THE
HOLY KNOWLEDGE
(Daniel 1:1-21)
Tujuan
:
Supaya pelayan Tuhan
mencerminkan karakteristik Allah lewat pengetahuan yang dimiliki, mengerti hal
yang utama dalam studi adalah takut akan Tuhan dan tidak mengorbankan iman
karena pengetahuan
A. Definisi “The Holy Knowledge”
Knowledge (Pengetahuan)
Fakta,
informasi, dan keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman atau pendidikan;
pemahaman teoritis atau praktis subjek.
Holy (Kudus)
: Segala sesuatu yang terpisahkan atau dikhususkan gadosy (Ibrani), suci, murni Hagios
(yunani)
Jadi, pengetahuan kudus
adalah segala sesuatu yang kita ketahui, dimengerti
yang
suci ,murni, tidak bercela di hadapan
Tuhan dan berasal dari Tuhan.
Kudus
merupakan sifat Allah itu sendiri (ayat 1.Kor
3:17)
B. Kehidupan
Daniel dkk di istana Babel
Tiga tahun setelah raja
Yoyakim memerintah Yehuda, Nebukadnezar raja Babel, menyerbu kota Yerusalem dan
mengepungnya. Tuhan mengizinkan raja Nebukadnezar mengalahkan raja Yoyakim dan
merampas sebagian dari barang-barang berharga di Rumah Tuhan. Orang-orang yang
ditawannya, dibawanya ke kuil dewanya di Babel, dan barang-barang berharga yang
dirampasnya, disimpannya di dalam gudang-gudang kuil itu. Dari sini kita dapat
mengetahui bahwa Babel merupakan suatu kerajaan yang melakukan penyembahan
berhala dan menjadi tempat pembuangan umat Tuhan.
Berdasarkan tafsiran
Alkitab, sejak kehancuran Niniwe 7 tahun sebelumnya, kerajaan Babel berkembang
demikian pesat sehingga mereka kekurangan tenaga terpelajar dari bangsanya
sendiri untuk menjalankan pemerintahan. Oleh karena itu raja Nebukadnezar memerintahkan
Aspenas, kepala rumah tangga istana, untuk memilih dari antara tawanan-tawanan
Israel beberapa pemuda keturunan raja atau berdarah bangsawan.
Adapun pemuda-pemuda yang
diminta oleh raja bukanlah pemuda yang sembarangan. Mereka harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan, di antaranya sebagai berikut:
1. Orang-orang muda yang tidak ada sesuatu cela -->
tak bercacat
2. Berperawakan baik --> tampan
3. Memahami berbagai-bagai hikmat --> berpendidikan
tinggi
4. Berpengetahuan banyak --> cerdas
5. Mempunyai pengertian tentang ilmu -->
berpengetahuan luas
6. Cakap bekerja dalam istana raja --> patut/layak
untuk bertugas
Setiap pemuda yang lolos dalam seleksi di atas harus diajarkan tulisan
dan bahasa orang Babel. Soal makanan dan minuman untuk mereka, raja menentukan
harus sama dengan anggota keluarga kerajaan. Kemudian setelah dilatih selama 3
tahun, mereka harus menghadap raja untuk bertugas di istana. Dari pemuda-pemuda
tersebut terdapat 4 orang Yehuda yang terpilih, di antaranya: Daniel,
Hananya, Misael, Azarya.
Diketahui
bahwa ke-4 nama tersebut adalah nama-nama
Ibrani yang maknanya berhubungan dengan Allah. Daniel adalah orang muda yang
memilki roh yang luar biasa dan memiliki kualitas hidup di atas rata-rata.
Dalam bahasa Ibrani “Daniel” memiliki arti “Tuhanlah hakimku”. Kata “hakim”
memiliki makna yang sangat luar biasa, suatu gambaran tentang gambaran tentang
kebijaksanaaan yang ada dalamnya terkandung hikmat, kekudusan, intelektual dan
juga intergritas. Meski berada di negeri pembuangan, grafik kehidupan Daniel
bukannya makin merosot, justru sebaliknya makin hari makin naik seperti janji
firmanNya (Ulangan 28:13 “Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala
dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau
mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan
dengan setia”).
Supaya diterima sebagai pegawai raja, Daniel dan teman-temannya memerlukan
kewarganegaraan Babel. Hal ini terlaksana dengan pemberian nama versi Babel
kepada mereka oleh Aspenas. Bangsawan muda Daniel ("Allah adalah
hakimku") dinamainya Beltsazar ("Bel, [dewa tertinggi Babel],
melindungi hidupnya"); Hananya ("Tuhan menunjukkan kasih
karunia") dinamainya Sadrakh ("Hamba Aku," yaitu dewa bulan);
Misael ("Siapa yang setara dengan Allah?") dinamainya Mesakh
("Bayangan pangeran" atau "Siapa ini?"); dan Azarya
("Tuhan menolong") dinamainya Abednego ("Hamba Nego," yaitu
dewa hikmat atau bintang fajar). Sebagai penduduk Babel mereka kini mempunyai
tanggung jawab resmi.
Sekalipun nama mereka yang asli begitu indah di dalam Tuhan, namun
diganti dengan nama-nama dewa (berhala) tetapi tidak membuat mereka berpaling
dari Allah (tetap setia kepada Allah). Sekalipun mereka dinilai memiliki
berbagai-bagai hikmat, dll, semua itu tidak membuat mereka jatuh ke dalam pencobaan, tetapi
tetap menjaga kekudusan di dalam Tuhan --> Bukti: lihat (Dan.1:8). Bagi
Daniel dkk, menjaga kekudusan di hadapan Tuhan lebih utama dari apapun yang diberikan
oleh dunia. Bagaimana cara mereka menjaga kekudusan?
Situasi moral Babel sepenuhnya adalah penyembah berhala. Dapat
dipastikan bahwa apa yang diajarkan kepada Daniel dan kawan-kawannya sering
kali bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip kebenaran Allah. Makanan dan
anggur yang diberikan kepada mereka pun telah terlebih dahulu dipersembahkan
kepada berhala bangsa Babel baru kemudian disantap, baik untuk keluarga
kerajaan ataupun mereka. Dengan demikian, memakan makanan itu berarti melanggar
hukum Allah; minum anggur itu berarti menumpulkan pikiran mereka karena
pengaruhnya yang memabukkan. Oleh sebab itu, Daniel dkk berketetapan untuk tidak menajiskan diri
dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja.
Kata
menajiskan dalam bahasa aslinya adalah “gaal”
yang biasanya digunakan untuk sesuatu yang berhubungan dengan darah (Yes.59:3; 3:3), berhubungan dengan
persembahan yang najis (Mal.1:7, 12) dan berhubungan juga dengan keimanan yang
tidak sesuai dengan peraturan bagi seorang imam (Ezra 2:62 ; Neh 7:64). Daniel
bersikap tegas dan tidak mau berkompromi sedikit pun dengan dosa dan tetap
berkomitmen untuk menjaga kekudusan hidupnya (Mazmur 119:9 “Dengan apakah seorang muda mempertahankan
kelakuannya bersih? Dengan menjaga sesuai dengan firmanMu.”)
Keberhasilan
Daniel dkk didapat bukan karena
melakukan kecurangan, suap atau kompromi, tapi karena ia memiliki kualitas
hidup yang berbeda dari orang lain. Komitmennya untuk hidup kudus bukanlah
perkara yang mudah bagi anak muda untuk tidak menajiskan diri dari
perkara-perkara duniawi. Godaan ini memang susah untuk dilawan, tetapi nyatanya
bisa. Daniel dkk sudah
bisa membuktikan itu. Yang pertama godaan memuaskan keinginan daging kita
(seperti daniel dkk
di tawarkan makanan mewah tapi mereka lebih memilih makanan sayur dan air
putih). Yang kedua, godaan kenikmatan yang ditawarkan dunia (bekerja dalam istana berarti
lingkaran kekuasaan, tetapi daniel dan kawan kawan menolak dalam arti bekerja
dengan bijak “tidak kompromi akan dosa dan selalu takut akan Tuhan”).
Permintaan
Daniel awalnya tidak diterima oleh pimpinan pegawai istana karena khawatir
bahwa Daniel dan teman-temannya terlihat kurang sehat dibandingkan yang lainnya.
Oleh karena itu Daniel meminta permintaan mereka di uji selama 10 hari. Tetapi
(ayat 9) menyatakan bahwa Allah menyertai Daniel dan teman-temannya. Pimpinan
pegawai istana itu menerima permintaan karena “Allah mengaruniakan kasih dan sayang dari pimpinan pegawai istana
itu”. Jadi kerinduan mereka untuk hidup sesuai
dengan perintah Allah dapat terjadi melalui proses perizinan tersebut. Dari sini, kita juga dapat mengerti bahwa ketika
anak-anak-Nya taat, Allah pasti buka jalan.
Setelah
10 hari percobaan yang telah
disepakati, maka hasilnya adalah ke Daniel dkk lebih baik perawakannya dan
lebih gemuk dari orang-orang yang makan daging dan minum anggur. Inilah
penyertaan Tuhan kepada keempat orang
yang mau memelihara hukum Tuhan. Pemimpin pegawai istana itu melihat bukti bahwa
mereka sehat bahkan lebih baik sehingga mereka tetap di beri sayuran dan air
saja.
Allah
yang dipercaya oleh Daniel
dan kawan-kawan bukanlah Allah yang suka ingkar janji. Dia selalu
menganugerahkan kebaikan, sukacita, kemenangan, kekayaan dan sebagainya kepada
mereka yang setia. Kesetiaan Daniel dan kawan-kawannya mendapat penghargaan dari
Allah dimana Allah memberikan kepandaian tentang berbagai tulisan dan hikmat. Daniel
dkk adalah orang-orang yang takut akan Allah, mereka menghormati Allah dan
hukum-hukumnya. Dalam Amsal 1:7 Takut akan Tuhan adalah permulaan dari
pengetahuan. Pengetahuan dan kepandaian tidak berasal dari diri manusia sendiri melainkan
dari Allah. Hikmat yang sejati tidak berwal dari arogansi manusia atas
kemampuannya yang meneliti dan mencari pengetahuam sendiri, melainkan
pemberiaan Allah. Karena itulah keempat orang ini diberikan pengetahuan dan
kepandaian bahkan Daniel mendapatkan pengertian mengenai penglihatan dan mimpi
(ayat 17).
Setelah
lewat waktu pendidikan untuk melayani di Istana, semua peserta didik menghadap Nebukadnezar
dan diuji kemampuannya. Tiap kali raja mengemukakakn persoalan yang memerlukan
penerangan dan pertimbangan, raja mendapati
bahwa Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya adalah orang-orang unggulan yang memiliki
kemampuan tak tertandingi bahkan mereka 10 kali lebih cerdas dari semua peramal
dan ahli jampi di seluruh
Kerajaan Babel.
Awal
dan akhir pelayanan Daniel di Babel oleh Raja Nebukadnezar adalah ia dipakai
dan diangkat oleh Nebukadnezar sebagai pejabat kemudian raja-raja Media dan
Persia juga mengangkatnya sebagai pejabat hingga Raja Koresh, yakni raja yang
memerintah pada
waktu Israel kembali ke Yerusalem. Hikmat dan kepandaian diakui sejak awal
pembuangan hingga pembuangan bangsa Yehuda tersebut berakhir.
C.
Cerminan
karakteristik Allah lewat pengetahuan yang dimiliki Daniel dan berlaku juga
atas kita.
Secara skematik, proses penyeleksian calon tenaga kerja di istana Babel
dapat digambarkan sebagai berikut:
Menjalani kehidupan ini jangan terfokus ke hasil, tapi proses! Inilah
yang harus kita mengerti. Terkadang orang lebih memusingkan hasil yang dicapai
dan tidak peduli dengan prosesnya. Asal ada cara yang instan dan simple untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan, itulah yang dipilih. Padahal hal terpenting dari kehidupan ini
adalah proses. Hanya saat menjalani proses kehidupanlah, seseorang akan
menemukan banyak pelajaran, nasihat, pengalaman bahkan ganjaran yang membawa
pada ketertiban hidup. Untuk urusan hasil, serahkan sepenuhnya kepada Tuhan.
Selama kita melakukan yang terbaik dalam hari-hari hidup kita, yakin dan
percayalah bahwa Tuhan juga pasti berikan yang terbaik. Kerjakan apa yang
menjadi bagian kita dan Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.
Perhatikanlah skema di atas! Lihatlah bagaimana proses yang dialami oleh
Daniel dkk yang dimulai dari pembuangan ke negeri Babel sampai menjadi
orang-orang kategori luar biasa (excellent)!
Siapa yang menyangka bahwa seorang buangan akan menjadi orang penting di tempat
dimana ia dibuang. Apa sebenarnya rahasia kesuksesan mereka, Saudaraku?
Rahasianya adalah adanya karakter anak-anak Allah dalam diri Daniel dkk.
Karakter tersebut menjadikan mereka berbeda dengan orang-orang Israel
terkhususnya pemuda-pemuda cerdas lainnya. Membangun hubungan pribadi dengan
Allah/ beriman keada Allah, takut akan Allah dan menjaga kekudusan adalah nilai
plus dari mereka selain faktor kecerdasan/pengetahuan yang nilainya relatif.
Anggap saja persyaratan/ kriteria pemuda yang diminta raja sama dengan
kriteria calon tenaga kerja yang dicari perusahaan/pemerintah saat ini dan
bahkan persyaratan untuk masuk perguruan tinggi atau sekolah manapun.
Kebanyakan persyaratan yang diminta oleh dunia pada dasarnya sama. Dunia tentu
menginginkan orang-orang terbaik yang lolos dengan harapan memajukan tempat
dimana orang-orang tersebut terpilih. Pada bagian ini, tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa banyak sekali orang yang berbuat curang dengan cara menyogok,
bekerja sama dengan orang dalam atau memberikan uang sumbangan terbesar. Seakan-akan
kriteria/persyaratan yang diberikan hanya sebuah formalitas karena yang
menentukan segala sesuatunya adalah uang. Inilah orang-orang yang masuk
kategori tidak mementingkan proses melainkan hasil.
Namun tidak semua orang juga demikian. Ada yang memang bener-benar lolos
karena kemampuan/pengetahuan yang dimiliki. Seperti pada kehidupan Daniel dkk.
Tidak hanya Daniel, Hananya, Misael dan Azarya saja yang lolos kriteria raja
tetapi juga pemuda-pemuda hebat lainnya. Mereka yang terpilih di sini adalah
orang-orang yang pintar atau IQ di atas rata-rata. Tentunya semua itu
didapatkan atas usaha dan kerja keras dalam belajar. Tetapi apakah memiliki IQ
tinggi sudah cukup saudaraku?
Ternyata tidak! Banyak sekali parameter-parameter yang harus
diperhatikan, antara lain:
·
AQ (Adversitas Quotient) --> kemampuan
seseorang saat menghadapi segala kesulitan
·
CQ (Creativity
Quotient) --> potensi seseorang untuk memunculkan sesuatu yang merupakan
penemuan-penemuan baru dalam bidang IPTEK serta semua bidang dalam usaha
lainnya.
·
EQ (Emosional Quotient) --> kemampuan
berkomunikasi seseorang dalam dua dimensi, yaitu arah ke dalam (personal) dan
arah ke luar (interpersonal).
·
IQ (Intelligence Quotient) --> Ukuran kemampuan
intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang.
·
SQ (Spiritual Quotient) --> Kemampuan
seseorang untuk dapat memahami arti hidup ---> menyangkut hubungan pribadi
dengan Tuhan (HPDT).
Selain parameter di atas, hal yang tidak kalah penting dan bahkan sangat
penting adalah iman dan perbuatan yang seimbang (iman yang berbuah). Iman
adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr.11:1). Iman menempati posisi pertama dari
kebajikan dan pengetahuan atau dengan kata lain, iman mendahului pengetahuan
(2Pet.1:5). Iman inilah yang menjadi karakter utama dalam pribadi Daniel dkk.
Karena imannya yang begitu besar kepada Allah, mereka tidak menajiskan makanan
atau anggur, santapan raja. Mereka hidup kudus di tengah-tengah kenajisan
berhala. Karena iman juga, maka timbul rasa takut akan Allah, yang merupakan
permulaan pengetahuan (Ams.1:7). Daniel dkk pasti mengerti bahwa sumber
pengetahuan bukan didapat dari berbagai buku/belajar tetapi dari Allah
Ketaatan yang didapat dari keselarasan iman dan perbuatan dari Daniel
dkk serta rasa takut akan Allah pasti sangat menyenangkan hati Allah dan sudah
pasti diperhitungkan oleh-Nya. Terbukti dari pemberian Allah kepada Daniel dkk
(Dan.1:17) yang membuat mereka dapat melipatgandakan kuasa menjadi 10 x lebih
cerdas. Inilah bukti bahwa Allah adalah sumber pengetahuan yang sesungguhnya
dan yang membuat anak-anak-Nya menjadi excellent.
Dari sini kita dapat belajar bahwa tidak cukup hanya mengejar kriteria
yang baik yang diinginkan dunia, melainkan lebih penting mengejar kriteria di
mata Tuhan, seperti kata nas di Mat.6:33 Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu.
Jika diaplikasikan dalam kehidupan kita, betapa harus bersyukurnya
orang-orang yang percaya (produktif/pelajar) dan melayani Tuhan sebab mereka
memiliki karakteristik Allah yang menjadikan mereka memiliki nilai plus
dibanding orang hebat lainnya, seperti Daniel dkk. Berikut tabel
perbandingannya:
Orang percaya + melayani
|
Orang percaya + tidak
melayani
|
Orang tidak percaya &
tidak melayani
|
Iman berbuah (Iman dan perbuatan)
|
Iman tidak berbuah
|
Tidak beriman
|
Standar tinggi
|
Standar rendah
|
Standar rendah
|
Terbiasa menghadapi tantangan besar, sehingga untuk menghadapi
tantangan kecil begitu mudah
|
Mudah menyerah
|
Mudah putus asa dan menyerah
|
Memiliki AQ, CQ, EQ, IQ, SQ
|
IQ, EQ
|
IQ
|
Mampu manajemen waktu
|
Sulit manajemen waktu
|
Sulit manajemen waktu
|
Jadi, marilah menjadi
Daniel-Daniel masa kini, yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki iman dan
takut akan Allah. Proses kehidupan yang mereka alami membawa mereka pada
tingkat yang excellent. Mereka
memiliki pengetahuan yang kudus dari Allah. Jangan pernah mencoba sesuatu yang
instan karena tidak akan membawa pengaruh dalam kehidupan kita secara pribadi
bahkan dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. Bagi para pelajar,
hilangkanlah budaya menyontek dalam diri saudara saat ini. Persembahkanlah
studi yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, karena itulah studi yang
sejati. Bagi para pekerja, hindari korupsi, kolusi dan nepotisme. Korupsi bukan
hanya menyangkut uang tetapi juga waktu. Isilah waktu 1 hari untuk bertemu
dengan Tuhan seperti yang dilakukan oleh Daniel, dimana dalam 1 hari, ia
berlutut dan berdoa kepada Allah 3 kali. Setiap mereka yang percaya, mengerti
firman Tuhan dan melakukannya akan menjadi pribadi yang spirit of excellent.
D.
PERTANYAAN
DAN APLIKASI
1. Bagaimana
memperoleh pengetahuan kudus itu sendiri
?
·
Pengetahuan itu berasal
dari Tuhan, karena mulanya Allah sudah memberi pengetahuan akal budi dalam diri
kita, dalam Amsal 1:7 takut akan Tuhan adalah permulaan awal pengetahuan,
tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Siapa sumber pengetahuan itu?
sumber pengetahuan adalah Allah (Daniel
1:17).
Daniel 1:17 Kepada keempat orang muda itu Allah
memberikan pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan
hikmat, sedang Daniel juga mempunyai pengertian tentang berbagai-bagai
penglihatan dan mimpi.
·
Menguduskan diri. Dalam
cerita Daniel ini, 4 orang yang mendapat pengetahuan, kepandaian dan hikmat adalah mereka yang taat kepada Tuhan. Mereka
bertekad untuk tidak menajiskan diri dengan pelabur dari santapan raja dan
anggur (Dan 1:8). Menguduskan
diri merupakan tolak ukur excellent dalam
Tuhan.
·
Daniel
2:21b ia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang
yang berpengertian. Orang yang berpengertian berarti
orang yang sudah mengerti atau tahu, paham jadi akan lebih mudah mengerti.
·
Iman---kebajikan---pengetahuan---penguasaan
diri----ketekunan---kesalehan---- kasih (2pet 1:5-6).
Untuk memperoleh pengetahuan yang kudus di hadapan Tuhan, kita harus memiliki iman. Iman memberikan kita
kebajikan dan kebajikan memberikan pengetahuan yang benar, dari pengetahuan yang
benar dapat menimbulkan penguasaan diri yang
menjadikan ketekunan dan kesalahen dan itu juga menghasilkan kasih akan sesama.
Ingatlah, bahwa iman harus mendahului pengetahuan. Di samping itu, kita pun harus terus memberi
diri untuk diperbaharui
agar dapat memperoleh pengetahuan yang benar sesuai kehendak Tuhan (kolose
3:10)
·
Minta hikmat dari
Tuhan.
2. Cara
menjaga agar tetap mempunyai pengetahuan kudus ?
ü Berkomitmen
untuk hidup kudus tidak berkompromi dengan dosa (Mazmur 119:9)
ü Memiliki
pergaulan yang baik, seperti Daniel ia memiliki teman yang saling mendukung (1
Korintus 15:33, Amsal 13:20)
ü Tetap
berfokus pada sumber pengetahuan kudus yaitu Tuhan Yesus (Daniel 6:11)
ü Takut
akan Tuhan (Amsal 1:7), ( 2 korintus 7:1)
ü 1
Tesalonika 4:7
3. Mengerti
hal yang utama dalam studi dan tidak mengorbankan iman karena pengetahuan
Hal yang menjadi utama dalam studi kita
adalah takut akan Tuhan. Amsal 1:7 takut
akan Tuhan awal permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
Daniel dkk walaupun mereka dididik oleh pengajar babel, namun hikmat mereka
melampaui segala orang pintar di Babel. Tiap kali raja mengemukakan persoalan
yang memerlukan penerangan dan pertimbangan, raja mendapati jawaban dan
tanggapan Daniel dan teman-temannya 10x lebih cerdas dari semua orang yang
berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya (ayat 20). Pada ujian
terakhir itu Daniel dan teman-temannya berdiri dalam keadaan sehat dan tidak
gentar di hadapan raja. Mereka tetap setia kepada Tuhan dan melalui hikmat dan pengetahuan yang
ditunjukkan, mereka memberi keaksian tentang kuasa Allah. Daniel juga mengerti
hal itu, meskipun ia sudah sibuk dengan hal-hal lain dia tetap mengutamakan
Tuhan , tetap berdoa 3x sehari (Dan
6:11).
Sama halnya dengan studi kita, apapun
hikmat dan pengetahuan yang Tuhan telah berikan pada kita, mari kita gunakan
dengan benar dan kudus sehingga Tuhan sendiri yang akan memperlengkapi kita
menjadi berhasil.
Tuhan menginginkan kita sebagai
pelayannya bisa menjadi teladan baik dalam studi maupun pelayanan (1Tim 4:12) karena itulah
kita harus mengetahui awal pengetahuan adalah takut akan Tuhan dan takut akan
Tuhan menjadikan kita berhikmat. Hikmat inilah yang dapat mencerminkan
karakteristik Allah lewat pengetahuan/ studi kita
Perlu diingat jika kita memiliki
pengetahuan dari sumber yang benar yaitu Tuhan Yesus, berarti kita sebagi
pelayan Tuhan mengerti mana yang utama. Jangan kita sampai mengorbankan iman
kita karena pengetahuan. Mengorbankan berati memberikan sesuatu dari yang kita
miliki yang dimaksud disini adalah iman kita sendiri. Seperti Daniel, disaat raja
mengeluarkan suatu larangan untuk tidak boleh menyembah selain menyembah raja, tetapi daniel tetap
menjaga hubungan pribadinya dengan Tuhan, ia tidak pernah mengorbankan waktu doanya
untuk hal hal yang
lain (Dan 6:13-14).
Pribadi yang spirit
of excellent adalah mereka yang imannya berbuah-takut akan Allah-memiliki
HPDT dan mau belajar/diproses.
Keep Spirit
of Excellent
Tuhan Yesus memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar