PELAYAN TUHAN BERHENTI BELAJAR KATHAROS BERHENTI BERTUMBUH ( The servant of God stop learning stop growing katharos )

Senin, 02 Mei 2016

THE HOLY KNOWLEDGE_PDS PMK KATHAROS 23 AGUSTUS 2015






THE HOLY KNOWLEDGE
(Daniel 1:1-21)

Tujuan :
Supaya pelayan Tuhan mencerminkan karakteristik Allah lewat pengetahuan yang dimiliki, mengerti hal yang utama dalam studi adalah takut akan Tuhan dan tidak mengorbankan iman karena pengetahuan

A.    Definisi “The Holy Knowledge
Knowledge (Pengetahuan)
Fakta, informasi, dan keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan; pemahaman teoritis atau praktis subjek.
Holy (Kudus) : Segala sesuatu yang terpisahkan atau dikhususkan gadosy (Ibrani), suci, murni Hagios (yunani)
Jadi, pengetahuan kudus adalah segala sesuatu yang kita ketahui, dimengerti yang suci ,murni, tidak bercela di hadapan Tuhan dan berasal dari Tuhan.
Kudus merupakan sifat Allah itu sendiri (ayat 1.Kor 3:17)

B.     Kehidupan Daniel dkk di istana Babel
Tiga tahun setelah raja Yoyakim memerintah Yehuda, Nebukadnezar raja Babel, menyerbu kota Yerusalem dan mengepungnya. Tuhan mengizinkan raja Nebukadnezar mengalahkan raja Yoyakim dan merampas sebagian dari barang-barang berharga di Rumah Tuhan. Orang-orang yang ditawannya, dibawanya ke kuil dewanya di Babel, dan barang-barang berharga yang dirampasnya, disimpannya di dalam gudang-gudang kuil itu. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa Babel merupakan suatu kerajaan yang melakukan penyembahan berhala dan menjadi tempat pembuangan umat Tuhan.
Berdasarkan tafsiran Alkitab, sejak kehancuran Niniwe 7 tahun sebelumnya, kerajaan Babel berkembang demikian pesat sehingga mereka kekurangan tenaga terpelajar dari bangsanya sendiri untuk menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu raja Nebukadnezar memerintahkan Aspenas, kepala rumah tangga istana, untuk memilih dari antara tawanan-tawanan Israel beberapa pemuda keturunan raja atau berdarah bangsawan.
Adapun pemuda-pemuda yang diminta oleh raja bukanlah pemuda yang sembarangan. Mereka harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, di antaranya sebagai berikut:
1.      Orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela --> tak bercacat
2.      Berperawakan baik --> tampan
3.      Memahami berbagai-bagai hikmat --> berpendidikan tinggi
4.      Berpengetahuan banyak --> cerdas
5.      Mempunyai pengertian tentang ilmu --> berpengetahuan luas
6.      Cakap bekerja dalam istana raja --> patut/layak untuk bertugas  
Setiap pemuda yang lolos dalam seleksi di atas harus diajarkan tulisan dan bahasa orang Babel. Soal makanan dan minuman untuk mereka, raja menentukan harus sama dengan anggota keluarga kerajaan. Kemudian setelah dilatih selama 3 tahun, mereka harus menghadap raja untuk bertugas di istana. Dari pemuda-pemuda tersebut terdapat 4 orang Yehuda yang terpilih, di antaranya: Daniel, Hananya, Misael, Azarya.
Diketahui bahwa ke-4 nama tersebut adalah nama-nama Ibrani yang maknanya berhubungan dengan Allah. Daniel adalah orang muda yang memilki roh yang luar biasa dan memiliki kualitas hidup di atas rata-rata. Dalam bahasa Ibrani “Daniel” memiliki arti “Tuhanlah hakimku”. Kata “hakim” memiliki makna yang sangat luar biasa, suatu gambaran tentang gambaran tentang kebijaksanaaan yang ada dalamnya terkandung hikmat, kekudusan, intelektual dan juga intergritas. Meski berada di negeri pembuangan, grafik kehidupan Daniel bukannya makin merosot, justru sebaliknya makin hari makin naik seperti janji firmanNya (Ulangan 28:13Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia”).
Supaya diterima sebagai pegawai raja, Daniel dan teman-temannya memerlukan kewarganegaraan Babel. Hal ini terlaksana dengan pemberian nama versi Babel kepada mereka oleh Aspenas. Bangsawan muda Daniel ("Allah adalah hakimku") dinamainya Beltsazar ("Bel, [dewa tertinggi Babel], melindungi hidupnya"); Hananya ("Tuhan menunjukkan kasih karunia") dinamainya Sadrakh ("Hamba Aku," yaitu dewa bulan); Misael ("Siapa yang setara dengan Allah?") dinamainya Mesakh ("Bayangan pangeran" atau "Siapa ini?"); dan Azarya ("Tuhan menolong") dinamainya Abednego ("Hamba Nego," yaitu dewa hikmat atau bintang fajar). Sebagai penduduk Babel mereka kini mempunyai tanggung jawab resmi.
Sekalipun nama mereka yang asli begitu indah di dalam Tuhan, namun diganti dengan nama-nama dewa (berhala) tetapi tidak membuat mereka berpaling dari Allah (tetap setia kepada Allah). Sekalipun mereka dinilai memiliki berbagai-bagai hikmat, dll, semua itu tidak membuat mereka jatuh ke dalam pencobaan, tetapi tetap menjaga kekudusan di dalam Tuhan --> Bukti: lihat (Dan.1:8). Bagi Daniel dkk, menjaga kekudusan di hadapan Tuhan lebih utama dari apapun yang diberikan oleh dunia. Bagaimana cara mereka menjaga kekudusan?
Situasi moral Babel sepenuhnya adalah penyembah berhala. Dapat dipastikan bahwa apa yang diajarkan kepada Daniel dan kawan-kawannya sering kali bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kebenaran Allah. Makanan dan anggur yang diberikan kepada mereka pun telah terlebih dahulu dipersembahkan kepada berhala bangsa Babel baru kemudian disantap, baik untuk keluarga kerajaan ataupun mereka. Dengan demikian, memakan makanan itu berarti melanggar hukum Allah; minum anggur itu berarti menumpulkan pikiran mereka karena pengaruhnya yang memabukkan. Oleh sebab itu, Daniel dkk berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.
Kata menajiskan dalam bahasa aslinya adalah gaal yang biasanya digunakan untuk sesuatu yang berhubungan dengan darah (Yes.59:3; 3:3), berhubungan dengan persembahan yang najis (Mal.1:7, 12) dan berhubungan juga dengan keimanan yang tidak sesuai dengan peraturan bagi seorang imam (Ezra 2:62 ; Neh 7:64). Daniel bersikap tegas dan tidak mau berkompromi sedikit pun dengan dosa dan tetap berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidupnya (Mazmur 119:9 “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaga sesuai dengan firmanMu.”)
Keberhasilan Daniel dkk didapat bukan karena melakukan kecurangan, suap atau kompromi, tapi karena ia memiliki kualitas hidup yang berbeda dari orang lain. Komitmennya untuk hidup kudus bukanlah perkara yang mudah bagi anak muda untuk tidak menajiskan diri dari perkara-perkara duniawi. Godaan ini memang susah untuk dilawan, tetapi nyatanya bisa. Daniel dkk sudah bisa membuktikan itu. Yang pertama godaan memuaskan keinginan daging kita (seperti daniel dkk di tawarkan makanan mewah tapi mereka lebih memilih makanan sayur dan air putih). Yang kedua, godaan kenikmatan yang ditawarkan dunia (bekerja dalam istana berarti lingkaran kekuasaan, tetapi daniel dan kawan kawan menolak dalam arti bekerja dengan bijak “tidak kompromi akan dosa dan selalu takut akan Tuhan”).
Permintaan Daniel awalnya tidak diterima oleh pimpinan pegawai istana karena khawatir bahwa Daniel dan teman-temannya terlihat kurang sehat dibandingkan yang lainnya. Oleh karena itu Daniel meminta permintaan mereka di uji selama 10 hari. Tetapi (ayat 9) menyatakan bahwa Allah menyertai Daniel dan teman-temannya. Pimpinan pegawai istana itu menerima permintaan karena “Allah mengaruniakan  kasih dan sayang dari pimpinan pegawai istana itu”.  Jadi kerinduan mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Allah dapat terjadi melalui proses perizinan tersebut. Dari sini, kita juga dapat mengerti bahwa ketika anak-anak-Nya taat, Allah pasti buka jalan.
Setelah 10 hari percobaan yang telah disepakati, maka hasilnya adalah ke Daniel dkk lebih baik perawakannya dan lebih gemuk dari orang-orang yang makan daging dan minum anggur. Inilah penyertaan Tuhan  kepada keempat orang yang mau memelihara hukum Tuhan. Pemimpin pegawai istana itu melihat bukti bahwa mereka sehat bahkan lebih baik sehingga mereka tetap di beri sayuran dan air saja.
Allah yang dipercaya oleh Daniel dan kawan-kawan bukanlah Allah yang suka ingkar janji. Dia selalu menganugerahkan kebaikan, sukacita, kemenangan, kekayaan dan sebagainya kepada mereka yang setia. Kesetiaan Daniel dan kawan-kawannya mendapat penghargaan dari Allah dimana Allah memberikan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat. Daniel dkk adalah orang-orang yang takut akan Allah, mereka menghormati Allah dan hukum-hukumnya. Dalam Amsal 1:7 Takut akan Tuhan adalah permulaan dari pengetahuan. Pengetahuan dan kepandaian tidak berasal dari diri manusia sendiri melainkan dari Allah. Hikmat yang sejati tidak berwal dari arogansi manusia atas kemampuannya yang meneliti dan mencari pengetahuam sendiri, melainkan pemberiaan Allah. Karena itulah keempat orang ini diberikan pengetahuan dan kepandaian bahkan Daniel mendapatkan pengertian mengenai penglihatan dan mimpi (ayat 17).
Setelah lewat waktu pendidikan untuk melayani di Istana, semua peserta didik menghadap Nebukadnezar dan diuji kemampuannya. Tiap kali raja mengemukakakn persoalan yang memerlukan penerangan dan pertimbangan, raja mendapati bahwa Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya adalah orang-orang unggulan yang memiliki kemampuan tak tertandingi bahkan mereka 10 kali lebih cerdas dari semua peramal dan ahli jampi di seluruh Kerajaan Babel.
Awal dan akhir pelayanan Daniel di Babel oleh Raja Nebukadnezar adalah ia dipakai dan diangkat oleh Nebukadnezar sebagai pejabat kemudian raja-raja Media dan Persia juga mengangkatnya sebagai pejabat hingga Raja Koresh, yakni raja yang memerintah pada waktu Israel kembali ke Yerusalem. Hikmat dan kepandaian diakui sejak awal pembuangan hingga pembuangan bangsa Yehuda tersebut berakhir.



C.    Cerminan karakteristik Allah lewat pengetahuan yang dimiliki Daniel dan berlaku juga atas kita.
Secara skematik, proses penyeleksian calon tenaga kerja di istana Babel dapat digambarkan sebagai berikut:



                                                                                                         
                                                                                                              
                                                                                                   





                                                                                                    







Menjalani kehidupan ini jangan terfokus ke hasil, tapi proses! Inilah yang harus kita mengerti. Terkadang orang lebih memusingkan hasil yang dicapai dan tidak peduli dengan prosesnya. Asal ada cara yang instan dan simple untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, itulah yang dipilih. Padahal hal terpenting dari kehidupan ini adalah proses. Hanya saat menjalani proses kehidupanlah, seseorang akan menemukan banyak pelajaran, nasihat, pengalaman bahkan ganjaran yang membawa pada ketertiban hidup. Untuk urusan hasil, serahkan sepenuhnya kepada Tuhan. Selama kita melakukan yang terbaik dalam hari-hari hidup kita, yakin dan percayalah bahwa Tuhan juga pasti berikan yang terbaik. Kerjakan apa yang menjadi bagian kita dan Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.
Perhatikanlah skema di atas! Lihatlah bagaimana proses yang dialami oleh Daniel dkk yang dimulai dari pembuangan ke negeri Babel sampai menjadi orang-orang kategori luar biasa (excellent)! Siapa yang menyangka bahwa seorang buangan akan menjadi orang penting di tempat dimana ia dibuang. Apa sebenarnya rahasia kesuksesan mereka, Saudaraku?
Rahasianya adalah adanya karakter anak-anak Allah dalam diri Daniel dkk. Karakter tersebut menjadikan mereka berbeda dengan orang-orang Israel terkhususnya pemuda-pemuda cerdas lainnya. Membangun hubungan pribadi dengan Allah/ beriman keada Allah, takut akan Allah dan menjaga kekudusan adalah nilai plus dari mereka selain faktor kecerdasan/pengetahuan yang nilainya relatif.
Anggap saja persyaratan/ kriteria pemuda yang diminta raja sama dengan kriteria calon tenaga kerja yang dicari perusahaan/pemerintah saat ini dan bahkan persyaratan untuk masuk perguruan tinggi atau sekolah manapun. Kebanyakan persyaratan yang diminta oleh dunia pada dasarnya sama. Dunia tentu menginginkan orang-orang terbaik yang lolos dengan harapan memajukan tempat dimana orang-orang tersebut terpilih. Pada bagian ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyak sekali orang yang berbuat curang dengan cara menyogok, bekerja sama dengan orang dalam atau memberikan uang sumbangan terbesar. Seakan-akan kriteria/persyaratan yang diberikan hanya sebuah formalitas karena yang menentukan segala sesuatunya adalah uang. Inilah orang-orang yang masuk kategori tidak mementingkan proses melainkan hasil.
Namun tidak semua orang juga demikian. Ada yang memang bener-benar lolos karena kemampuan/pengetahuan yang dimiliki. Seperti pada kehidupan Daniel dkk. Tidak hanya Daniel, Hananya, Misael dan Azarya saja yang lolos kriteria raja tetapi juga pemuda-pemuda hebat lainnya. Mereka yang terpilih di sini adalah orang-orang yang pintar atau IQ di atas rata-rata. Tentunya semua itu didapatkan atas usaha dan kerja keras dalam belajar. Tetapi apakah memiliki IQ tinggi sudah cukup saudaraku?
Ternyata tidak! Banyak sekali parameter-parameter yang harus diperhatikan, antara lain:
·         AQ (Adversitas Quotient) --> kemampuan seseorang saat menghadapi segala kesulitan
·         CQ (Creativity Quotient) --> potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan penemuan-penemuan baru dalam bidang IPTEK serta semua bidang dalam usaha lainnya.
·         EQ (Emosional Quotient) --> kemampuan berkomunikasi seseorang dalam dua dimensi, yaitu arah ke dalam (personal) dan arah ke luar (interpersonal).
·         IQ (Intelligence Quotient) --> Ukuran kemampuan intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang.
·         SQ (Spiritual Quotient) --> Kemampuan seseorang untuk dapat memahami arti hidup ---> menyangkut hubungan pribadi dengan Tuhan (HPDT).
Selain parameter di atas, hal yang tidak kalah penting dan bahkan sangat penting adalah iman dan perbuatan yang seimbang (iman yang berbuah). Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman menempati posisi pertama dari kebajikan dan pengetahuan atau dengan kata lain, iman mendahului pengetahuan (2Pet.1:5). Iman inilah yang menjadi karakter utama dalam pribadi Daniel dkk. Karena imannya yang begitu besar kepada Allah, mereka tidak menajiskan makanan atau anggur, santapan raja. Mereka hidup kudus di tengah-tengah kenajisan berhala. Karena iman juga, maka timbul rasa takut akan Allah, yang merupakan permulaan pengetahuan (Ams.1:7). Daniel dkk pasti mengerti bahwa sumber pengetahuan bukan didapat dari berbagai buku/belajar tetapi dari Allah
Ketaatan yang didapat dari keselarasan iman dan perbuatan dari Daniel dkk serta rasa takut akan Allah pasti sangat menyenangkan hati Allah dan sudah pasti diperhitungkan oleh-Nya. Terbukti dari pemberian Allah kepada Daniel dkk (Dan.1:17) yang membuat mereka dapat melipatgandakan kuasa menjadi 10 x lebih cerdas. Inilah bukti bahwa Allah adalah sumber pengetahuan yang sesungguhnya dan yang membuat anak-anak-Nya menjadi excellent.
Dari sini kita dapat belajar bahwa tidak cukup hanya mengejar kriteria yang baik yang diinginkan dunia, melainkan lebih penting mengejar kriteria di mata Tuhan, seperti kata nas di Mat.6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Jika diaplikasikan dalam kehidupan kita, betapa harus bersyukurnya orang-orang yang percaya (produktif/pelajar) dan melayani Tuhan sebab mereka memiliki karakteristik Allah yang menjadikan mereka memiliki nilai plus dibanding orang hebat lainnya, seperti Daniel dkk. Berikut tabel perbandingannya:
Orang percaya + melayani
Orang percaya + tidak melayani
Orang tidak percaya & tidak melayani
Iman berbuah (Iman dan perbuatan)
Iman tidak berbuah
Tidak beriman
Standar tinggi
Standar rendah
Standar rendah
Terbiasa menghadapi tantangan besar, sehingga untuk menghadapi tantangan kecil begitu mudah
Mudah menyerah
Mudah putus asa dan menyerah
Memiliki AQ, CQ, EQ, IQ, SQ
IQ, EQ
IQ
Mampu manajemen waktu
Sulit manajemen waktu
Sulit manajemen waktu

Jadi, marilah menjadi Daniel-Daniel masa kini, yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki iman dan takut akan Allah. Proses kehidupan yang mereka alami membawa mereka pada tingkat yang excellent. Mereka memiliki pengetahuan yang kudus dari Allah. Jangan pernah mencoba sesuatu yang instan karena tidak akan membawa pengaruh dalam kehidupan kita secara pribadi bahkan dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi para pelajar, hilangkanlah budaya menyontek dalam diri saudara saat ini. Persembahkanlah studi yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, karena itulah studi yang sejati. Bagi para pekerja, hindari korupsi, kolusi dan nepotisme. Korupsi bukan hanya menyangkut uang tetapi juga waktu. Isilah waktu 1 hari untuk bertemu dengan Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daniel, dimana dalam 1 hari, ia berlutut dan berdoa kepada Allah 3 kali. Setiap mereka yang percaya, mengerti firman Tuhan dan melakukannya akan menjadi pribadi yang spirit of excellent.
                 
D.    PERTANYAAN DAN APLIKASI
1.      Bagaimana memperoleh pengetahuan kudus itu sendiri  ?
·         Pengetahuan itu berasal dari Tuhan, karena mulanya Allah sudah memberi pengetahuan akal budi dalam diri kita, dalam Amsal 1:7 takut akan Tuhan adalah permulaan awal pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Siapa sumber pengetahuan itu? sumber pengetahuan adalah Allah (Daniel 1:17).
Daniel  1:17 Kepada keempat orang muda itu Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi.
·         Menguduskan diri. Dalam cerita Daniel ini, 4 orang yang mendapat pengetahuan, kepandaian dan hikmat adalah mereka yang taat kepada Tuhan. Mereka bertekad untuk tidak menajiskan diri dengan pelabur dari santapan raja dan anggur (Dan 1:8). Menguduskan diri merupakan tolak ukur excellent dalam Tuhan.
·         Daniel 2:21b ia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian. Orang yang berpengertian berarti orang yang sudah mengerti atau tahu, paham jadi akan lebih mudah mengerti.
·         Iman---kebajikan---pengetahuan---penguasaan diri----ketekunan---kesalehan---- kasih (2pet 1:5-6). Untuk memperoleh pengetahuan yang kudus di hadapan Tuhan,  kita harus memiliki iman. Iman memberikan kita kebajikan dan kebajikan memberikan pengetahuan yang benar, dari pengetahuan yang benar dapat menimbulkan penguasaan diri yang menjadikan ketekunan dan kesalahen dan itu juga menghasilkan kasih akan sesama. Ingatlah, bahwa iman harus mendahului pengetahuan. Di samping itu, kita pun harus terus memberi diri untuk diperbaharui agar dapat memperoleh pengetahuan yang benar sesuai kehendak Tuhan (kolose 3:10)
·         Minta hikmat dari Tuhan.

2.      Cara menjaga agar tetap mempunyai pengetahuan kudus ?
ü  Berkomitmen untuk hidup kudus tidak berkompromi dengan dosa (Mazmur 119:9)
ü  Memiliki pergaulan yang baik, seperti Daniel ia memiliki teman yang saling mendukung (1 Korintus 15:33, Amsal 13:20)
ü  Tetap berfokus pada sumber pengetahuan kudus yaitu Tuhan Yesus (Daniel 6:11)
ü  Takut akan Tuhan (Amsal 1:7), ( 2 korintus 7:1)
ü  1 Tesalonika 4:7

3.      Mengerti hal yang utama dalam studi dan tidak mengorbankan iman karena pengetahuan
Hal yang menjadi utama dalam studi kita adalah takut akan Tuhan.  Amsal 1:7 takut akan Tuhan awal permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Daniel dkk walaupun mereka dididik oleh pengajar babel, namun hikmat mereka melampaui segala orang pintar di Babel. Tiap kali raja mengemukakan persoalan yang memerlukan penerangan dan pertimbangan, raja mendapati jawaban dan tanggapan Daniel dan teman-temannya 10x lebih cerdas dari semua orang yang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya (ayat 20). Pada ujian terakhir itu Daniel dan teman-temannya berdiri dalam keadaan sehat dan tidak gentar di hadapan raja. Mereka tetap setia kepada Tuhan  dan melalui hikmat dan pengetahuan yang ditunjukkan, mereka memberi keaksian tentang kuasa Allah. Daniel juga mengerti hal itu, meskipun ia sudah sibuk dengan hal-hal lain dia tetap mengutamakan Tuhan , tetap berdoa 3x sehari  (Dan 6:11).
Sama halnya dengan studi kita, apapun hikmat dan pengetahuan yang Tuhan telah berikan pada kita, mari kita gunakan dengan benar dan kudus sehingga Tuhan sendiri yang akan memperlengkapi kita menjadi berhasil.
Tuhan menginginkan kita sebagai pelayannya bisa menjadi teladan baik dalam studi maupun pelayanan (1Tim 4:12) karena itulah kita harus mengetahui awal pengetahuan adalah takut akan Tuhan dan takut akan Tuhan menjadikan kita berhikmat. Hikmat inilah yang dapat mencerminkan karakteristik Allah lewat pengetahuan/ studi kita
Perlu diingat jika kita memiliki pengetahuan dari sumber yang benar yaitu Tuhan Yesus, berarti kita sebagi pelayan Tuhan mengerti mana yang utama. Jangan kita sampai mengorbankan iman kita karena pengetahuan. Mengorbankan berati memberikan sesuatu dari yang kita miliki yang dimaksud disini adalah iman kita sendiri. Seperti Daniel, disaat raja mengeluarkan suatu larangan untuk tidak boleh menyembah selain menyembah raja, tetapi daniel tetap menjaga hubungan pribadinya dengan Tuhan, ia tidak pernah mengorbankan waktu doanya untuk hal hal yang lain (Dan 6:13-14).

Pribadi yang spirit of excellent adalah mereka yang imannya berbuah-takut akan Allah-memiliki HPDT dan mau belajar/diproses.

Keep Spirit of Excellent

Tuhan Yesus memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar