabagai seorang murid tentu tidak lebih
daripada gurunya (Matius 10:24). Masakan guru kita menderita tetapi kita
sebagai muridnya tidak mau ikut menderita?
Aplikasi bahwa sebagai
seorang murid Tuhan dirinya tidak lebih penting dari tugasnya untuk
memberitakan firman
Seorang murid memiliki
tugas dan tanggung jawab penting yang telah diberikan Tuhan Yesus kepadanya.
Ketika seorang murid telah diberikan tugas untuk memberitakan injil, maka ia
harus segera pergi untuk memberitakan injil itu. Sebagai manusia tidak
dipungkiri bahwa kita pasti akan merasa khawatir atau memikirkan kepentingan kita, seperti
keluarga, pekerjaan, studi, atau apapun itu yg berkaitan dengan dirinya. Namun
sebelum menjadi seorang murid atau pengikut Kristus kita sudah harus tau apa
harga yang harus kita bayar. Maka tidak bisa menjadi alasan lagi ketika kita
harus memusingkan diri dengan segala kepentingan kita. Itulah harga yang harus
kita bayar sbg seorang murid.
Pertanyaan refleksi :
Apakah yang membuat kita malu sebagai pengikut Kristus?
Kesimpulan:
Yang lebih penting
disini adalah Tuhan Yesus bukan diri kita, untuk itu sadarilah tugas dan
tanggung jawab kita sebagai murid yaitu memberitakan injil untuk kemuliaan
nama-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar